Data Statisik International Coffee Organization (ICO) Ungkap Indonesia Masuk Empat Besar Pengeskpor Kopi Dunia
redaksi - Minggu, 14 Maret 2021 14:07JAKARTA (Floresku.com) - Indonesia masuk dalam empat besar negara pengekspor kopi dunia, dengan tren pertumbuhan positif 17,9 persen pada Januari 2021 dibanding Januari 2020, dan 24,2 persen selama periode Januari-Oktober 2020 dan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Hal ini terungkap dari data statisitk terakhiryang dikeluarkan International Coffee Organization (ICO) yang berpusat di London, Inggris.
Menurut statistik ekspor bulanan dari negara anggota dan non-anggota ICO, diketahui total ekspor kopi dunia per Januari 2021 mencapai 10, 21 juta kantong (isi 60kg), merosot 3,6 persen dari volume ekspor pada Januari 2020 sebesar 10,59 juta kantong. Selama periode Januari hingga Oktober 2020, total volume ekspor dunia mencapai 41,88 juta kantong, naik 3,7 persen dari periode yang sama tahun 2019, sebesar 40,38 juta kantong.
Dari total volume ekspor kopi dunia, porsi terbesar masih dikuasai Brasil. Negara asal pesebak bola tershohor Neymar da Silva Santos Júnior itu membukukan volume ekspor kopi sebesar 3, 15 juta kantor per Januari 2021. Angka tersebut meroso 9,4 persen dibandingkan volume ekspor pada Januari 2020, sebesar 3,47 juta kantong.
Vietnam berada pada tempat kedua, sebagai perkspor kopi dunia. Pada Januari 2021 negara itu mengekspor kopi sebanyak 2,68 juta kantong, naik 11,5 persen dari Januari 2020, sebanyak 2,40 juta kantong.
Pada tempat ketiga adalah Kolombia. Negara di Amerika Tengah itu berhasil mengekspor kopi sebanyak 1,07 juta kantong, naik 0,7 persen dibandingkan Januari 2020 yang sebesar 1,6 juta kantong.
Indonesia berada di peringkat keempat, karena berhasil mengeskpor kopi dengan sebanyak 604 ribu kantor, naik 17,9 persen dari Januari 2020 sebesar 512 ribu kantong. Sementata itu, Honduras yang pada Januari 2020 berhasil mengekspor 719 ribu kantong, pada Januari 2021 ini hanya bisa mengekspor 465 ribu kantong, atau menurun 35,5 persen.
1,5 ton kopi diekskpor ke Jerman. termasuk Kopi Bajawa Flores
Sebagaimana diberitakan pada awal Maret ini sekitar 1,5 ton biji kopi Flores-Bajawa, Boyolali-Merbabu, Toraja dikirim langsung dari Pelabuhan Tanjung Priuk ke Pelabuhan Hamburg di Jerman.
Pelepasan perdana ekspor ketiga jenis kopi secara resmi dilakukan pada 4 Maret 2021. Hadir dalam acara ini wakil dari KBRI Berlin, KJRI Hamburg, MyBali Coffee, Tim Percepatan Pemulihan Ekonomi Kemlu RI dan sejumlah UKM produsen kopi nasional.
Selama ini kopi Indonesia mendapat tempat di hati para penikmat specialty coffee di Jerman. Bagi mereka kopi Indonesia memiiliki aroma dan rasa yang khas. Ekspor kopi Indonesia kali ini akan menambah varian kopi Indonesia di pasar Jerman yang sudah akrab dengan aroma kopi seperti Lintong, Gayo, Mandailing dan Luwak.
“Konsumsi kopi orang Jerman adalah tertinggi di Eropa dengan 166 liter per orang setiap tahunnya” ungkap Konsul Jenderal RI di Hamburg, Ardian Wicaksono.
“Dalam setiap kegiatan promosi kopi, selain mengenai rasa dan aroma khas, kita selalu menyematkan cerita mengenai petani kopi di Indonesia, kesejahteraan mereka, alam dan sustainability. Melalui kerja sama ini kita juga akan memastikan kualitas mutu dan jaminan jumlah pasokan,” lanjutnya.
Peningkatan dan diversikasi varian biji kopi Indonesia ke Jerman tercapai melalui pola kemitraan yang baik antara pemerintah dan swasta. Dalam hal ini, KBRI Berlin dan KJRI Hamburg aktif berkoordinasi dengan pihak MyBali Coffee, salah satu perusahaan kopi di Jerman. Tak hanya itu, kemitraan juga dijalin dengan KOPIRA (Koperasi Produsen Kopi Rakyat Indonesia) dan House of Coffee Barista ID serta beberapa kementerian terkait di Indonesia.
Jerman importir terbesar
Jerman merupakan importir biji kopi terbesar di Eropa. Jumlahnya mencapai sekitar 1,1 juta ton per tahun. Meski demikian, secara volume kopi Indonesia masih menduduki peringkat ke-9 hanya 1,78% dari pasar kopi Jerman.
“Kita masih kalah dengan kopi dari Brazil, Vietnam dan Kolombia karena dua hal. Yaitu produsen kopi Indonesia belum paham selera kopi orang Eropa sehingga mengekspor kopi yang hanya dianggap enak secara lokal. Kedua, akses masuk puluhan ribu ton kopi Indonesia ke pasar Eropa selama ini dikuasai oleh para pengepul di Belanda dengan jalur distribusi yang bisa menggelembungkan harga” jelas Duta Besar RI di Berlin, Arif Havas Oegroseno.
Solusi yang dilakukan untuk mengatasi persoalan ini adalah melalui kegiatan cupping dan tasting jenis-jenis kopi yang populer di pasar Jerman dan membandingkannya dengan cita rasa kopi Indonesia. KBRI Berlin pada tahun lalu mengirimkan sampel biji kopi hasil olahan para coffee roaster Jerman ke Indonesia untuk dicicipi para ahli kopi nasional agar dapat mengetahui cita rasa kopi yang disukai konsumen Jerman. Ekspor kopi langsung ke Pelabuhan Hamburg kali ini juga dilakukan untuk memangkas jalur distribusi yang umumnya terpusat di Belanda.
“Ekspor 1,5 ton ini adalah langkah awal penetrasi agresif kopi Indonesia ke pasar Jerman. Saya targetkan kedepannya kita bisa ekspor 60 ribu ton kopi langsung ke Jerman”, pungkas Dubes Oegroseno.
Wakil Menteri Luar Negeri, Mahendra Siregar, yang juga hadir pada kegiatan virtual ini menyampaikan apresiasi atas upaya promosi kopi yang proaktif, intensif dan membumi yang dilakukan KBRI Berlin dan KJRI Hamburg. Upaya ini membuka jalan bagi petani kopi nasional untuk mampu menembus pasar Eropa terutama melalui Jerman. (MAP)