Oleh: Gregor Nule, SVD

Allah memilih Maria sebagai ibu Tuhan berkat kerendahan hati dan ketaatannya pada kehendak Allah. Maria menyatakan ya dengan menpilkan diri sebagai hamba Allah.

Sejak kelahiran Yesus Maria dengan teliti mengikuti seluruh rencana keselamatan umat manusia melalui hidup dan karya Yesus. Ada hal tidak ia paham. Dan Maria menyimpan semua itu dalam hati dan merenungkannya.

Maria mengikuti dari dekat via crucis atau jalan salib Yesus. Maka jalan Salib Yesus dirasakan dan dialami Maria sebagai jalan salibnya sendiri.

Perikop Injil Yoh 19:25-34 melukiskan saat-saat terakhir Yesus. Ia dihukum mati di salib. Yesus ditempatkan di antara kedua penyamun itu.

Ketika melihat Maria dan murid yang dikasihi, Yesus pertama-tama berkata kepada ibu-Nya, "Ibu, inilah anakmu", (bdk Yoh 19, 26). Kemudian Yesus berkata kepada murid yang dikasihi- Nya, " Inilah ibumu", (bdlk Yoh 19, 27).

Yesus mempercayakan murid yang dikasihi-Nya kepada perlindungan ibu-Nya. Sebab Yesus tahu para murid-Nya akan mengalami tantangan. Mereka bisa mengkhianati Yesus, Guru dan Tuhan.

Maka Maria tentu memberikan harapan dan kekuatan. Marla. menjadi ibu rohani para murid Yesus. Mereka pasti aman dam damai ketika mereka berlindung kepada Bunda Maria.

Murid yang dikasihi juga menerima Maria sebagai ibunya. Yesus kehendaki agar para murid menerima Maria sebagai ibu. Dan para murid menjadikan Maria sebagai ibu.

Peristiwa alih tugas dan tanggung jawab perlindungan di bawah salib menyadarkan bahwa di satu pihak Yesus mempercayakan orang-orang beriman atau Gereja kepada Maria. Di pihak lain, kita mendapatkan kepercayaan untuk tetap menjadikan Maria sebagai ibu kita.

Karena itu, sebagai pengikut Yesus kita perlu berbesar hati karena kita memiliki Maria sebagai ibu rohani. Maria melindungi, menyertai dan mendoakan kita.

Kita memiliki seorang ibu yang senantiasa menyertai dan prihatin terhadap nasib hidup kita. Kita bisa minta perlindungan dan doanya kapan saja.

Semoga Bunda Maria mendoakan kita selalu!

Kewapante, 09 Juni 2025