Dampak Sklon Ditwah, Sejuta Warga Sri Lanka Butuh Bantuan

redaksi - Rabu, 31 Desember 2025 15:13
Dampak Sklon Ditwah, Sejuta Warga Sri Lanka  Butuh BantuanBanjir akibat siklon Ditwh (sumber: vsticannews.va)

SRI LANKA (Floresku.com) - Hampir satu bulan setelah Siklon Ditwah menerjang Sri Lanka, krisis kemanusiaan masih membayangi negara kepulauan tersebut. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan lebih dari satu juta orang masih membutuhkan bantuan mendesak, sementara hujan berkepanjangan dan genangan banjir terus memperburuk kondisi di berbagai wilayah.

Siklon yang menghantam pesisir timur Sri Lanka pada 28 November itu menewaskan sedikitnya 643 orang dan menyebabkan 183 lainnya dinyatakan hilang. Dampaknya meluas ke seluruh sembilan provinsi, merusak infrastruktur, melumpuhkan layanan publik, dan memaksa ribuan warga meninggalkan rumah mereka.

Menurut PBB, sekitar 1,8 juta warga Sri Lanka terdampak langsung oleh bencana ini. Dari jumlah tersebut, hampir dua pertiganya membutuhkan bantuan kemanusiaan, termasuk sekitar setengah juta anak-anak. Kelompok rentan menghadapi risiko yang semakin besar, mulai dari kekurangan pangan hingga masalah kesehatan dan sanitasi.

Kondisi ekonomi keluarga korban juga memburuk. Sekitar 30 persen rumah tangga dilaporkan mengurangi porsi makan akibat keterbatasan pangan. Bank Dunia memperkirakan kerusakan properti akibat siklon mencapai hampir 4,1 miliar dolar AS, setara sekitar 4 persen dari produk domestik bruto Sri Lanka. Namun, kebutuhan pemulihan jangka panjang diperkirakan jauh melampaui angka tersebut.

Baca juga:

UNICEF melaporkan munculnya persoalan serius dalam perlindungan anak, pendidikan, dan gizi. Akses terhadap layanan air bersih, sanitasi, dan kebersihan juga terganggu. Banyak anak masih tinggal di tempat penampungan sementara atau menumpang di rumah keluarga lain dengan kondisi minim penerangan, privasi, dan kebersihan.

Sektor pendidikan menjadi salah satu yang paling terdampak. Lebih dari seribu sekolah dan enam universitas mengalami kerusakan, sementara sekitar 500 sekolah digunakan sebagai pusat pengungsian. Meski sebagian siswa telah dipindahkan ke sekolah terdekat yang masih berfungsi, organisasi kemanusiaan menilai ruang kelas darurat tetap dibutuhkan agar gangguan pendidikan tidak berkepanjangan.

Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) mencatat hampir 300.000 orang belum dapat kembali ke rumah mereka. Sebagian tinggal bersama warga lokal, sementara lainnya bertahan di sekolah, tempat ibadah, atau barak sementara.

Sri Lanka telah menerima bantuan darurat dari sejumlah negara dan lembaga internasional, termasuk China, Amerika Serikat, dan Uni Eropa. PBB bersama mitra kemanusiaan juga meluncurkan Rencana Prioritas Kemanusiaan dengan kebutuhan dana sebesar 35,3 juta dolar AS untuk membantu kelompok paling terdampak.

Namun, lembaga-lembaga kemanusiaan mengingatkan bahwa tanpa dukungan finansial yang memadai dan berkelanjutan, proses pemulihan Sri Lanka dari bencana ini akan menjadi perjalanan panjang dan penuh tantangan. (Sandra/Sumber Vaticannews.va). ***

RELATED NEWS