Bakar Lilin di Tugu Kantor Bupati Flotim, Himpak -Kupang Soroti Kasus Kematian Novita dan Bayinya

redaksi - Jumat, 22 Maret 2024 06:50
Bakar Lilin di Tugu Kantor Bupati Flotim, Himpak -Kupang Soroti Kasus Kematian Novita dan BayinyaHimpak-Kupang bakar lini memprotes kasus kematian tak wajar Novita dan bayinya di RSUD Larantuka. (sumber: Paul Pamulet)

 LARANTUKA (Floresku.com) -Forum Alumni Mahasiswa Pelajar Asal Kelubagolit (Himpak) Kupang menggelar aksi seribu lilin di depan Kantor Bupati Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis, 21 Maret 2024 malam.

Aksi seribu lilin oleh Himpak-Kupang dalam nada solidaritas kemanusiaan itu buntut dari kasus kematian Novita Diliana Uba Soge dan bayinya, Maria Fatima di RSUD dr Hendrikus Fernandez Larantuka pada tanggal 16 Maret 2024 lalu.

Massa aksi berjumlah puluhan orang datang membawa spanduk bernada kecaman atas kematian ibu dan bayi perempuannya. 

Satu diantaranya bertuliskan 'Rumah Sakit Bukan Rumah Kematian'.

Di bawah Tugu Kantor Bupati Flores Timur, pendemo membakar lilin. Mereka kemudian berorasi secara bergantian, mulai dari aktivis laki-laki hingga perwakilan perempuan.

Koordinator Umum Himpak-Kupang, Kramano Pepak, mengatakan aksi solidaritas sebagai bentuk kritikan kepada pihak rumah sakit yang dinilai buruk dalam memberikan pelayanan.

"Aksi ini sebagai bentuk solidaritas kami, juga mengkritisi pelayanan RSUD Larantuka yang buruk karena rumah sakit itu sebagai tempat orang cari sehat bukan meninggal," katanya di lokasi.

Kramano menambahkan, pihaknya juga menyoroti ketiadaan air di rumah sakit yang setiap tahun menerima dana Rp 18 miliar. Ketika jenazah hendak dimandikan, katanya, keluarga harus meminta air dari warga sekitar.

"Bayangkan, ibu dan anak meninggal saja jenazahnya dimandikan pakai air dari warga. Uang 18 miliar setahun mereka buat apa saja," pungkasnya.

Ketika masih diwawancara, seorang orator berbicara lantang dengan kalimat harapan bahwa jangan ada lagi kematian ibu dan anak seperti kasus Novita Diliana Uba Soge dan Maria Fatima.

Pelaksana Tugas Direktur RSUD dr Hendrikus Fernandez Larantuka, Paulus Lameng, belum memberikan respon saat dikonfirmasi via whatsapp.

Beberapa hari sebelumnya, Paulus Lameng memberikan pernyataan bahwa pihaknya melakukan audit maternal perinatal untuk menelusuri penyebab kematian tersebut.

Selain itu, Paul menegaskan pihaknya akan transparan terkait kasus kematian Novita dan Maria yang hingga kini masih menjadi sorotan publik Flores Timur. (Paul Pamulet). ***

Editor: redaksi

RELATED NEWS