HOMILI Pater Gregor Nule SVD, Minggu 12 Juni 2022, Pesta Allah Tritunggal Mahakudus
redaksi - Minggu, 12 Juni 2022 05:27MISI ALLAH TRITUNGGAL MAHAKUDUS DI DALAM HIDUP ORANG BERIMAN
(Pesta Tritunggal C: Ams 8: 22-31; Rom 5:1-5; Yoh 16: 12 – 15)
Ilustrasi:
“Diceritakan bahwa di masa mudanya St. Agustinus mengalami pergolakan bathin yang luar biasa ketika berusaha untuk menyelami kebenaran Allah Tritunggal Mahakudus. Ia berkata, “Tidak mungkin Allah itu esa, tetapi memiliki tiga pribadi, yakni Bapa, Putera dan Roh Kudus”.
Kebenaran ini sungguh mengganggu ketenangan pikiran dan hatinya. Maka pada suatu ia berjalan-jalan di tepi pantai. Tiba-tiba ia melihat seorang anak kecil yang sedang menggali sebuah lubang di pantai dan berjuang memindahkan air dari laut ke lubang itu.
Melihat kejadian itu Agustinus bertanya, “Hai anak, apa yang sedang engkau lakukan?”. Anak itu menjawab, “Aku mau memindahkan air laut dari samudera itu ke lubang ini”.
Kata Agustinus, “Hai anak bodoh, tidak mugkin air laut dari samudera seluas ini dapat dipindahkan ke lubang kecil itu.”
Tetapi, anak kecil berkata, “ya benar. Dan, tidak mungkin kepala dan otakmu yang kecil itu sanggup memahami kebenaran Allah yang maha agung dan mulia”.
Dan seketika itu anak itu menghilang dari pandangan Agustinus”.
Refleksi:
Hari ini kita merayakan Hari Raya Tritunggal Mahakudus. Pesta ini mengungkapkan sebuah kebenaran iman yang paling agung, tetapi, sekaligus sangat sulit kita pahami dengan akal budi. Santu Agustinus telah mengalami kesulitan yang sama ketika berusaha membangun imannya akan Allah yang benar, sebagaimana kita dengarkan dalam ilustrasi di atas.
Hal serupa dialami juga oleh para murid Yesus dahulu. Yesus berkata, “Masih ada banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya”, (Yoh 16:12).
Meski demikian, Yesus mengingatkan para murid agar tidak perlu cemas akan situasi keterbatasan manusiawi mereka. Allah Bapa sendiri mengetahui situasi itu, dan Dia tahu apa yang akan Ia lakukan. Dalam nama Yesus , Bapa akan mengirim seorang Penolong, yaitu Roh Kebenaran, yang menuntun para murid kepada seluruh kebenaran.
Roh Kebenaran itu juga akan menyingkapkan misteri Allah kepada Gereja, umat Allah, dari waktu ke waktu. Dan, Roh Kebenaran itu juga akan menuntun Gereja untuk menafsirkan dan memaknai secara baru Sabda Allah menurut kebutuhan dan tantangan zaman.
Pesan lain dari Injil hari ini adalah tentang misteri kesatuan Allah Tritunggal. Dan, Yesus adalah pusat kesatuan itu. Tetapi, kita hanya dapat sampai pada Yesus, pusat kesatuan itu, melalui Roh Kebenaran.
Kita mengenal Bapa melalui Yesus yang telah menyampaikan apa yang didengarNya dari Bapa. Roh juga hanya akan memimpin kita pada kebenaran yang didengarNya dari Yesus. Itulah sebabnya Yesus berkata, “Ia akan memberitakan kepadamu apa yang Dia terima daripadaKu. Segala sesuatu yang Bapa punya adalah kepunyaanKu”, (Yoh 16:15). Dengan demikian, Yesus dan Bapa adalah satu.
Selain itu, misteri Tritunggal mahakudus dialami dan dipahami Gereja melalui misi dan peranNya di dalam hidup sehari-hari. Allah yang kita imani adalah Allah yang esa, yang menampakkan Diri dalam tiga pribadi: Bapa, Putera dan Roh Kudus.
Tiap hari kita dapat mengalami Pribadi Bapa yang mencipta, mengadakan dan melahirkan. Bapa yang memelihara, menumbuhkan hidup manusia dan seluruh alam semesta. Bapa yang selalu menciptakan secara baru segala sesuatu dalam alam semesta. Kita selalu lihat dan alami hal-hal baru karena inisiatif dan karya Bapa.
Tiiap hari kita mengalami Pribadi Putera yang melaksanakan kehendak keselamatan Bapa bagi manusia dan dunia. Putera yang menebus, membebaskan dan memulihkan semua yang rusak dan terluka. Putra yang membangkitkan dan menghidukan semua yang mati dan terkulai.
Tiap hari kita juga mengalami Pribadi Roh Kudus. Roh yang membaharui, menghibur dan menyertai. Roh yang menghembuskan cinta, persaudaraan, kegembiraan dan harapan. Dan, Roh yang membuat segala sesuatu baru dan dinamis.
Karena itu, bercermin pada misteri Allah Tritunggal Mahakudus, kita belajar membangun persatuan, persaudaraan dan kerja sama di dalam keluarga, KBG, Lingkungan, Paroki, dan masyarakat guna mengusahakan kebaikan dan kepentingan bersama. Kesatuan Allah Tritunggal dijiwai dan didasarkan pada kasih.
Maka hidup dan kerja sama di antara kita pun hendaknya didasarkan kasih. Hanya dalam kasih sejati dan dalam pemeliharaan Allah Tritunggal Mahakudus kita teguh bersatu dan bersaudara. Amen.
Kewapante, Minggu, 12 Juni 2022.