Kegiatan Non Fisik TMMD Hari Kedua, Kodim 1603/Sikka Gandeng Dinas Pertanian Kabupaten Sikka
redaksi - Kamis, 08 Agustus 2024 19:29NITA (Floresku.com) - Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) yang ke-121 melaksanakan kegiatan non fisik hari kedua Penyuluhan Teknologi Tepat Guna Dan Lingkungan Hidup dan Kehutanan,bertempat di Desa Riit, Kecamatan Nita,Kamis (8/8).
Pada kegiatan penyuluhan tersebut, Kodim 1603/Sikka menggandeng Dinas Pertanian dalam hal ini diwakili oleh BPP Kecamatan Nita.
Hadir dalam kegiatan tersebut, para aparat Pemerintah Desa Riit dan puluhan warga Desa Riit.
Penyuluhan Non Fisik TMMD ke-121 Kodim 1603/sikka ini sangat bermanfaat bagi Masyarakat desa riit, Penyuluhan Teknologi tepat guna dan lingkungan hidup dan kehutanan, Program TMMD Wilayah kodim 1603/Sikka dan pemerintahan Kabupaten Sikka yang disampaikan oleh BPP Kecamatan Nita.
Dalam penyuluhan BPP Kecamatan Nita, Manserius Menga menyapaikan ada dua poin penting dalam teknologi tepat guna,lingkungan hidup dan juga kehutanan yakni Darurat Pangan dan Neraka Iklim.
- Meriahkan HUT RI ke-79: Tim Tarik Tambang Rutan Larantuka Tumbangkan Tim Kemenag Flotim
- Anggota Komisi IV DPR RI, Julie Sutrisno Sosialisasi 4 Pilar MPR RI di Desa Lohayong Flores Timur
”Perubahan iklim saat ini sangat terasa, khususnya dalam hal pangan. Situasi dunia dalam kondisi tidak menentu karena bumi saat ini mengalami krisis pangan, berbagai masalah ini berdampak produksi pangan global terganggu. Di Indonesia, sejak Februari 2023 hingga saat ini mengalami fenomena alam yang disebut El Nino, kemarau yang berkepanjangan. Solusi mengatasi krisis pangan kita harus Swasembada," ucap Manserius.
Saat ini juga dunia sedang menuju ke neraka iklim. Hal itu dibuktikan dengan gelombang panas yang dirasakan masyarakat dalam setahun terakhir.
"Saya kira Bapak Ibu semuanya sudah mendengar atau tau bahwa dunia menuju pada neraka iklim,Suhu akan mencapai rekor tertinggi pada 5 tahun ke depan.kita didesa ketinggian belum merasakan betul adanya gelombang panas.
"Kalau dikota masyarakat akan merasakan panas dan pastinya akan malas keluar rumah atau mencari tempat untuk berteduh bisa. Tapi urusan pangan, hati-hati masalah ini," kata Manserius
Jika suhu panas terus-menerus didiamkan dan tidak ada pergerakan, maka pada tahun 2050 dunia akan mengalami kelaparan berat maka dari itu kita harus menjaga alam yang ada saat ini.
"Yang harus direncanakan, diantisipasi sejak mulai sekarang. Karena diperkirakan 50 juta petani akan kekurangan air, nggak ada air. Dan akan masuk kepada tadi kekurangan pangan," jelasnya.
Maka dari itu, Manserius mengharapkan Warga desa riit dan kepada semua pihak agar tidak bermain-main dengan urusan kekeringan. Sebab, katanya, akan berdampak pada produksi yang berkurang serta stok yang tidak ada mengakibatkan kenaikan inflasi.
"Dan itu adalah urusan kehidupan, urusan kehidupan manusia. Sekali lagi begitu produksi karena panas, urusan air tidak kita urus, produksi turun, stok menipis, otomatis harga pasti naik, otomatis juga inflasi pasti akan naik lagi. Rentetan ini yang harus diantisipasi, direncanakan dan korbannya sekali lagi rakyat," ujarnya.
“Oleh karena itu jagalah mata air yang ada di desa riit ini dan jangan menebang hutan dan lakukan penghijauan disekitar mata air,” tandasnya. (Mardat). ***