Masih Kabur Apa Tujuan Akhir Amerika di Ukraina
redaksi - Minggu, 26 Maret 2023 09:39KYIV (Floresku.com) - Ketika Presiden Joe Biden melakukan perjalanan ke Kyiv pada 20 Februari dia memberi tahu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bahwa dia dapat mengandalkan dukungan berkelanjutan dari Amerika Serikat.
Namun sejumlah pakar keamanan yakin pemerintahan Biden belum secara jelas menyatakan apa tujuan strategisnya di Ukraina. Tidak jelas apakah Amerika mendukung Ukraina mengusir semua pasukan Rusia dari wilayahnya, atau apakah Amerika akan menerima perdamaian yang dinegosiasikan. Yang berarti gagal mencapai kemenangan total Ukraina.
Jenis ambiguitas ini sebenarnya telah menjangkiti Amerika Serikat saat berperang di Irak, Afghanistan, Suriah, dan di tempat lain Untuk sebagian besar abad ke-21, Amerika tidak memiliki kebijakan atau strategi yang efektif untuk memenangkan konflik. Akibatnya mereka menimbulkan Perang Abadi.
Pensiunan Jenderal Angkatan Udara Philip Breedlove mengatakan Amerika Serikat tidak memiliki kebijakan yang mendukung Ukraina mengalahkan Rusia di medan perang. Sosok yang memimpin NATO dan Komando Eropa Amerika dari 2013 hingga 2016 ini mengatakan Amerika terus berjanji akan memberi mereka semua yang diperlukan. Tetapi - semua yang diperlukan untuk melakukan apa?.
“Kami juga mengatakan akan berada di sana selama diperlukan. Tetapi selama diperlukan untuk melakukan apa? Sebagai seorang komandan militer, jika seseorang memberi saya arahan seperti itu, maka saya tidak akan tahu apa yang mereka minta untuk dia lakukan,” kata Breedlove kepada Task and Purpose 23 Maret 2023.
Menurut Breedlove pemerintah Amerika perlu menjelaskan bahwa kebijakannya adalah menyediakan sumber daya yang dibutuhkan Ukraina untuk mengusir Rusia dari semua wilayahnya. Termasuk Krimea. Dan berapa lama pun waktu yang dibutuhkan.
Memiliki kebijakan yang jelas tentang Ukraina akan menentukan berapa lama perang akan berlangsung. Ukraina telah membuktikan bahwa jika mereka diperlengkapi dengan baik. Mereka dapat mengalahkan Rusia, seperti yang mereka lakukan di luar Kyiv pada awal perang. Juga di tempat lain itu sejak itu.
Breedlove menegaskan bagaimanapuin perjuangan ini 100% bergantung pada kebijakan Barat. Dia meyakini jika Amerika memilih untuk memberi mereka apa yang Ukraina butuhkan untuk menang, mereka akan menang. Dan ini tidak akan menjadi perang yang berlarut-larut. “Jika Amerika memilih untuk tidak memberi mereka apa yang mereka butuhkan untuk menang. Maka ini bisa berubah menjadi perang yang tidak berkesudahan,” katanya.
Pensiunan Letnan Jenderal Angkatan Darat Ben Hodges melontarkan nada serupa. Mantan komandan Angkatan Darat Amerika di Eropa ini mengakui Pemerintahan Biden pantas mendapat pujian karena menyatukan aliansi negara-negara yang mendukung Ukraina. Juga mendapatkan dukungan bipartisan di Kongres untuk memberikan bantuan militer bagi Ukraina.
“Tetapi Amerika telah berhenti untuk menyatakan tentang semua ini dengan cara yang jelas dan konkret,” katanya.
Hodges tidak mengerti mengapa Biden tidak bisa mengatakan Amerika ingin Ukraina menang. tujuan kami adalah agar Ukraina menang. Karena pemerintah Amerika belum secara jelas menyatakan mendukung kemenangan Ukraina, menurut Hodges, para pemimpin di Kremlin masih memiliki harapan Amerika dan negara lain pada akhirnya akan kehilangan keinginan untuk terus membantu Ukraina.
