Gandeng SpaceX, NASA Akan Terbangkan Roket ke Bulan Terbesar Jupiter 2024

MAR - Selasa, 27 Juli 2021 15:20
 Gandeng SpaceX, NASA Akan Terbangkan Roket ke Bulan Terbesar Jupiter 2024<p>NASA</p> (sumber: 2019/08/jupiter.jpg)

JAKARTA  (Floresku.com) -- Badan Antariksa Nasional Amerika Serikat (NASA) memastikan misi penjelajahan ke bulan terbesar planet Jupiter, Europa, pada tahun 2024. Pesawat ruang angkasa Europa Clipper nantinya akan diluncurkan di atas roket SpaceX Falcon Heavy dari NASA Kennedy Space Center di Florida, AS, Al Jazeera melaporkan pada Senin, 26 Juli 2021.

Europa adalah bulan es planet Jupiter yang memiliki lautan yang berisikan air di bawah cangkang esnya. Europa merupakan salah satu tempat terbaik di lingkaran tata surya yang menampung kehidupan asing selain Bumi.

Pejabat NASA mengatakan, tiket perjalanan telah resmi dipesan dan jika misi ini berjalan sesuai rencana, maka pada Oktober 2024 misi wisata luar angkasa dimulai. Diperkirakan perjalanan memakan waktu enam tahun sehingga tiba di Europa sekitar tahun 2030.

Kontrak perjalanan ruang angkasa ini dimenangkan oleh SpaceX senilai  US$178 juta atau setara Rp2,6 triliun pada pekan lalu.

SpaceX adalah perusahaan luar angkasa yang didirikan Elon Musk tahun 2002. Bos Tesla ini memiliki ambisi besar untuk melakukan wisata luar angkasa. Salah satu upaya yang dilakukan adalah menciptakan roket Falcon yang bisa dipakai ulang setelah melakukan peluncuran.

Dalam misi ke Europa nantinya, pesawat ruang angkasa Clipper akan melakukan survei rinci mengenai bulan Jupiter tersebut dan menggunakan seperangkat instrumen sains canggih untuk menyelidiki apakah bulan es memiliki kondisi yang cocok untuk kehidupan.

Tujuan utama dari misi luar angkasa ini adalah untuk menggambarkan permukaan bulan agar membantu para ilmuwan menentukan komposisinya, mencari tanda-tanda aktivitas geologis, dan mengukur ketebalan cangkang es bulan Jupiter.

Selain itu, misi ini akan mencari danau bawah permukaan, dan menentukan kedalaman dan salinitas laut bawah permukaan Europa.

Karena itu, Clipper akan menghabiskan empat tahun terbang di atas permukaan bulan untuk melakukan penelitian mendalam.

Selain memeriksa kelayakhunian bulan, Clipper juga akan membantu perencana misi memilih tempat yang menjanjikan untuk pendarat di masa depan.

Europa Clipper sebetulnya resmi diberi lampu hijau oleh NASA pada tahun 2015. Clipper secara hukum diwajibkan untuk meluncurkan Space Launch System (SLS) milik NASA. Namun baru-baru ini berubah karena penundaan terus-menerus dan pembengkakan biaya dengan SLS.

SLS adalah roket bulan milik NASA. Peluncur perkasa ini dirancang untuk membawa muatan ke luar angkasa dan yang pertama dari misi tersebut, penerbangan uji coba dijadwalkan diluncurkan akhir tahun ini.

NASA berulang kali mendesak Kongres untuk mempertimbangkan mengizinkan Europa Clipper terbang dengan pesawat ruang angkasa komersial. Menurut NASA, penggunaan Europa Clipper dapat menghemat misi hingga US$1 miliar atau setara Rp14,5 triliun.

Akhirnya, NASA mengeluarkan panggilan resmi untuk proposal, dan meluangkan waktu untuk meninjau opsi lain. Pekan lalu, NASA pun memilih Falcon Heavy milik SpaceX menjadi pilihan terbaik dari misi ini.

RELATED NEWS