Biennale Seni Islam: ‘Pencarian Keindahan Bersifat Universal’
redaksi - Rabu, 29 Januari 2025 17:27JEDDAH (Katolikku.com) -Vatican News mengunjungi Biennale Seni Islam kedua di Jeddah, Arab Saudi. ‘Pencarian kebenaran, pengetahuan, dan keindahan’, kata Abdul Rahman Azzam, ‘tidak dimiliki oleh satu agama, satu budaya, satu peradaban’.
Edisi kedua Biennale Seni Islam, berjudul "And All That Is In Between", kini tengah berlangsung di Jeddah, Arab Saudi.
Pameran – yang judulnya diambil dari Al-Quran – telah disebut sebagai “eksplorasi mendalam tentang bagaimana iman dijalani, diungkapkan, dan dirayakan”.
Pertama kali diadakan pada tahun 2023, edisi kedua Biennale ini menampilkan sejumlah barang yang dipinjam dari Perpustakaan Apostolik Vatikan, termasuk terjemahan kuno Al-Quran, teks tentang astronomi, dan peta Sungai Nil abad ke-17 yang unik, panjangnya hampir enam meter.
- Mahasiswa Palestina Ungkap Terima Kasih untuk Prabowo, Bisa Kuliah Kedokteran Gratis di Unhan
- Pesan Inspiratif: Panggilan Untuk Terus-menerus Mewartakan Sabda Allah
Di Jeddah, Vatican News berbincang dengan Julian Raby dan Abdul Rahman Azzam, dua direktur artistik Biennale, tentang pameran tersebut, dan pentingnya kontribusi Vatikan terhadapnya.
‘Hanya Vatikan’
Biennale diadakan di Terminal Haji Barat Bandara Internasional Raja Abdulaziz di Arab Saudi.
Raby menekankan pentingnya lokasi ini, dekat dengan kota Mekkah – “tempat kelahiran Islam” – dan Jeddah, yang “mungkin merupakan kota paling internasional di dunia selama ribuan tahun - tempat setiap Muslim dari Maroko hingga Tiongkok akan datang untuk menunaikan ibadah haji”.
Lingkungan ini, kata Raby, “menciptakan kebutuhan untuk menanggapi hakikat Islam, dan kebutuhan untuk berpikir tentang Islam yang bergema di seluruh dunia”.
34 lembaga dari seluruh penjuru dunia, tegasnya – “dari Mali hingga Bali” – telah berkontribusi pada Biennale.
Di antaranya adalah Perpustakaan Apostolik Vatikan, yang menyediakan – di antara objek-objek lainnya – terjemahan Al-Quran ke dalam bahasa Ibrani dan Yunani. Terjemahan ini, kata Raby, diproduksi dalam kurun waktu satu abad sejak naskah asli berbahasa Arab ditulis.
“Hanya Vatikan yang bisa melakukan itu!”
Pencarian universal akan keindahan
Dalam wawancaranya dengan Vatican News, Azzam mengangkat tema serupa.
Salah satu tujuan utama Biennale, katanya, adalah untuk menunjukkan bahwa “peradaban Islam bukan sekadar peradaban Arab, tetapi peradaban yang melintasi banyak, banyak benua”.
Azzam menekankan, penting juga untuk bekerja sama dengan lembaga-lembaga non-Muslim, untuk menunjukkan bahwa “gagasan-gagasan ini bersifat universal, bahwa pencarian kebenaran, pencarian pengetahuan, dan pencarian keindahan tidak dimiliki oleh satu agama, satu budaya, satu peradaban pada satu waktu”.
Dalam hal ini, Azzam menekankan bahwa kerja sama dengan Vatikan “hanyalah sebuah kesenangan”.
“Setiap langkah merupakan langkah penghormatan, toleransi, pemahaman, dan kecerdasan,” katanya, seraya mengungkapkan harapannya bahwa kolaborasi untuk pameran tahun ini hanyalah “langkah awal dari banyak langkah kolaborasi antara Perpustakaan Apostolik Vatikan dan Islamic Arts Biennale”. (Leonny/Sumber: vaticannews.com). ***