Letnan Kolonel Garron Garn, juru bicara Pentagon mengatakan sejak Rusia meluncurkan invasi Februari lalu, Amerika telah memberikan Ukraina bantuan militer senilai lebih dari US$32,5 miliar. Dia mengatakan strategi pemerintah Amerika adalah bekerja dengan Ukraina dan negara-negara lain untuk memberikan kebutuhan paling mendesak bagi Ukraina. Mereka termasuk artileri, kendaraan lapis baja, pertahanan udara, dan amunisi.
“Pada akhirnya, Ukraina yang akan menentukan seperti apa kemenangan itu. Tugas Amerika adalah tetap mendukung Ukraina di medan perang. Terutama agar Kyiv berada di posisi terbaik di meja perundingan kapan pun itu terjadi,” katanya.
Perdebatan
Baru-baru ini, Pentagon mengumumkan bahwa mereka mempercepat pengiriman tank M1 Abrams dan sistem rudal Patriot ke Ukraina. Namun Washington menolak untuk memberikan Ukraina beberapa sistem senjata yang mereka minta. Salah satunya Army Tactical Missile System yang memiliki jangkauan hingga 300 km. Amerika juga tetap menolak memberi Ukraina jet tempur.
Sejak Rusia menganeksasi Krimea pada tahun 2014, pemerintah Amerika telah terjebak dalam siklus yang awalnya menolak untuk memberikan senjata ke Ukraina. Gedung Putih baru berbalik arah setelah berbulan-bulan perdebatan internal.
George Barros, seorang analis Rusia di Institute for the Study of War menyebut setiap perdebatan akan menghilangkan kesempatan untuk membuat perbedaan nyata di medan perang. Barros Amerika selalu bermain kejar-kejaran. Dan itu bukan indikasi strategi yang benar-benar bagus.
Baros melihat pemerintah Biden selalu ragu-ragu untuk memberikan senjata ke Ukraina. Ini karena takut melewati garis merah Rusia yang dapat menyebabkan perang nuklir. Ketakutan itu terus menghambat kemampuan Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya untuk menghasilkan strategi Ukraina yang koheren.
Sebagai gambaran butuh beberapa tahun sebelum pemerintah Amerika setuju untuk memberikan rudal anti-tank Javelin Ukraina. Dan mengizinkan Ukraina untuk menyebarkan senjata itu ke unit-unit di garis depan.
Para pejabat Amerika pada awalnya juga menolak memberikan Ukraina tank tempur utama sebelum mengalah pada bulan Januari. Dan sekarang pemerintahan Biden menolak seruan untuk memberikan pesawat sayap tetap kepada Ukraina.
- Waspada Mental Anak Lemah, Kenali Ciri dan Penyebabnya
- Latih Anak Punya Mental Kuat Sejak Dini, Begini Caranya
- Bukan di MP3 Juice, Ini 3 Rekomendasi Situs untuk Download Musik Gratis
Seperti halnya tank, Baros memperkirakan kemungkinan besar pada akhirnya Amerika akan mengirim pesawat ke Ukraina. Tetapi itu setelah berbulan-bulan perdebatan yang menghilangkan momentum yang dikejar Ukraina.
Tetapi dukungan pemerintah Amerika untuk Ukraina juga menjadi masalah politik dalam negeri. Beberapa politisi berpendapat mendukung Ukraina bukan untuk kepentingan keamanan nasional Amerika.
Pensiunan Kapten Angkatan Laut Steven Horrell , dari pusat analisa kebijakan Eropa mengatakan jika Amerika mengatakanakan melakukan apa pun agar Ukraina menang, itu akan menjadi ledakan. Biden akan berada di tempat yang rentan di dalam negeri.
Horrell juga mencatat bahwa pejabat Amerika sering berbicara tentang mempertahankan Ukraina. Bukan membantu Ukraina menang. Itu bisa menunjukkan bahwa pemerintahan Biden belum memutuskan apakah kebijakan Amerika akan membantu Ukraina menang atau mencapai perdamaian yang dirundingkan.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Amirudin Zuhri pada 24 Mar 2023