Akhir Tahun: Berbenah Diri dan Bersyukur    

redaksi - Rabu, 31 Desember 2025 15:26
Akhir Tahun: Berbenah Diri dan Bersyukur    Pater Gregor Nule SVD (sumber: Dokpri)

Oleh: Pater Gregor Nule, SVD

  (1Yoh 2:18-21; Yoh 1: 1-18)                        

Pada saat tutup tahun Gereja sekali lagi mewartakan kepada kita tentang misteri Allah menjadi Manusia dalam diri Yesus Kristus. Allah yang kekal, tidak punya awal dan akhir, ketika masuk ke dalam dunia dan menjadi Manusia dalam diri Yesus, Allah mengubah yang lemah, rapuh dan terbatas sehingga memiliki nilai ilahi dan kekal. Kita diangkat menjadi anak-anak Allah. 

Misteri Allah menjadi Manusia dalam diri Yesus mengangkat martabat manusia yang hina oleh karena dosa menjadi luhur dan mulia. Manusia yang sebelumnya hidup dalam kegelapan mendapat hak untuk hidup dalam terang Kristus sebagai anak-anak Allah. 

Selain itu, kelahiran Yesus di dunia memberikan makna baru kepada manusia yakni hidup dalam kelimpahan dan pada saat yang sama, menuntut supaya orang-orang beriman menghargai dan menjunjung tinggi kehidupan baik hidup manusia maupun makhluk-makhluk lain.

Santo Yohanes dalam bacaan pertama mengingatkan kita agar waspada, hati-hati terhadap hadirnya antikristus di mana-mana, mungkin juga di dalam rumah, keluarga dan lingkungan masyarakat kita. 

Antikristus menawarkan pilihan hidup lain yang menggiurkan, tetapi menjauhkan kita dari Allah dan menuntun kita kepada keputusan untuk mengkhianati Kristus dan ajaran-Nya. 

Antikristus menawarkan ajaran-ajaran sesat dan cara hidup lain, yang justeru bertentangan dengan kebaikan, kebenaran dan keadilan. 

Mungkin kita pun selama tahun yang hampir berakhir ini juga pernah alami godaan dan tawaran dari antikristus-antikristus agar tidak setia kepada Kristus; untuk bersikap dan bertindak berlawanan dengan ajaran dan teladan Yesus Kristus, Tuhan kita. 

Kita ditantang untuk mempertaruhkan iman dan keyakinan kita untuk sesuatu yang lain yang mungkin sangat berharga di mata manusia, seperti harta kekayaan, jabatan, popularitas, persahabatan, cinta perkawinan, kenikmatan hidup, dll. 

Ada juga antikristus yang ajak kita untuk tidak lagi setia pada perintah-perintah Tuhan, seperti tidak ke gereja pada hari Minggu dan hari raya, tetapi bekerja di rumah atau di kebun. Atau kita diajak untuk mencuri, tidak setia dalam hidup perkawinan atau melakukan hal-hal yang mengganggu dan merugikan kepentingan umum.

Di penghujung tahun kita diajak untuk tetap percaya kepada Tuhan. Saya ajak kita renungkan ilustrasi berilut:

Seorang wanita muda sedang duduk santai di atas bis yang melaju ke tengah kota. Di suatu halte naiklah seorang wanita tua yang cerewet lalu duduk di samping wanita muda itu. Tas-tas bawaannya dia tumpuk begitu saja di atas kursi sehingga membuat wanita muda itu harus menggeser duduknya sampai terjepit di antara tas-tas berat dan jendela angin bis.

Seorang pemuda yang duduk di bangku sebelah melihat kejadian itu, dan dengan kesal ia bertanya kepada wanita muda itu, “Kenapa kamu tidak bicara saja, katakan kepada ibu tua itu bahwa kamu terganggu”? 

Wanita muda itu sambil tersenyum, berkata, “Saya rasa tidak perlu bersikap kasar dan beradu argumentasi untuk sesuatu yang sepele seperti ini. Perjalanan bersama kita terlalu singkat. Saya juga akan turun di halte berikutnya”.

Jawaban wanita muda di atas sangat pantas untuk ditulis dengan huruf emas: “Kita tidak perlu berdebat untuk sesuatu yang sepele. Perjalanan kita bersama amat singkat”. 

Kalau kita tahu bahwa perjalanan ini begitu singkat, maka kita tidak akan mau membuang waktu dan tenaga untuk terus mengeluh, merasa tidak puas, suka mencari-cari kesalahan…karena semua itu hanya membuang waktu dan tenaga di perjalanan kita yang singkat ini.

Karena itu, di penghujung tahun ini kita coba berbenah dan buat komitmen ini:

Apakah seseorang sudah melukai bahkan menghancurkan hatimu? Tetaplah tenang perjalanan hidupmu terlalu singkat.

Apakah seseorang sudah mengkhianatimu, mengejek kamu, menipu atau bahkan menghina kamu? Tetaplah tenang, maafkan mereka karena perjalanan hidup kita sangat singkat.

Apa pun masalah yang dibuat orang terhadap kita, lupakan saja, sebab perjalanan hidup kita sangat singkat. Tidak seoarang pun tahu kapan perjalanan hidupnya akan berakhir. Tidak ada yang tahu kapan dia akan tiba di halte terakhir atau di terminal. Perjalanan hidup kita bersama sangat singkat.

Maka mari kita memberikan kebahagiaan kepada keluarga, saudara/i dan sahabat-sahabat kita. Mari kita saling menaruh hormat, saling berbuat baik, dan saling minta ampun dan memaafkan. Mari kita isi momen hidup kita dengan rasa syukur dan selalu berbuat baik.

Sebab hidup adalah waktu. Hargai waktu yang tersisa, jalani hidup dengan penuh rasa syukur dan kebahagiaan. Berusaha selalu berbuat baik, selalu menolong sesamamu. Jangan pernah bersikap sebagai orang yang paling tahu. bijaksana dan benar. Tetapi, berhentilah membicarakan keburukan orang lain atau gossip, serta berhentilah mengomel dan terus-menerus mengeluh.

Nikmatilah hidup dan isi setiap detik, menit, jam dan hari-hari dan bulanmu dengan kebaikan terutama bagi pasanganmu, bagi keluarga, anggota komunitas, ayah dan ibumu, anak-anakmu, saudara/imu, sahabat kenalanmu. Bahagiakan mereka semua selagi kamu masih punya waktu.

Semoga Tuhan memberkati kita selalu!

Kewapante, 31 Desember 2025. ***

 

 

 

RELATED NEWS