Beberapa Kampus Ternama Ini Peringatkan Hatespeech, Hoax, hingga Fitnah Saat Kampanye
redaksi - Sabtu, 25 November 2023 10:30
SURABAYA (Floresku.com) - Musim kampanye sebentar lagi bakal dimulai.
Hal-hal yang paling diantisipasi dan diwaspadai adalah munculnya hatespeech, hoax, hingga fitnah, serta adu domba.
Karena saat kampanye inilah saat yang paling krusial dan menentukan pemilu damai atau tidak.
Kampanye sendiri akan dimulai pada 28 November 2023.
Terkait dengan ini, sejumlah kampus-kampus ternama di Yogyakarta menyampaikan seruan pemilu damai.
Aksi seruan ini bertempat di Universitas Gadjah Mada (UGM), Jumat (24/11/2023). Seruan ini disampaikan dalam rangka mendorong agar kampanye berjalan dengan damai, bermartabat, dan berkualitas.
Dipimpin Rektor UGM, Ova Emilia, deklarasi ini untuk mengawal dan memastikan pemilihan berlangsung secara konstitusional serta memiliki legitimasi sesuai prinsip demokrasi. Perguruan tinggi yang terlibat dalam deklarasi ini adalah UGM, Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta, dan Universitas Islam Indonesia (UII).
Kemudian, Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, Universitas Sanata Dharma (USD), Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), dan Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa "APMD".
Pimpinan perguruan tinggi yang hadir menyepakati bahwa pemilu memiliki makna penting untuk menjaga penyelenggaraan bernegara dan merawat tata pemerintahan demokratis demi mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia, sebagaimana diamanatkan dalam konstitusi.
“Pemilu 2024 yang demokratis memiliki makna yang semakin penting mengingat Indonesia masih menjadi salah satu referensi penting berjalannya sistem demokrasi, di tengah kemunduran ekstrem demokrasi di berbagai negara,” jelas Ova Emilia.
Periode kampanye menjadi salah satu tahapan krusial yang menjadi wahana untuk sosialisasi dan pengenalan program politik, pengenalan kandidat dan partai politik dengan rencana kerjanya, sekaligus mengenali rekam jejak mereka. Salah satu poin penting yang diserukan adalah terkait kampanye yang substantif dan berkualitas.
“Mari kita mewujudkan kampanye yang substantif dan berkualitas, ditandai dengan dialog yang dinamis dan konstruktif, proses interaksi untuk membangun konsensus tentang hal-hal strategis menyangkut masa depan demi kebaikan dan kemajuan Indonesia,” ucap Rektor UII Yogyakarta, Fathul Wahid.
Hate Speech
Selain itu, kampanye Pemilu juga diharapkan mengedepankan kedewasaan sikap, pemikiran, dan kematangan politik para pemimpin dan kandidat dalam menyikapi dan mengelola segala perbedaan dan keragaman cara pandang sebagai realitas yang lumrah dalam peristiwa demokrasi.
Rektor USD, Albertus Budi Susanto berharap masyarakat menghindari sikap destruktif, tindakan sewenang-wenang, perilaku kekerasan yang merusak dan memecah belah komponen bangsa.
“Menghindari dan mencegah hatespeech, hoax, fitnah dan adu domba yang cenderung merugikan rakyat Indonesia dan mengorbankan kepentingan nasional karena itu adalah bentuk kemunduran demokrasi,” tegasnya.
Dalam lima poin yang disampaikan, para pimpinan perguruan tinggi mendorong segenap kontestan Pemilu, penyelenggara Pemilu, dan aparatur negara untuk mengedepankan ketaatan terhadap peraturan dan hukum yang berlaku, menjaga integritas dan kejujuran, bersikap adil, serta berkomitmen mewujudkan Pemilu bermartabat dan kredibel.
Para pemimpin perguruan tinggi juga mengajak segenap komponen masyarakat sipil, insan akademik, jurnalis, tokoh agama, lembaga swadaya masyarakat, dan berbagai pihak yang peduli dan berkomitmen untuk berpartisipasi aktif bersama menyukseskan pemilu sebagai agenda nasional.
“Dengan cara-cara edukatif, mencerahkan dan kritis, sebagai bagian dari tanggung jawab merawat demokrasi Indonesia,” pungkas Rektor UPN Veteran Yogyakarta, Mohamad Irhas Effendi.
Tulisan ini telah tayang di eduwara.com oleh Setyono pada 24 Nov 2023