BRI Terapkan Strategi Pengelolaan Nasabah Berbasis Piramida, Kunci Ekonomi Inklusif dan Berkelanjutan

Justina Nur Landhiani - Kamis, 06 Februari 2025 21:32
BRI Terapkan Strategi Pengelolaan Nasabah Berbasis Piramida, Kunci Ekonomi Inklusif dan BerkelanjutanBRI Kelola Segmen Nasabah Berbasis Piramida untuk Mendorong Ekonomi yang Merata (sumber: BRI)

JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI) kembali menunjukkan perannya sebagai pilar utama perbankan nasional dengan mempertegas komitmen dalam mendukung pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia. Dengan fokus kuat pada pengembangan UMKM, serta didukung jaringan luas dan inovasi berkelanjutan, BRI terus menjadi mitra strategis dalam memperkuat daya saing ekonomi Indonesia di kancah global. Hal tersebut disampaikan Direktur Utama BRI Sunarso pada diskusi eksklusif di kanal YouTube Hermanto Tanoko bertajuk “BBRI Pilar Utama Perbankan Nasional: Peluang Besar di 2025”.

Direktur Utama BRI Sunarso pada diskusi eksklusif di kanal YouTube Hermanto Tanoko bertajuk “BBRI Pilar Utama Perbankan Nasional: Peluang Besar di 2025”

Sunarso mengungkapkan bahwa BRI telah mengimplementasikan strategi pengelolaan segmen nasabah berbasis piramida. Pada dasar piramida, terdapat segmen mikro dan ultra mikro yang mencakup mayoritas nasabah BRI. Segmen ini menjadi fokus utama untuk berbagai program inklusif yang bertujuan meningkatkan kapasitas usaha, akses pembiayaan, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat di tingkat akar rumput.

“BRI secara konsisten mengarahkan sumber daya untuk mendukung segmen mikro dan ultra mikro melalui inovasi layanan keuangan, pelatihan kewirausahaan, dan pendampingan usaha. Ini sejalan dengan misi kami untuk memperkuat perekonomian masyarakat,” ujarnya.

Di lapisan tengah piramida, segmen menengah menawarkan potensi pertumbuhan yang lebih stabil dan menjadi salah satu fokus utama BRI dalam menjaga keseimbangan portofolio kredit. Sedangkan pada puncak piramida, BRI melayani segmen korporasi besar yang, meski jumlah nasabahnya lebih kecil, memiliki nilai kredit signifikan yang mendukung pembangunan nasional.

Sunarso juga menjelaskan bahwa permintaan kredit di sektor UMKM sangat dipengaruhi oleh konsumsi rumah tangga dan daya beli masyarakat. “Ketika daya beli melemah, permintaan kredit di sektor UMKM, terutama mikro, cenderung mengalami penurunan,” paparnya.

Sebagai respons terhadap dinamika tersebut, BRI mengadopsi strategi “slowing down” untuk menurunkan laju pertumbuhan kredit di segmen mikro. Langkah ini diselaraskan dengan penguatan penyaluran kredit pada segmen menengah dan konsumer, sehingga tercipta ekosistem pembiayaan yang lebih seimbang dan berdaya tahan.

BRI juga terus berinovasi melalui transformasi digital, dengan menghadirkan layanan seperti BRImo dan BRISPOT yang mempermudah akses pembiayaan dan mempercepat proses kredit. Inovasi ini mendukung peningkatan inklusi keuangan, khususnya bagi pelaku UMKM di wilayah-wilayah terpencil.

“Melalui transformasi digital dan pendekatan berbasis piramida, BRI optimistis dapat memberikan dampak positif yang signifikan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” tambah Sunarso.

Tulisan ini telah tayang di jogjaaja.com oleh Redaksi pada 06 Feb 2025  

Editor: Redaksi Daerah
Justina Nur Landhiani

Justina Nur Landhiani

Lihat semua artikel

RELATED NEWS