Apa Salah Roy Suryo, cs? Sebatas Logika Pinggir Jalan ...
redaksi - Rabu, 07 Mei 2025 18:43
Kons Beo, SVD
Roy Suryo cs benar koq. Salahnya di mana? Mari kita susuri dengan teduh hati. Begini alurnya. Saat diyakini Ijasah asli Jokowi ternyata ada pada tangan Jokowi, dan tak diperlihatkan ke mana-mana dan kepada siapa-siapa, maka semua yang ditayangkan berulang-ulang seputar ijasah itu adalah kepalsuan. Artinya?
Roy Suryo, cs memang berangkat dari bahan dasar palsu. Indonesia seharusnya semakin 'akui' kepakarannya. Atas dasar kepakarannya itulah sejarah kepalsuan ijasah Jokowi itu dipertahankan.
Di sini, itu tadi, Roy Suryo, Cs mesti diberi aplaus berulang-ulang. Intinya, "Yang bertolak dari kepalsuan tentu akan bermuara pada kepalsuan...." Roy Suryo hanya berkoar-koar dan berkeringat untuk menegaskan! Roy, cs, di titik ini, patut dipahami dan benar.
Tak ada satu orang pun yang bisa membatah Roy, cs. Jokowi dan pengacaranya pun tidak! Sebab ijasah yang asli, itu tadi, tetap ada di tangan Jokowi. Andaikan Ijasah Asli itu yang diotak-atik oleh kepakaran Roy Suryo, Cs dan bermuara pada diktum kepalsuan, nah di situlah Crew Jokowi mesti bereaksi.
Namun, perkara Ijasah Palsu ternyata tak berhenti pada kepakaran Roy Suryo, cs yang adalah ahli telematika, dan sahabatnya yang ahli digital forensik itu.
Roy, cs telah terlanjur basah untuk yakini seyakin-yakinnya: Ijasah yang diterawang atas dasar keahliannya bersumber dari Jokowi sendiri. Diteruskan kepada pihak lainnya yang dilanjutkan pada Roy, cs.
Sederhana sekali ikuti alur hati dan pikiran Roy, Cs. Intinya Jokowi telah sampai hati akali, bohongi semesta Indonesia. Memalukan! Indonesia dipimpin Presiden pembohong.
KPUD Solo, DKI Jakarta disorot, KPU pusat disinis. Tak hanya itu. Kampus UGM pun dihina-hina, dan Rumah Kediaman Jokowi didatangi penuh semangat.
Berkoar-koarnya Roy Suryo, cs tentang Ijasah Palsu dan bohongnya Jokowi, itulah yang digaungkan Roy Suryo. Penuh semangat, berapi-api dan berulang-ulang. Konsentrasi dan atensi hanya diarahkan pada 'betapa tipu dan lihainya Jokowi mengelabui Indonesia, dan kini kedok ijasahnya sudah dikuliti.'
Roy, cs seperti tak peduli lagi pada 'mana sebenarnya ijasah asli, dan apa serta bagaimana riwayat hadirnya ijasah yang lalu diteliti oleh kepakaran mereka? Roy, cs sedikitpun tak peduli pada suara para saksi dan keterangan dari berbagai pihak terkait. Tak peduli.
Intinya Jokowi mesti dihina dan dikupas tuntas sejadinya.
Belakangan, situasi berubah. Jokowi sepintas tunjukan Ijasah asli. Roy, cs mulai kelabakan. Pelan-pelan tak cerewet membahana lagi. Meredup. Jokowi dan kru nya masukan laporan resmi ke Polda Metro Jaya. Roy Suryo, cs 'mati langkah' atau 'senyum melangkah yang dipaksakan.'
Baguslah! s?Sekiranya 'soal ini secepatnya diusai sudah.' Jokowi memang mesti ambil langkah hukum. Bukan saja demi pembebasan dirinya yang terus difitnah dan digoreng sana-sini, tapi juga demi teduhnya alam dan suasana Nusantara.
Kasihan juga si Roy Suryo, cs masih punya kerja lain yang lebih kreatif dan produktif. Sayangnya karena 'perkara ini' Roy, cs mesti berkeringat cari melayani rasa dan niat hati. Atau juga demi melayani 'pesanan politisi yang lagi menongon.'
Betapa 'bersemangatnya Roy, cs di alur soal ini. Sepertinya sebuah pertandingan sepakbola siluman. Bola rakitan sendiri, wasit diri sendiri, lawan tanding juga 'rekan sendiri,' berlangsung di stadion milik sendiri. Komentator juga orang sendiri. Namun hasil pertandingan yang diumumkan ke publik: lawan penuh curang dan penuh kepalsuannya!
Untuk semangat, perjuangan, pengorbanan, kepakaran dalam 'orkestrasi Ijasah Palsu' ini adakah dirigen utama di baliknya? Atau kah sebatas Roy Suryo, Rizal Fadillah, dr Tifa, dan seorang dengan inisial K?
Apa untungnya mengutak-atik keabsahan ijasah Jokowi? Untuk rana politik, katanya, "Selalu ada kepentingannya."
Namun, sekiranya Roy, cs dan krew di baliknya, masih punya rasa dendam dan benci pada Jokowi, dan sedikitpun belum teratasi, maka gelora penghitaman Jokowi bakal akan muncul di babak berikutnya. Mungkin dalam modus lain variasinya. Publik pasti berharap bahwa kisruh 'ijasah palsu' ini sepantasnya disudahi semuanya.
Namun, bagi Roy Suryo, cs dan para suporter di baliknya, apa ini mungkin? Sebab, sepertinya untuk Jokowi (keluarganya) mesti dibikin tak nyaman.
Wah, jangan-jangan atensi dari Solo sengaja diacak-acak. Agar tak terlalu terfokus pada nasib dan masa depan selanjutnya dari si Sulung, yang di Jakarta?
Teringat lagi kata-kata si Bijak, "Hati-hatilah! Saat kau mulai membenci seseorang, apapun yang ada pada dirinya pasti terlihat hitam penuh salahnya."
Verbo Dei Amorem Spiranti. ***