Bupati Don: Bendungan Mbay Akan Rampung Pertengahan 2024

redaksi - Rabu, 08 September 2021 13:49
Bupati Don: Bendungan Mbay Akan Rampung Pertengahan 2024Bupati Nagekeo Yohanes Don Bosco Do (sumber: Ist)

MBAY (Floresku.com) Bupati Nagekeo Johanes Don Bosco Do menegaskan pembangunan Bendungan Mbay di Kabupaten Nagekeo, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) akan rampung tepat waktu, yaitu pertengahan 2024. Untuk mengejar hal tersebut, seluruh tahapan proyek pembangunan, termasuk apraisal dan dua paket pekerjaan  bendungan tersebut akan dilaksanakan secara simultan atau berbarengan. 

Demikian kata  Bupati Nagekeo Johanes Don Bosco Do (Bupati Don) saat jumpa pers Sosialisasi Pekerjaan Pembangunan Bendungan Mbay Lambo di Kabupaten Nagekeo, NTT, Rabu (1/9/2021). 

Dalam berita yang dirilis investor.id. Senin, 6 September 2021 | 00:21 WIB disebutkan bahwa Bupati Don mengakui proyek pembangunan Bendungan Mbay sempat menghadapi hambatan. Di antaranya pro kontra akan kehadiran bendungan tersebut. Meskipun demikian, ia menegaskan pro kontra dalam sebuah proyek itu adalah hal yang selalu ada, sehingga diminta tidak dielaborasi atau dieksploitasi mengenai hal tersebut.

Terlebih, pembangunan bendungan tersebut merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN). Bahkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam perintahnya kepada Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk menyelesaikan bendungan tersebut sebelum masa jabatannya sebagai presiden berakhir pada Oktober 2024.

“Semua bekerja simultan, kita juga akan mengerahkan tenaga kerja lokal supaya ada shift pekerjaan cepat, sehingga tidak sampai akhir 2024. Jadi sebelum Presiden selesai masa jabatan bisa diselesaikan. Ini sebagai bagian dari pertanggung jawaban politik beliau memberikan kita tujuh bendungan di NTT,” ungkap Bupati Don.

Menurut dia, pengerjaan simultan tersebut terdiri atas apraisal yang nantinya akan digunakan sebagai sarana ganti untung kepada warga yang terkena lahannya, serta kegiatan pembangunan fisik yang terdiri atas kontrak pekerjaan bendungan dalam dua paket dan sudah ditandatangani. 

“Sekarang perkerjaan itu, baik persiapan fisik menuju lokasi berjalaan bersamaan dengan kegiatan aprisal. Apraisal ini diharapkan selesai dalam satu bulan atau 30 hari, setelah itu tahap selanjutnya pembayaran kepada yang berhak,” tegasnya.

Bupati Don menegaskan sebagai bagian dari PSN, pembangunan Bendungan May didukung penuh oleh pemerintah pusat. Untuk itu, keamanan dari pembangunan proyek tersebut akan mengerahkan seluruh kekuatan pemerintah, baik TNI, Polri, Satpol PP, hingga Limnas. Hal ini menegaskan pembangunan tersebut tidak akan berbalik lagi, terlebih proyek ini sudah ditunggu-tunggu oleh masyarakat sejak lama.

“Saat ini sudah pada tahap pelaksanaan, jadi saya ingatkan kembali, seluruh kewajiban pemerintah sudah dilakukan, mulai dari kegiatan sosialisasi, dialog, persuasif. Jadi hak-hak mereka akan kita perhatikan sesuai dengan perundangan yang berlaku,” katanya.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Nagekeo Dominikus Insantuan mengatakan, data dari pertanahan untuk pengukuran pendataan sudah siap. Arena itu terkait adanya penandatangan tim apraisal. 

“Data itu akan kami serahkan kepada apraisal untuk dilakukan penilaian kepada masyarakat,” ujar Dominikus.

Sementara itu, Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) NT II IR Agus Sociawan MEC mengatakan, penandatanganan kontrak pembangunan bendungan sudah dilakukan pada 19 Agustus 2021. Pembangunan tersebut dibagi menjadi dua paket agar efisien dan waktu lebih cepat. Paket I dikerjakan oleh PT Waskita Karya KSO (Kerja Sama Operasi) PT Bumi Indah dengan nilai Kontrak Rp 700.693.821.000. Pembangunan Bendungan Mbay di Kabupaten Nagekeo (Paket 2) oleh PT Brantas Abipraya (Persero) dengan nilai kontrak Rp 775.138.405.000. Sedangkan untuk supervisinya dilaksanakan oleh PT Indra Karya dengan KSO nilainya sebeasr Rp 44,6 miliar.

Agus menambahkan, manfaat dari kehadiran bendungan ini adalah ketersediaan air baku minimal sebanyak 0,2 m3. Hal ini berdasarkan hasil diskusi yang menyebutkan bahwa memang ada kekurangan air di masyarakat sekitar bendungan. Tidak hanya itu, bendungan tersebut juga diintegrasikan dengan pengembangan kawasan pariwisata, sehingga diharapkan menjadi destinasi baru bagi wisatawan.

Menurut Agus keterlibatan kontraktor lokal dalam pembangunan Bendungan Mbay juga bertujuan untuk memberdayakan kontraktor lokal. Sehingga setelah selesai, memiliki kemampuan secara teknis untuk melanjutkan pembangunan bendungan. “Semoga ke depan kontraktor lokal di NTT bisa melaksanakan kegiatan sendiri,” tuturnya. (MAR)

Editor: Redaksi

RELATED NEWS