Kasus DBD Meningkat, Forum Pemuda Kangae Ajak Warga Bersihkan Lingkungan Mulai dari Rumah

redaksi - Rabu, 27 Maret 2024 20:47
Kasus DBD Meningkat, Forum Pemuda Kangae Ajak Warga Bersihkan Lingkungan Mulai dari Rumah FOGGING - Petugas Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka melakukan fogging di tiga lokasi RT terdampak di Desa Habi, Kecamatan Kangae, Kabupaten Sikka, Rabu, 27 Maret 2024. (sumber: Mardat)

MAUMERE (Floresku.com) - Forum Pemuda Kangae (FPK) mengajak masyarakat di Kecamatan Kangae, Kabupaten Sikka untuk menjaga kebersihan lingkungan dimulai dari lingkungan rumah tangga masing-masing, Rabu (27/3).

Ajakan itu menyusul adanya 10 kasus DBD dengan 5 kasus terbanyak di Desa Habi.

Ketua Forum Pemuda Kangae (FPK), Albert Aquinaldo mengatakan, menjaga kebersihan lingkungan merupakan tanggung jawab setiap warga yang harus dilakukan secara sadar.

"Kebersihan ini tanggung jawab kita bersama, mulai dari lingkungan rumah kita masing-masing dan ini harus dilakukan secara sadar, jangan tunggu ada kasus DBD dulu baru kita mulai giat lakukan kebersihan," ujar Albert.

Dia juga mengatakan, seharusnya kasus-kasus sebelumnya menjadi pelajaran berharga bagi warga untuk terus dan tetap menjaga kebersihan lingkungan rumah.

Sebelumnya diberitakan, lima anak di RT 001, 002, dan 003, Dusun Habi Gahar, Desa Habi, Kecamatan Kangae, Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur terkena DBD dan sempat dirawat di RSUD Tc Hillers Maumere.

Saat ini kelima anak yang terkena DBD sudah pulang ke rumah masing-masing.

Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka bahkan sudah melakukan fogging di tiga lokasi RT terdampak, Rabu, 27 Maret 2024. Fogging berikutnya dijadwalkan pada Rabu, 3 April 2024.

Pj Kepala Desa Habi, Emerensiana Kartini kepada media ini, mengatakan ada satu orang dewasa yang meninggal dunia diduga terkena DBD. Namun pihak Pemerintah Desa Habi belum menyatakan DBD karena belum ada diagnosa medis yang pasti.

"Kita di Habi ini mulai dari tanggal 29 Januari sampai sekarang itu sudah ada 6 kasus, kalau untuk kasus kematian yang kemarin itu dari dokter belum mendiagnosa atau belum bisa pastikan itu DBD karena ada penyakit bawaan lainnya tetapi diduga dengan DBD," jelas Emerensiana Kartini.

Dengan adanya kasus DBD di Desa Habi, kata Emerensiana, Pemerintah Desa Habi sudah melakukan edukasi kepada masyarakat terkait dengan kebersihan lingkungan yang dimulai dari rumah masing-masing warga Desa Habi.

Pemerintah Desa Habi melalui RT, RW dan Kepala Dusun juga sudah memberikan pengumuman khususnya di tiga lokasi RT yang terdampak yakni RT 001, 002 dan 003 untuk melaksanakan kerja bakti membersihkan lingkungan.

"Memang untuk kesadaran masyarakat akan kebersihan itu masih rendah tapi kita akan terus memberikan edukasi dan pemahaman kepada masyarakat untuk terus menjaga kebersihan karena itu hal yang paling utama sehingga kita terbebas dari DBD," ujar Emerensiana.

Emerensiana juga menyebutkan, Pemerintah Desa Habi juga membuat jadwal kebersihan lingkungan di masing-masing RT pada setiap hari Jumat dan Sabtu.

Sebagai upaya pencegahan dan penanggulangan DBD, masyarakat diimbau meningkatkan 4 M plus, yaitu menutup rapat penampung air, menguras tempat penampungan air seminggu sekali, mengubur atau mendaur ulang kaleng atau botol bekas yang dapat menampung air.

Kemudian, memantau semua wadah penyimpanan air yang berpotensi menjadi tempat perindukan nyamuk demam berdarah. Plusnya adalah penggunaan obat nyamuk, losion anti-nyamuk, pemakaian kelambu dan pemberian abate pada tempat penampungan air yang sulit dikuras.

Tags FPKDBDDesa HabiBagikan

RELATED NEWS