Kasi Pendidikan Katolik Kabupaten Sikka Minta Para Guru Katolik Kedepankan Toleransi Beragama
redaksi - Selasa, 30 Maret 2021 18:21MAUMERE (Floresku.com) - Kepala Seksi (Kasi) Pendidikan Katolik Kabupaten Sikka Krensentia Reo menyatakan agar para guru Katolik selalu mengedepankan toleransi dan moderasi beragama ketika melakukan kegiatan belajar mengajar di sekolahnya masing-masing.
Kresentia Reo menampaikan hal tersebut saat membawakan materi terkait peran guru agama Katolik dalam membangun kerukunan di hadapan para guru agama Katolik dalam kesempatan seminar bertajuk ‘Meningkatkan Profesional Guru’ di Magepanda, Kabupaten Sikka, Senin, (29/031).
Tercatat ada 9 orang guru agama Katolik yang mengikuti kegiatan dimaksud.
“Salibkan setiap prasangka buruk terhadap agama lain, bangkit dan wartakan kedamaian agar toleransi, moderasi beragama dan kebersamaan umat tercipta dengan baik. Guru agama Katolik harus mensyaratkan ini sebagai salah satu dimensi etis pewartaan dan model praktis pembangunan kehidupan kemanusiaan,” kata Krensentia Reo.
Menurut Kresentia Reo, setiap guru agama Katolik yang ada adalah orang – orang hebat. Tetapi lebih mulia apabila mereka menjelamakan konsep teoritis menjelmamenjadi gaya hidup. Teori tentang moderasi beragama, kerukunan, toleransi, kedamaian sudah diketahui oleh para guru agama Katolik, tetapi praksis yang ada menuntut kerja lebih. "Inilah panduan istimewa, bahwa guru agama Katolik mampu menyelaraskan teori dan praktek,” pungkasnyya.
Krensentia menegaskan bahwa di era serba terbuka ini, guru agama Katolik mesti menjadi pelopor, penggerak moderasi beragama, tidak mentahtakan konsep semata, tetapi masuk dan berproses didalamnya. Ini artinya, guru agama Katolik harus menjadikan moderasi beragama sebagai tiang sanggah untuk mewartakan kebaikan, mengusahakan agar anak didik sungguh menjalankan apa yang diajarkan. Nilai kebaikan, etis dan moralitas harus diketahui anak – anak,” tambahnya.
“Sebagai role model, tunjukkan diri dengan perilaku yang benar, tidak mengkotak-kotakkan antara suku, etnis, ras yang ada. Kita dipersatukan dalam kedamaian universal, untuk mendorong perdamaian dan tegaknya persatuan,” ungkapnya.
“Tinggalkan semangat rimba untuk saling menghancurkan. Guru agama Katolik harus memberi ciri khas, membawa pesan iman, tidak menyepelehkan perbedaan. Perbedaan itu indah,” pungkasnya.
Kasie Penkat Kemenag Sikka ini berharap agar seminar keagamaan yang diikuti harus sampai kepada praktek.
“Kita menghendaki agar Moderasi Beragama tidak menjadi jargon semu. Mari terus menjadi pewarta Moderasi Beragama, kerukunan, toleransi mulai dari dalam diri kita sendiri di tempat kita hidup dan bersosialisasi,” tutupnya. (KA/NDA).