PLN Kejar Ketertinggalan Rasio Kelistrikan NTT

Redaksi - Jumat, 12 Februari 2021 03:58
PLN Kejar Ketertinggalan Rasio Kelistrikan NTT listrik di flores (sumber: 2021/02/1613051723229.jpeg)

PT Perusahaan Listrik Negara (PLN)  baru saja melistriki 39 desa terpencil yang tersebar di Nusa Tenggara Timur (NTT). Dengan begitu, rasio desa berlistrik di provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) meningkat ke titik di atas 90 persen. 

Awal Januari lalu, Kementerian Energi dan Sumber Daya (ESDM) mencatat rasio elektrifikasi secara nasional pada 2020 telah mencapai 99,2 persen. Namun demikian, masih ada satu provinsi yang rasio elektrifikasinya masih tertinggal di kisaran 80-90 persen.

General Manager PLN Unit Induk Wilayah NNTT Agustinus Jatmiko mengungkapkan PLN terus berusaha mengejar ketertinggalan rasio kelisitrikan di NTT. 

Menurut Jatmiko untuk melistriki 39 desa tersebut, PLN membangun jaringan tegangan rendah (JTR) sepanjang 189,80 kilometer sirkuit (kms), jaringan tegangan menengah (JTM) sepanjang 132,69 kms, dan Gardu sebanyak 44 buah dengan kapasitas daya 2200 kiloVolt Ampere (kVA).

 Jatmiko menjelaskan, pembangunan jaringan di desa-desa terpencil NTT memang berjalan pelan karena kendala geografis. Hampir semua desa berada di wilayah pebukitan, dengan akses jalan raya yang sangat terbatas. Namun listrik akhirnya dapat hadir bagi 8.234 calon pelanggan yang tersebar di 39 Desa di NTT.

"Semoga dengan hadirnya listrik dapat meningkatkan roda perekonomian seperti UMKM, hasil laut, kerajinan, kios, pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat," tutur Jatmiko dalam keterangan resmi, Kamis, 11 Februari 2021.

Sebelum dilistriki oleh PLN, masyarakat di 39 desa tersebut hanya menikmati penerangan melalui generator set (genset). Kini dengan hadirnya listrik warga bisa menikmati listrik dengan harga yang murah dan aman. 

 Salah satu warga kampung Puta, desa Tonggurambang, di Nagekeo mengatkan bergembira atas kehadiran listrik di desanya.

 "Sebetulnya, kami warga kampung Puta, sudah menanti listrik sangat lama. Ironisnya, Puta ini berada di pinggiran ibukota kapubaten Nagekeo. Bahkan, terletak di jalur kota Danga menuju Pelabuhan utana Nagekeo, Marapokot. Tapi, baru sekarang  listrik dari PLN masuk kampung,” ungkap Mikael Angelo.

Rasio kelistrikan terendah

Awal Januari lalu, Kementerian Energi dan Sumber Daya (ESDM) mencatat rasio elektrifikasi secara nasional pada 2020 telah mencapai 99,2 persen. Namun demikian, masih ada satu provinsi yang rasio elektrifikasinya masih tertinggal di kisaran 80-90 persen.

Pemasangan jaringan listrik di 39 desa terpencil, jelas Jatmiko, merupakan bagian upaya PT PLN untuk menigkatkan rasio kelistrikan di provinsi NTT. Hingga Ferbruari 2020, terdapat sebanyak 3.086 desa yang terlistriki dari total 3.353 desa di NTT. Rasio kelistrikannya hanya mencapai 86,36 persen.

Sebagaimana dirilis Antara (2/3/2020), PT PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Provinsi NTT bertekad akan mengalirkan listri di 267 desa NTT pada 2020. Namun, selama Januari-Desember 2020, PLN baru berhasil mengalirkan listrik ke 111 desa belum berlistrik 

“111 desa ini dengan total jumlah pelanggan 82.484 kepala keluarga,” kata Jatmiko. Sebagaimana dikutip nusadaily.com (23/12/2020).

Jatmiko menjelaskan, untuk menghadirkan listrik di 111 desa itu, PLN NTT membangun jaringan tegangan menengah sepanjang 664 kilometer sirkuit (kms) dan jaringan tegangan rendah (JTR) 738 kms.

PLN NTT juga membangun sebanyak 209 unit gardu dengan total kapasitas 10.450 kilovolt ampere (kVA). (BS/MAP)

RELATED NEWS