Pastor 'Pembuat Gasing' Itu Telah Berpulang

redaksi - Sabtu, 14 Agustus 2021 15:47
Pastor 'Pembuat Gasing' Itu Telah BerpulangAlmarhum Pater Yan Bao SVD, wafat, 13 Agustus 2021 (sumber: FB/Mario)

JAKARTA (Floresku.com) - Jumat sore beredar kabar di media sosial  kalau Pater Yohanes Oba SVD, telah kembali rumah Bapa di Surga. Untuk mengkonfimmasi berita duka itu, redaksi menyempatkan diri, Pater Didimus Nai SVD, Provinsial SVD Timor.

“Ya, benar Pater Yan sudah berupang. Kami sedang berjaga (menunggu sambil berdoa) sekarang. Besok, Sabtu 14 Juli 2021, Pater Yan akan dimakamkan di peamakaman SVD di Nenuk. Saya berduka karena selain sebagai sama saudar, beliau juga pernah menjadi Pastor Paroki  di kampung saya, Maubesi,” begitu ujar Pater Didimus dengan suara berat.

Pengumuman Pater Provinsial SVD Timor, Pater Didimus Nai SVD (sumber: FB Mario Yosryandi Sara)

Kabar duka perihal kepulangan abadi Pater Yan Oba SVD kemudian mendapat respons secara luas dari para netizen.

Pada Sabtu, 14 Agustus 2021, pukul 13.39 WIB, sSalah seorang netizen, Mario Yosryandi Sara, menulis sebuah narasi yang menarik di grup facebook Timor Tengah Utara (TTU) Biinmaffo 'Bebas Berpendapat" mengenai almarhum Pater Yan Bao. Di bawah tajuk, “Pembuat Gasing itu Telah Berpulang” Mario menulis begini:

"Kisah klasik di tahun 2001/2005 masih tersimpan rapih dalam mengarungi balada kehidupan masa lalu. Manufui (Biboki Selatan), tempat di mana menjadi saksi sejarah cerita masa kecil. Pengalaman dan nostalgia masa kecil, semua masih tersimpan rapi dalam memori kehidupan ini, Ba'i Pater. Dan hingga kapan pun, Manufui dan sekelumit kisah itu tetap menjadi awal dari refleksi hidup.

Pater, terima kasih atas semua nasehat, candaan, dan bentuk perhatian bagi anak kecil berusia 2/6 thn. Bersama Rm. Roni Fenat (Pastor Paroki St. Petrus Kanisius Manufui saat itu), anak kecil nan lgu itu tak pernah luput dari ingatan dan perhatian mereka.

Motor Gl Pro milik Paroki terkadang seperti plat kuning demi mengibur dan meredam kenakalan seorang bocah. Misionaris yang relah merangkap profesi menjadi pembuat gasing dan penganyam rafia karena tak mau anak itu pulang dari Pastoran. Meski pun Pater sering kali merasa resah, karena semakin lama Ia semakin kesal dengan berbagai pertayaan dan permintaan.

Hingga suatu waktu di teras pastoran, Pater bertanya, "Ian, kalau kau su besar mau jadi (cita-cita) apa"? Dengan penuh kepolosan anak itu menjawab, "sa mau jadi tentara e Ba'i. Sa mau baperang tiap hari. Dar pada jadi ke Ba'i, tiap hari sonde buat misa, Ba'i buat gasing sah". Tawa pun pecah selimuti keriput wajah Pater dan salah seorang siswa SMP Mimbar Budi. Kala itu memang Pastoran St. Petrus Kanisius adalah rumah kedua bagi saya di Manufui, selain tempat bermain bersama teman-teman di halaman gereja tua.

Tibalah di akhir 2005, saya harus pindah sekolah dan menetap bersama Ba'i dan Nenek di Noemuti. Tanpa berpamitan pada Rm Roni dan Pater Yan. Pergi tanpa membawa seutas pun nasihat dari kedua Orangtua itu.

Dari kepergian kala itu, saya dan Pater tak pernah berjumpa. Namun selalu mendengar kabar dari Bapak soal keadaan Pater dan cerita pertemuan mereka. Hingga di Desember 2019, ketika kembali ke Kefa untuk mengikuti kegiatan "Ret-Ret dan Fraternitas Lintas Generasi PMKRI dan FORKOMA Regio Timor di Noemeto", sebelum ke lokasi Bapak berpesan untuk menjenguk Pater Yan. Senang mendengar kabar dari bapak, kalau Pater sudah bertugas di SVD Noemeto.

Setalah selesai kegiatan, selang sehari kemudian saya kembali menjenguk Pater, tentu terharu ketika melihat kondisi kesehatan Pater mulai menurun. Meski demikian, dibalik pendengarannya yang sudah terganggu, saya berusaha untuk menghibur ‘Pria Tua’ itu di atas kursi usang di depan teras kamar. Pertemuan kami pun berakhir di depan bunga kertas, dengan seuntai pesan, "salam buat bapak dan mama. Jaga adik nona juga".

Kemarin mendengar kabar duka tentang kepergian Pater Yan, sangat sedih sekali. Kabar itu tak seindah gasing buah tangan Pater. Tapi terima kasih, atas semua budi baik dan pengabdian Ba'i Pater selama masih berziarah bersama orang-orang tersayang. Terima kasih atas pengabdian Pater bagi Gereja dan Tanah Air. 

Dan terima kasih, sudah turut mempintal awal langkah kehidupan saya dengan humanis di Manufui. Seperti ketika Pater melakukan itu pada tali rafia. Selamat jalan Pater, semoga tenang dalam keabadian Bapak di Surga. Rest In Love Padre. (MA/FB Mario)

Editor: Redaksi

RELATED NEWS