Pesan Inspiratif: Yudas Menjual Yesus, Gurunya, Dengan Harga Seorang Budak
redaksi - Selasa, 15 April 2025 22:34
Oleh: Pater Gregor Nule, SVD

Uang punya nilai untuk memenuhi kebutuhan manusia, jasmani maupun rohani. Dengan uang seseorang bisa memenuhi kebutuhan pokok, sandang, pangan dan papan, maupun kebutuhan lainnya.
Tetapi, bila salah digunakan maka uang bisa mendatangkan bencana bagi manusia. Orang bisa gunakan uang untuk membeli senjata, narkoba atau bom atom.
Atau oleh karena uang seaeorang memperalat diri sendiri atau orang lain untuk mendapatkannya. Ada yang menjual diri atau orang lain untuk mendapatkan uang.
Perikop Injil Mat 26: 14-25 melukiskan tentang usaha Yudas Iskariot untuk menyerahkan Yesus kepada para pemimpin agama Yahudi dengan harga 30 perak.
Yudas berkata, "Apa yang hendak kamu berikan kepadaku supaya aku menyerahkan Dia kepadamu"? Mereka memberikan kepadanya 30 uang perak (bdk Mat 26:15).
Di sini jelas bahwa oleh karena uang Yudas mencari saat yang tepat untuk menyerahkan Gurunya kepada orang-orang Yahudi.
Ternyata uang telah membutakan mata dan hati Yudas. Ia tidak sampai hati menjual Gurunya sendiri dengan harga seorang budak. Padahal Yesus bukanlah sembarang Guru. Ia adalah Guru ilahi.
Yesus adalah Guru yang sekaligus mengajar dan melakukan apa yang Dia ajarkan. Yesus bukan hanya Guru, melainkan juga Mesias dan Tuhan.
Tetapi, karena uang Yudas tetap saja menyerahkan atau menjual Yesus kepada para pemimpin agama Yahudi, musuh-musuh Yesus.
Sebagai pengikut Yesus kita mesti waspada. Sebab bisa terjadi oleh karena uang kita lupakan Yesus dan ajaran-Nya. Kita tidak mentaati perintah-peeintah Yesus karena uang.
Kita juga bisa memperalat diri sendiri dan orang lain demi uang. Kita bekerja dan bekerja, lupa istirahat, lupa makan, dan lupakan orang-orang sekitar.
Kita juga bisa memanfaatkan orang lain untuk mendapatkan banyak keuntungan. Demi uang kita bisa membenarkan segala sesuatu yang kita rencanakan dan lakukan.
Semoga kita selalu sadar bahwa memang uang itu penting, tapi bukanlah segala-galanya dalam hidup manusia.
Karena itu, kita mesti menghargai diri sendiri dan orang lain. Dan, di atas segalanya Tuhan hendaknya menjadi pedoman hidup kita.
Semoga Tuhan Yesus memberkati kita selalu!
Kewapante, 16 April 2025