Berhasil Turunkan Angka Kemiskinan Nagekeo Jadi Terendah ke-4 di NTT, Don-Marianus Sebaiknya Pimpin Nagekeo Kembali
redaksi - Kamis, 22 Agustus 2024 16:00MBAY (Floresku.com) -Selama memimpin Kabupaten Nagekeo (2018-2023), Bupati Johanes Don Bosco Do dan Wakil Bupati Marianus Waja (Don-Marianus) berhasil menurunkan persentasi penduduk miskin di Nagekeo.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Nagekeo, pada tahun 2023, tingkat kemiskinan Nagekeo berada pada titik terendah kempat di Povinsi NTT.
BPS menyebutkan, ada empat kabupaten/kota dengan persentase penduduk miskin terendah di NTT.
Pertama adalah Kota Kupang (8,6 persen), ), kedua, Flores Timur (11,8 persen), ketiga Ngada (12,1 persen), dan keempat Nagekeo (12,3 persen).
Sesuai visi dan misi
Pencapaian ini menjadi bukti nyata bahwa Don-Marianus telah memimpin Nagekeo sesuai visi dan misinya.
Kepada Floresku.com, mewakili pasangannya, Don mengemukakan bahwa untuk periode pemerintahan 2018-2023, ia bersama Marianus menyandang visi: ‘mewujudkan Nagekeo yang sejahtera, nyaman dan bermartabat melalui pembangunan sektor pertanian dan pariwisata’.
Don menambahkan, untuk merealisasikan visi tersebut, ia bersama Marianus merumuskan delapan butir misi.
Salah satunya dan yang paling pertama, justru terkait langsung dengan pengentasan kemiskinan, yaitu mewujudkan masyarakat Nagekeo yang cukup pangan dan sandang, memiliki rumah layak huni dengan sanitasi yang baik serta memiliki pendapatan untuk menghidupi keluarganya secara layak.
Hampir dua kali lebih tinggi
BPS mengartikan ‘penduduk miskin’ sebagai penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita per bulan di bawa garis kemiskinan yaitu sebesar Rp472,04) atau sebesar Rp2,36 juta untuk rumah tangga dengan lima anggota keluarga.
Sementara itu, e-book ‘Nagekeo dalam Angka 2024’ (halaman 275) menyebutkan, rata-rata pengeluaran per kapita peduduk Nagekeo adalah Rp 823.489 pada tahun 2023, naik dari Rp709.168 pada tahun 2022, atau hampir dua kali lipat dari rara-rata pengeluaran per kapita untuk penduduk di bawah garis kemiskinan.
Dari Rp833.489 itu, sebesar 55,03 persen atau Rp453.202 dipakai untuk memenuhi kebutuhan makanan, seperti membeli padi-padian (13,81 persen), rokok (7,38 persen) dan manakan dan minuman jadi (7,65 persen).
Sisanya, Rp38o.270 atau 54,07 persen digunakan untuk memenuhi kebutuhan non-makanan di antaranya 27,23 persen untuk perumahan dan fasilits rumah tangga, 9,08 persen untuk aneka barang dan jasa, dan 2,96 persen untuk pajak, penguutan dan asuransi.
Pengeluaran 58,66 persen penduduk antara Rp500.000 – Rp999.999
Menurut golongan pengeluaran per kapita dalam sebulan, BPS mengelompokkan penduduk Nagekeo tahun 2023 sebagai berikut.
Pertama, kelompok dengan pengeluaran di bawah Rp500 ribu, sebanyak 51.644 jiwa atau 31,1 persen dari total penduduk 166.060 jiwa.
Kedua, kelompok penduduk dengan pengeluaran antara Rp500 ribu hingga Rp999.99 per kapita per bulan, jumlahnya 97.411 jiwa atau 58,66 persen.
Ketiga, kelompok penduduk dengan besaran pengeluaran di atas Rp1 juta, jumlhanya 35.271 jiwa atau 21,24 persen dari total penduduk 166.060 jiwa.
