HOMILI, Misa Vigili Malam Natal 2024: Hari Ini Kritus Cahaya Dunia Telah Lahir bagi Kita
redaksi - Selasa, 24 Desember 2024 11:38Oleh: Pater Gregor Nule, SVD
(Yes, 9:1-6; Tit 2:11-14; Luk 2:1-14)
Ilustrasi
Diceritakan bahwa di suatu malam Natal bapak Edi terpaksa tidak mengikuti perayaan Ekaristi karena ia harus membujuk anaknya yang sudah seminggu tidak pulang ke rumah karena bermain judi bersama teman-temannya.
Ketika Edi sedang menanti anaknya di depan rumah JUDI, tiba-tiba datanglah seorang pemuda dan bertanya :”Bapak, menunggu siapa di sini?” Jawabnya, “Saya menunggu Anton, anak saya, karena ingin membawa dia pulang ke rumah”.
Pemuda itu bertanya lagi, “Mengapa mesti berkorban menunggu di malam yang dingin seperti ini”? Edi menjawab, “Sebagai orangtua, saya merasa wajib dan bertanggungjawab mengajak anakku kembali ke rumah. Dia masih terlalu muda. Dan malam ini adalah Malam Natal”.
Mendengar itu meneteslah air mata pemuda itu lalu berkata, “Bapak adalah ayah yang baik, saya berharap memiliki ayah seperti bapak”. Lalu ia masuk ke dalam rumah, dan tiba2 suasana rumah itu menjadi sunyi, tidak terdengar keributan lagi.
Kemudian pemuda itu keluar bersama Anton dan beberapa orang lainnya. Pemuda itu berkata, “Anton, karena ayahmu, saya tutup tempat judi ini.
Kamu harus bersyukur memiliki ayah seperti ini. Kamu harus pulang ke rumah dan mengikuti nasehat ayahmu.
Jangan bermain judi lagi, ya! Ayahmu sudh berkorban menunggumu di malam Natal ini”. Lalu Edy dan anaknya pulang ke rumah, diiringi rasa haru dan sukacita.
Refleksi
Kita sedang merayakan Malam Natal, malam yang penuh kenangan. Malam Natal mengajak kita untuk memaknai misteri Allah menjadi Manusia.
Ada banyak pesan Natal yang dapat kita petik dan wartakan dari bacaan-bacaan malam ini. Dan pesan yang paling menonjol adalah Damai dan sukacita Natal.
Natal adalah sebuah peristiwa iman yang sungguh istimewa, yakni kelahiran dan kehadiran Cahaya ilahi di atas bumi. Peristiwa Natal memberi tekanan pada terang atau cahaya lawan kegelapan dan kekelaman yang mengerikan dan menakutkan.
Dalam Natal terjadi tindakan Allah yang terpancar dari hati maharahim dan penuh belaskasih demi kebaikan dan keselamatan umat manusia.
Allah menyembuhkan kemanusiaan kita yang sakit dan terluka akibat dosa, menerangi hidup kita yang suram bahkan gelap gulita, lalu mengubahnya menjadi terang yang memberikan kedamaian, ketenangan dan sukacita.
Edy, dalam ilustrasi di atas, membawa Cahaya Malam Natal kepada anaknya dan pemuda, pemilik rumah judi itu, dan mengajak mereka keluar dari kegelapan dan kekelaman dengan menawarkan cara pandang atau cara pikir yang baru bahwa judi itu tidak baik bahkan bakal menghancurkan masa depan pribadi dan keluarga.
Malam ini Yesus lahir di “kandang Betlehem hati kita” sebagai Cahaya yang menerangi hidup kita yang mungkin masih terpasung oleh kegelapan sehari-hari di mana kebiasaan-kebiasaan buruk, pikiran dan perbuatan-perbuatan jahat, dan kecenderungan-kecenderungan yang mengutamakan kepentingan diri atau suka menyakiti hati orang lain lantaran cemburu, iri hati, masih terus menguasai hati dan hidup kita.
Karena itu, Natal merupakan ungkapan cinta yang luar biasa dari Allah kepada manusia yang terbelenggu dosa dan hidup dalam kegelapan.
Karena cinta Allah rela “turun ke bawah”, solider dengan kita, mau menjadi Manusia supaya pulihkan kembali martabat kita yang telah hancur, rusak, hina oleh karena perbuatan kita sendiri. Allah rela berkorban karena cinta.
Bapak Edy pun rela berkorban menunggu anaknya di luar rumah judi selama berjam-jam terdorong oleh cinta kepada anaknya. Ia mau supaya anaknya baik dan punya masa depan cerah. Ia ingin agar anaknya hidup dan melintasi jalan yang benar. Ia mau agar keluarganya rukun dan hidup dalam damai.
Inilah makna Natal untuk bapak Edy dan keluarganya.
Bagaimana dengan kita? Sebagai orang kristen, kita pun dipanggil dan diutus untuk menghidupi Natal Kristus di tengah lingkungan keluarga dan masyarakat kita.
Artinya, kiita dipanggil untuk rela berkorban dan buat sesuatu untuk kebaikan dan kebahagiaan orang lain, khusunya mereka yang telah jatuh ke dalam kegelapan dan kejahatan-kejahatan, jauh dari jalan hidup yang baik dan benar.
Kita dipanggil dan diutus untuk membawa cahaya Natal ke tengah keluarga dan masyarakat kita. Bahkan kita diharapkan menjadi cahaya bagi keluarga dan dunia melalui sikap, kata-kata dan perbuatan kita.
Seperti bapak Edi, kita hendaknya berusaha agar sikap, kata-kata dan perbuatan-perbuatan kita yang baik dan benar memotivasi orang lain untuk tinggalkan cara hidup yang tidak benar dan jahata, lalu coba menata hidup baru sesuai dengan kehendak Allah.
Malam ini adalah malam sukacita besar bagi para penghuni kota Betlehem, khusunya para gembala yang sedang menjaga hewan piaraan mereka, karena telah menyaksikan kebesaran kasih Allah.
Apakah malam ini juga menjadi malam sukacita bagi kita sekalian? Atau, kita merasa biasa-biasa saja. Atau mungkin ada yang tidak merasakan kegembiraan Malam Natal karena masih dihantui oleh masalah-masalah tertentu.
Semoga sang Bayi Ilahi menganugerahkan kepada kita dan keluarga-keluarga kita damai dan sukacita sejati.
SELAMAT PESTA NATAL. MARI KITA HIDUP DALAM SUKACITA DAN DAMAI TUHAN.
Kewapante, Malam Natal 24 Desember 2024