Budi Daya Ikan Lele Sistem Bioflok Bawa Angin Segar bagi Perekomian Warga Desa Boru Kedang

redaksi - Rabu, 14 Juni 2023 16:46
Budi Daya Ikan Lele  Sistem Bioflok Bawa Angin Segar bagi Perekomian Warga Desa Boru Kedang Seorang warga Desa Boru Kedang, Flotim di antara kolam bioflok ikan lele. (sumber: Chen Epiphania)

BORU KEDANG (Floresku.com) - Warga Desa Boru Kedang, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur mengembangkan budidaya ikan lele.

Budidaya ikan lele menggunakan sistem bioflok ini ditangani kelompok 'Watu Manuk'  mulai membawa angin segar bagi kondisi perekonomian masyarakat setempat karena sudah dapat dipanen dan dipasarkan.

Bioflok berasal dari kata “bios” yang berarti kehidupan, dan “flok” yang berarti gumpalan. Bioflok sendiri adalah salah satu sistem budidaya ikan menggunakan teknik rekayasa lingkungan yang mengandalkan pasokan oksigen dan pemanfaat mikroorganisme. 

Sistem bioflok akan menggabungkan senyawa organik dan anorganik yang terdiri dari karbon, oksigen, hidrogen, nitrogen, kotoran ikan, dan sisa pakan yang nantinya akan membentuk bioflok.

Bioflok terbentuk melalui pengadukan bahan organik di air untuk merangsang perkembangan bakteri heterotrof aerobik. Teknik bioflok ikan nila baru akan bekerja jika kandungan oksigen di dalam air sudah cukup. 

Budidaya ikan lele di Desa Boru Kedang  terlaksana berkat aspirasi  anggota DPR RI  Fraksi Partai NasDem, Julie Sutrisno Laiskodat. 

Mulai dipasarkan

Salah satu anggota kelompok Watu Manuk, Laurensius Meken Soge (43), mengatakan belasan ribu lele jumbo berkualitas mulai dipasarkan dengan harga Rp 40 ribu per kilogram.

"Kami sudah mulai panen dan jual tapi pasarannya masih dalam wilayah desa. Kas kami dari hasil ikan lele saat ini Rp 2 juta lebih," katanya kepada wartawan, Senin 12 Juni 2023.

Ia mengatakan, budidaya ikan lele di atas tanah milik anggota kelompok memang baru dikembangkan beberapa bulan terakhir. Namun progresnya dinilai bagus dan akan berkembang pesat.

"Ada enam kolam dan semuanya tersedia airator yang berfungsi menghasilkan oksigen. Semua ini berkat bunda Julie Laiskodat yang menyampaikan aspirasi di Kementerian Kelautan dan Perikanan RI tahun anggaran 2022," tuturnya.

Meski demimikian, kata Laurensius, pihaknya sulit melakukan pengembangan lebih lanjut lantaran belum mahir membedakan bibit jantan dan betina untuk dikawinkan.

"Kemarin ada janji, kalau tidak salah orang dari dinas kabupaten mau datang kasih suntik rangsangan," ungkapnya.

Ia memaparkan, terdapat enam kolam bioflok dengan kapasitas tampung satu kolam dua ribu ikan lele. Ikan berukuran jumbo langsung diburu masyarakat, termasuk urusan kegiatan oleh Pemerintah Desa Boru Kedang.

Sementara itu, Kepala Desa Boru Kedang, Darius Don Boruk mendukung penuh program pemberdayaan tersebut. Ia menyampaikan terima kasih kepada politisi perempuan partai NasDem yang telah memperjuangkan budidaya ikan lele di desanya.

"Itu programnya teman-teman dari NasDem yaitu ibu Julie Laiskodat untuk budidaya ikan air tawar," katanya.

Ia menerangkan, sebelum program tersebut direalisasikan, muncul tawaran dari seorang kader NasDem, Wilfridus Kabelen agar Boru Kedang menjadi salah satu desa yang mengembangkan budidaya ikan air tawar, apa lagi di sana memiliki potensi air yang cukup.

"Terima kasih banyak, ternyata bisa sukses dan masyarakat bisa menimati ikan itu, walaupun tidak semua tetapi diharapkan ke depan kita bisa promosikan," tutur Darius.

Menurut dia, budidaya kolam bioflok dapat memotivasi masyarakat dalam melakukan kegiatan usaha. Selain itu, kata Darius, pihaknya lebih terbantu lantaran ikan lele menjadi alternatif ketika harga ikan air laut mahal. (Chan Epifania). ***

Editor: redaksi

RELATED NEWS