BMKG: Waspadai Potensi Angin Kencang dan Kebakaran Lahan di NTT

redaksi - Jumat, 06 Agustus 2021 09:39
BMKG:  Waspadai Potensi Angin Kencang dan Kebakaran Lahan di NTTIlustrasi Prakiraan cuaca BMKG di wilayah IKN Senin, 20 Juni 2022 (sumber: www.bmkg.go.id/cuaca/prakiraan-cuaca-indonesia)

KUPANG (Floresku.com) - Stasiun Meteorologi, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui https://www.bmkg.go.id/cuaca/prakiraan-cuaca-indonesia.bmkg edisi Jumat, 6 Agustus 2021, menyatakan peringatan dini agar masyarakat mewaspadai potensi anging kencang di wilayah Alor, Pulau Timor, Pulau Sabu dan Pulau Sumba pada Sabtu 7 Agustus 2021.

BMKG juga mengingatkan supaya masyarakat waspada akan potensi kebakaran lahan di wilayah Pronvisi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Sebelumnya, pada Kamis (5/8) BMKG El Tari Kupang memberi penjelasan terkait beredarnya informasi di masyarakat mengenai adanya badai dari Australia yang akan terjadi di Perairan Selatan Rote Ndao dan Pulau Timor, terhitung Kamis, 5 Agustus 2021 hingga Senin, 9 Agustus 2021.

Dalam informasi yang beredar luas itu juga menyebutkan puncak kecepatan angin terjadi pada Minggu, 8 Agustus 2021 pukul 02.00 Wita.

Terkait ini, Kepala Stasiun Meteorologi BMKG El Tari Kupang, Agung Sudiono Abadi, S.Si, menjelaskan bahwa fenomena angin kencang pada musim kemarau sering dan lazim terjadi di wilayah NTT. Terutama di NTT bagian selatan yang berbatasan langsung dengan Australia, seperti di sekitar Pulau Timor, Rote, Sabu, dan Sumba.

Faktor pendorong bergeraknya massa udara ini, kata Agung, adalah perbedaan tekanan udara antara satu tempat dengan tempat yang lain dan biasanya di NTT berlangsung pada musim kemarau.

Hal ini dipengaruhi garis semu matahari yang masih berada di belahan bumi utara (BBU) sehingga tekanan udara di utara (Asia) akan lebih rendah dibandingkan tekanan udara di selatan khatulistiwa (Australia).

“Semakin tinggi selisih tekanan udara antara dua daerah, maka kecepatan gerak massa udara juga akan semakin tinggi atau cepat,” jelas Agung Sudiono, dalam rilisnya, Kamis (5/8).

Jika tidak ada gaya lain yang mempengaruhi, lanjut Agung, maka angin akan bergerak secara langsung dari daerah bertekanan udara tinggi ke daerah bertekanan udara rendah. Fenomena angin kencang ini lebih sering terjadi pada siang hingga sore hari dan bersifat sementara.

“Dampak langsung yang ditimbulkan dapat memicu gelombang laut yang tinggi, robohnya papan reklame, baliho, dahan atau ranting pohon patah. Sementara dampak tidak langsung seperti meluasnya kebakaran lahan dan hutan,” jelasnya.

Oleh karena itu, Agung mengimbau masyarakat agar tetap waspada dan lebih berhati-hati terhadap dampak langsung yang dapat ditimbulkan oleh angin kencang ini.

“Jika menerima informasi akan adanya badai atau hal lain terkait cuaca diimbau untuk tetap tenang, jangan panik dan dapat segera menghubungi kantor BMKG terdekat agar memperoleh informasi cuaca terkini dan akurat dari sumber yang tepat,” imbaunya.  (MLA)

Editor: Redaksi

RELATED NEWS