Begini Reaksi Netizen Melihat Kondisi Rumah Penikam Kepsek SDI Ndora

redaksi - Rabu, 16 Juni 2021 16:22
Begini Reaksi Netizen Melihat Kondisi Rumah Penikam Kepsek SDI NdoraRumah dari Didakus Dame, orangtua siswa yang menikam Kepsek SDI Ndora (sumber: Facebook Nagegeko Update)

MBAY (Floresku.com) -  “Begini kondisi rumah dari Didakus, pelaku penikaman kepsek di Ndora.” Demikian keterangan yang ditulis pemilik akun Nagekeo Update, ketika memosting foto  sebuah rumah, Selasa (15/60,pukul 06.32.

Sebagaimana diberitakan oleh media,  Kepala Sekolah (Kepsek) SD Inpres Ndora, Desa Ulupulu 1, Kecamatan Nangaroro, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT), ditikam orang tua murid, Selasa (8/6). Pelaku Didakus Dame (45), kesal dan sakit hati anaknya dilarang ujian gara-gara uang komite sekolahnya belum lunas. Kepsek yang ditikam dengan sangkur, Delfina Azi (59), akhirnya  meninggal dunia setelah dirawat di RSUD Ende, Rabu (9/6), pukul 03.00 dini hari. Korban yang mengalami luka robek di perut bagian kanan itu sebelumnya sempat dirawat di Puskesmas Nangaroro.

Postingan Nagekeo Update spontan ditanggapi secara beragam oleh para netizen. 

Pemiliki  akun facebook atas naa Poncho Beang menulis, “Kita semua menolak kejahatan dalam bentuk apapun... Kadangkala faktor ekonomi yangg membuat seseorang berubah....”.

Riany Wuda  Senada itu, facebooker bernama Riany Wuda berkomentar, “Kadang kala faktor ekonomi membuat seseorang rela melakukan tindakan kriminal...tanpa berpikir panjang.”

Facebooker lainnya, Emanuel  Hendrik Lami merespons secara sentimental. Dia menuls, “Aduh mesu la..tapi secara pribadi menolak bentuk kejahatan apapun sampai menghilangkan nyawa orang.”

Sementara itu, facebboker bernama Kertas Iposs Payu Lalu berkomentar, “Kita semua prihatin dengan masalah ini, baik dari pihak pelaku Bapak Didakus, maupun dari pihak korban Ibu guru. Bapak Didakus dengan segala kekurangan terutama ekonominya,  tetapi ini adalah negara hukum,  tidak  mengenal miskin atau kaya apalagi kalau tindakan  menghilangkan nyawa orang lain.  Itu suda pasti dihukum, tinggal bagaimana pihak yangg berwajib mengumpul bukti serta menarik benang merah yang tepat agar bisa diporses sesuai  hukuman yang berlaku.”

Namun, dia menambahkan, kasus ini hendaknya menjadi suatu contoh (baca: pelajaran) besar sekaligus menjadi bahan evaluasi untuk jajaran Pemda Nagekeo, supaya  ke depannya hal serupa tidak terjadi lagi.  (MAR)

RELATED NEWS