Dampak Perang Ukraina: Investor Asing Mundur dari Proyek IKN, Pemerintah Perlu Cari Sumber Dana Alternatif

redaksi - Selasa, 15 Maret 2022 07:05
Dampak Perang Ukraina: Investor Asing Mundur dari Proyek IKN, Pemerintah  Perlu Cari Sumber Dana AlternatifDesain Istana IKN. (sumber: Istimewa)

JAKARTA (Floresku.com)- Perang antara Rusia dan Ukraina membuat para investor memilih untuk wait and see atas apa yang terjadi saat ini. Salah satunya adalah seperti yang dilakukan oleh SoftBank Group yang mengundurkan diri dari proyek pembangunan Ibu Kota Negara (IKN), Kalimantan Timur (Kaltim).

Direktur Center of Econmics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menuturkan bahwa perang yang terjadi sekarang menambah ketidakpastian, selain dari faktor pandemi Covid-19. Pasalnya, konflik ini juga dapat berpotensi terhadap terjadinya inflasi.

“Faktor perang di Ukraina menambah deretan ketidakpastian global. Investor juga membaca risiko inflasi yang tinggi di negara maju akan membuat biaya pembangunan IKN naik signifikan,” jelas dia sebagaimana dirilis  JawaPos.com, Minggu (13/3).

Hal itu tentu saja menambah PR (pekerjaan rumah) tambahan bagi pemerintah. Sebab pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara sudah resmi dimulai setelah Presiden Jokowi memimpin prosesi penyatuan air dan tanah dari 34 provinsi di titik nol. 

Diketahui untuk sementara pemerintah mengandalkan APBN melalui dana PEN untuk membiayai pembangunan secara bertahap. 

Menghadapi situasi global dan sikap investor asing tersebut  pemerintah diminta untuk kreatif dalam membiayai pembangunan yang berkelanjutan tidak hanya bertumpu pada APBN.

“Ya pemerintah harus kreatif saya setuju mengenai itu, tetapi saya optimistis pemerintah sudah memiliki plan yang terukur dalam membangun IKN Nusantara,” kata pengamat ekonomi, Ibrahim Assuaibi, Senin, 14 Maret 2022.

Dia menilai pemindahan ibu kota sejatinya sudah urgen untuk pemerataan ekonomi. Apalagi wacana pemindahan sudah dimulai pada masa Bung Karno yang telah merencanakan ibu kota dipindah ke kawasan Kalimantan.

“Jangan lupa juga parlemen telah menyetujui pemindahan ibu kota dengan mengesahkan UU IKN Nusantara. Jadi harus dieksekusi," ujarnya.

Ibrahim menilai wajar adanya investor yang membatalkan investasi di IKN Nusantara akibat berbagai faktor. Namun situasi itu tidak boleh menghambat rencana pembangunan yang dibahasakan Presiden Jokowi dengan cita-cita dan pekerjaan besar.

Menurut dia, situasi pandemi Covid-19 di Indonesia yang mulai terkendali membawa berkah tersendiri untuk pembangunan IKN Nusantara. Dengan beralihnya status pandemi jadi endemi yang diprediksi mulai April 2022 maka pemerintah bisa mengalokasikan dana lebih untuk IKN.

Selain itu, Ibrahim meyakini postur APBN cukup untuk membiayai utang mengingat adanya pemasukan melalui program tax amnesty dan kepatuhan perusahaan nasional membayar pajak. Ditambah lagi terbuka kemungkinan kondisi global bakal membaik dengan gencatan senjata Rusia-Ukraina sehingga memudahkan kerja sama investasi.

Malahan Ibrahim memprediksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama bisa mencapai 5% mengingat tingginya pemasukan akibat kenaikan harga komoditas ekspor-impor.

“Saya optimistis pembangunan berjalan lancar meskipun ada investor yang membatalkan investasi. Jangan lupa pembangunan dilakukan secara bertahap dan pemerintah harus kreatif mengelola pembangunan ini,” tuturnya.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Erwin C. Sihombing pada 15 Mar 2022 

Bagikan

RELATED NEWS