SERI ORANG KUDUS: Minggu, 05 September: Santu Laurensius, Diakon & Martir
redaksi - Minggu, 05 September 2021 08:04
Oleh RD Egi Parera

Para Rekan Klerus KAE
Para Saudaraku terkasih
Selamat Minggu Pagi
Santu Laurensius dari Keluarga Bangsawan Kaya. Lahir di Roma abad ke III, pada masa kejamnya Penguasa Romawi. Kaisar menuntut penyembahan kepada dewa-dewa yang bertentangan dengan ajaran iman Kristen yang lagi giat penyebarannya. Akibatnya banyak penganut Kristus ditangkap dan dibunuh.
Laurensius belum dibaptis, namun ia sangat tertarik akan ajaran Kristus; ia sering ke Gereja dan mendengarkan kotbah serta pengajaran Katolik,maka iapun layak dibaptis. Ia menjadi orang Katolik yang saleh dan sangat aktip menyebarkan Injil. Ia juga amat dekat dengan rakyat jelata, maka Paus Sikstus II mengangkatnya menjadi Diakon dan menjadi Pembantu Paus. Tugasnya sebagai Pengurus harta benda Gereja dan membantu fakir miskin di seluruh kota Roma. Maka banyak orang masuk Kristen. Hal yang membuat Kaisar naik darah. Maka pengejaran dan penangkapan semakin meningkat. Paus juga terancam maka berpindah diam di Katakombe.
Suatu saat ketika Sri Paus sedang mulai memimpin Misa, datang segerombolan serdadu ganas: mereka menemukan jalan masuk; penjaga pintu mereka bunuh; Sri Paus ditarik dari Altar dan kedua tangannya diikat ke belakang. Para Diakon gagal tak mampu menolong bahkan mereka pun segera dibelenggu. Mereka diseret menghadap pengadilan Roma. Sri Paus lalu dibawa kembali ke ruang Katakombe untuk dihukum mati. Atas permintaannya, diakon Laurensius dengan pengawalan ketat menyusul Sri Paus. Hampir terlambat. Serdadu telah mengayunkan kapaknya. Laurensius berteriak keras dan menjatuhkan dirinya dan mencium kaki Sri Paus: engkau tidak akan pernah pergi tanpa diakonmu ini. Ah Bapak Suci, pernahkah aku tidak setia kepadamu? Pernahkah aku mengingkarimu? Bapak Suci, aku ikut serta denganmu.
Singkat kata, Laurensius dilepaskan dengan tugas: dalam 3 hati harus mengambil dan menyerahkan harta milik Gereja. Lalu ia kembali bersama 1500 orang miskin dan sengsara sebagai harta milik Gereja. Merasa dipermalukan, Laurensius dijatuhi hukuman mati di atas penggorengan. "Ya Tuhan, kuatkanlah hambaMu ini". Ia dingkat ke atas penggorengan dan api semakin diperbesar. Laurensius dengan penuh sukacita sambil tersenyum kepada Kaisar bersama para pejabat yang ingin menyaksikan peristiwa ini. Ia minta tubuhnya di balik-balik agar tergoreng merata. Tiba-tiba semua yang hadir mundur, memegang hidung sambil berpandangan. Bau apa ini? Sebab tersebar aroma keharuman memenuhi seluruh tempat penyiksaan itu. Tanggal 10 Agustus 258, tubuh sang Martir yang telah hangus itu dimakamkan. Banyak orang yang hadir itu merasa kagum dan banyak yang bertobat berpaling kepada Kristus.
"Yang tuli dijadikannya mendengar, yang bisu dijadikannya berbicara" (Markus 7,37)
Marilah kita berdoa. Ya Allah yang Mahaagung. Engkau selalu menempatkan orang-orang kuat dalam Gereja sepanjang masa. Biarkanlah kami juga boleh menjadi luar biasa dalam ketahanan iman kami. Ya Santu Diakon Martir Laurensius, dikau kami kagumi. Bantu kami. Biarkanlah kami terlibat dalam arus perjuangan hidup UmatMu, Para Saudara kami. Kokohkanlah tali persatuan kami, dalamnya kami saling meneguhkan dan saling menguatkan iman kami. Amin.
Selamat beraktifitas.
Semoga sehat selalu Rohani dan Jasmani. Horas.
✝️
(Oppung, RD Egi Parera)