Bukan titik final
Meski mampu menekan persentasi jumlah penduduk miskin hingga menjadi terendah keempat di NTT, Don-Marianus mengakui jumlah pencapaian tersebut tidaklah final.
‘Ini bukan titik final. Kita (Nagekeo, red) perlu berjuang lebih keras lagi untuk mengurangi jumlah dan persentasi penduduk yang berada bawah garis kemiskinan, sambil terus memperbesar persentase dan jumlah penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di atas Rp 500 ribu,” ujarnya.
Mengentaskan kemiskinan mulai dari akarnya
Sesuai visi dan misi yang telah disebutkan di atas, Don -Marianus mengungkapkan tekad untuk mengurangi angka kemiskinan di Nagekeo, harus dimulai dari hulu, dari akar masalahnya.
“Hal itu telah kami galakkan sejak awal masa pemerintahan 2018-2023,” ucap Don.
Komitmen Don-Marianus untuk mengentaskan masalah mulai dari-akarnya sudah terekam jelas secara digital.
Pos Kupang edisi Kamis 16 Juli 2020 mencatat dorongan dan ajakan Do-Marianus kepada pada Camat dan para Kepala Desa berusaha mengetahui secara pasti apa yang menyebabkan warga diwilayah masing-masing masih dalam kategori miskin.
"Pastikan, warga itu miskin dalam hal apa, atau apa yang menyebabkan dia miskin? Apa (mereka) punya lahan pekarangan? Ada usaha "toni mula, peni wesi" (pertanian dan peternakan, red) minimal skala rumah tangga,"ujar Bupati Don saat melakukan monitoring padat karya di Desa Ulupulu Kecamatan Nangaroro, sebagaimana dikutip Pos-Kupang, Kamis, 16 Juni 2020.
Harus dilanjutkan
Visi, misi dan komitmen serupa, kata Don, akan dilanjutkan pada masa pemerintahaan 2024-2029, apabila rakyat Nagekeo berkenan memberi mandat kepada paket kami (Don-Marianus atau Yes Jilid 2, red).
Sejumlah warga yang secara acak ditanyai komentarnya terkait hal ini mengakui bahwa Don-Marianus adalah pemimpinan yang visi dan misi serta komitmennya sangat jelas yaitu berpihak pada rakyat.
Oleh karena itu mereka berpendapat sebaiknya Don-Marianus, diberi mandat lagi untuk melanjutkan kepemimpinan di Nagekeo.
‘Kami rakyat kecil sudah lihat bukti. Contoh, walau ada pandemi Covid-19, Don-Marianus bisa membuat program untuk merevitalisasi irigasi Mbay, dan program itu bisa selesai sesuai target. Sekarang kami sudah tenang. Kalau mau garap sawah kami tidak pikir soal kekurangan air lagi,” ujar Paskalis, seorang petani di Tonggurambang.
Sintus, warga Nangaroro berpendapat, selain dapat menurunkan julmah kemiskinan, Don-Marianus sangat sukses mengubah pelayanan kesehatan dan pendidikan.
‘Warga Nagekeo mestinya bersyukur pada Don-Marianus. Isu kemiskinan itu sangat meleat dengan isu kesehatan dan pendidikan. Di bidang kesehatan, Don-Marianus telah meningkatkan status RSUD Aeramo, dan mengkaryakan banyak dokter, termasuk yang spesialis. Di bidang pendidikan, mereka juga telah memudahkan akses orang Nagekeo ke layanan pendidikan. Selama lima tahun, sudah memperbaiki banyak gedung SD yang rusak, dan menambahkan banyak TK,” ujarnya.
Data dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Nagekeo menyebutkan, pada tahun ajaran 2019/2020 Nagekeo memiliki 92 unit TK, terdiri 4 Negeri dan 88 swasta. Namun, pada tahun ajaran 2023/2024 jumlahnya melonjak TK menjadi 140 unit, terdiri dari 31 TK Negeri dan 109 TK swasta, dan menampung 3.826 siswa. (Silvia/ Paul R.). ***