"Bila Ya katakan Ya, Bila Tidak, Katakan Tidak...." (Sejenak Mengenang Pater Paskalis Berkhmans, SVD).

redaksi - Kamis, 05 Agustus 2021 14:10
"Bila Ya katakan Ya, Bila Tidak, Katakan Tidak...." (Sejenak Mengenang Pater Paskalis Berkhmans, SVD).Alm. Pater Paskalis Berkmans SVD (sumber: WA/P Kons Beo SVD)

Oleh Pater Kons Beo, SVD

"RIP Pater Paskalis SVD." Itu pesan singkat di cellular pagi ini, Kamis 5 Agustus 2021, pukul 07.16 WIB. Pesan WA itu datang dari Komunitas Suster PRR - Merauke.

Segera saya hubungi kembali ke Merauke,

"Yang wafat tu bukan Pater Paskalis, tapi PaterGaby Mite di Ruteng."

Setelah tukar-menukar info, segera tahulah bahwa adalah Pater Paskalis Berkhmans, SVD pagi ini pukul 09.05 WIT (5 Agt 2021) telah meninggal. Ia berpulang ke pangkuan ilahi di Rumah Sakit Bunda Pengharapan, Merauke. 

Hari ini SVD Indonesia kehilangan dua anggotanya. P. Paskalis Berkhmans, SVD di Merauke dan P. Gabriel Mite, SVD di Ruteng.

Saya memang bukan teman sekelas Pater Berek (begitu ia disapa). Tahun 1981-1985 Berek jadi siswa di Seminari Mataloko.  Kami hidup  bersama di Lembah Wolosasa, Seminari Mataloko. Kala itu, tahun 1981, Berek ada di Kelas Persiapan Bawah, setelah tamatkan SMPnya di Kewapante. Sementara saya dan kawan-kawan seperti Aba Runga,  Rudi Parera, Yustin Jogo, Feny Teda, Don Jata, Valens Daki Soo, Pian Lado, Mandus Raja Sina, dan lain-lainya ada kelas II SMP Seminari. Berek dkk itu angkatan setingkat di atas kami.

Daya dan cita rasa  persahabatan di Mataloko dengan Berek, ya masih sebatas mereka-reka. Saya kenal Berek perlahan dari suaranya yang lumayan baik. Bila tak keliru, dia terhitung sebagai anggota solis. Suaranya lebih sedap dari suaranya Idrus Gabriel teman se-Maumere-nya.

Tahun 1985, Berek ke Novisiat SVD Ledalero. Setahun berikutnya, 1986, saya dan teman-teman yang memilih SVD menyusul ke Novisiat Ledalero. Pelan-pelan saya belajar mengenal sosok si Berek ini.

Berek itu orangnya emosional tu. Bisa cepat meledak. Orang yang cepat emosi macam begini, biasanya umpan telak untuk saya yang suka bikin jengkel tambah. Sekian banyak lagak saya yang bikin Berek 'makan gigi.'

Pater Eman Weroh SVD, teman sekelas alm. P. Paskalis Berkmans SVD (Foto: Dokpri)

Ketika Berek jadi anggota Komunitas Ledelero (2000-2007) saya pasti bertemu Berek kalau saya datang ke Ledalero dari Ruteng. Sekedar untuk bikin dia emosi itu sudah pasti. Kalimat saya tetap yang sama. Saat Berek begitu asyik di hadapan TV, saya pura-pura tanya P. Eman Weroh, "Apa Pater Eman lihat Pater Berek ka? Jao harus ketemu dia dan beri nasihat dia....?

Reaksi Berek pun tetap yang sama, "Puka maa ni.. Keci ana satu ni mo stel nasihat .." dengan ekspresi makan gigi.

Syukurlah, Berek itu tidak pernah maen fisik. Dari Mataloko hingga Ledalero, dia hanya sebatas suara tinggi dan wajah menantang saja.  Itulah  persahabatan dalam relasi ade kaka hidup religius dari Pater Berek

"Berek sungguh luar biasa dalam hal persahabatan", kata Pater Eman Weroh, SVD, teman kelasnya. Persahabatan itu diikat kuat dalam kebenaran. Pun dalam prinsip-prinsip yang diyakini pasti dan itu sudah. Pater Eman bersaksi, "Berek itu orang lurus-lurus saja, dan spontan." Tak ada yang dapat ia sembunyikan. Karena ia suka untuk berbicara terus terang!

Di titik ini harus dikatakan bahwa Berek sekian alergi dengan virus solidaritas negatif. Maka terkesan ia begitu makan gigi dan tanam kaki untuk bicara lurus. Terus terang dan spontan. Tanpa main pakai jalur senyap pintu  belakang. Nampaknya ia meletup-letup mempertahankan keyakinan dan pilirannya.

Segala kisah Pater Berek hari ini, Kamis, 5 Agustus 2021 berakhir. Penyakit tyroid toxic dan diabetes terlalu ganas untuk menderanya. Entahlah! Ketagihannya dalam  merokok sungguh telah jadi bukti ancaman nyata bagi kesehatannya.

Jenazah Pater Paskalis Berkmans SVD sedang diberkati imam (Sumber: WA/P.Kons Beo SVD)

Pater Berek terlahir di Kloangrotat, Maumere 16 April 1963. Anak ke 2 dari 8 bersaudara. Di tahun 1990-1991, ia pernah jalani Tahun Orientasi Pastoral di Paroki Halilulik - Atambua. Tanggal 29 September 1993, ia ditahbiskan di Lela bersama RD Gabriel Idrus oleh Mgr Donatus Djagom, SVD.

Kesederhanaan, apa adanya, serta ketegasan dalam prinsip itulah warna hidup yang khas dari P. Berek. Dia tahu apa artinya, Bila Ya, katakan Ya, Bila Tidak, katakan Tidak. Yang selebihnya datang dari si jahat.. (Mat 5:37)

Selamat Jalan Moat Pater Berek. 
Tetap dikenang sebagai sesama murid Sang Firman.

Verbo Dei Amorem Spiranti

Editor: Redaksi

RELATED NEWS