Di Hadapan Mahasiswa Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati, Kepala BPIP: Perkuat Ideologi Pancasila

redaksi - Senin, 26 September 2022 21:52
Di Hadapan Mahasiswa Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati, Kepala BPIP: Perkuat Ideologi Pancasila Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Prof. Drs. K.H. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D. (sumber: Humasn BPIP)

BANDUNG (Floresku.com) - Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Prof. Drs. K.H. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D. menekankan pentingnya memperkuat ideologi Pancasila di tengah paham ideologi lain yang berupaya memengaruhi bangsa Indonesia.

Pesan tersebut disampaikan Yudian saat menjadi pembicara kunci dalam Kuliah Umum Mahasiswa Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati di Bandung, Jumat (24/09).

Dalam kuliah umum yang bertajuk “Implementasi Nilai-Nilai Pancasila melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi” tersebut Yudian mengungkapkan, pentingnya bangsa Indonesia bersyukur atas karunia yang Allah SWT. berikan.

“Kita adalah bangsa yang paling diridhoi, dicintai, dikasihi oleh Allah SWT. Tinggal lakukan 2 hal. Bersyukur dengan memperkuat ideologi (Pancasila) dan kuasai teknologi”, ungkap Yudian.

Yudian juga menjabarkan tugas manusia sebagai khalifah yang memimpin bumi pertiwi.

“Nusantara ini tanah paling subur di muka bumi. Punya NKRI. Di Jawa bagian barat, nama-namanya banyak yang diambil dari air. Ada Cibiru, Cibeureum, Cimahi, Ciliwung, Cibulan, dan masih banyak lagi. Ini tanah paling subur yang ditunjuk oleh Tuhan”, tutur Yudian.

Kepada ratusan mahasiswa pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Yudian menegaskan, para founding fathers, Bung Karno dan Bung Hatta telah berhasil meneladani revolusi Rasulullah.

“Proklamsi kita, proklamasi terhebat di muka bumi sepanjang sejarah. Terjadi di tengah Perang Dunia II dan (kita) tidak punya teknologi militer”, jelas Yudian.

Di samping itu, Yudian mengajak memori audien ke masa sebelum proklamasi. Pada saat itu, Nusantara masih berbentuk kerjaan-kerajaan/kesultanan. Namun dengan proklamasi, terbentuklah NKRI.

“Waktunya 59 detik (proklamasi). Hasilnya mempersatukan kembali 42 negara (kerajaan/kesultanan) menjadi Republik Indonesia. Tidak pernah terjadi, para sultan menyerahkan kekuasaannya demi konstitusional”, jelas Yudian.

Penjelasan Yudian tersebut membuka cara pandang lain terhadap para mahasiswa yang hadir. Salah satu peserta, Andrian mengaku, dirinya tercerahkan setelah menyimak ceramah Kepala BPIP dan tumbuh kembali semangat kebangsaannya.

“Penjelasan Prof. Yudian membuat saya jadi punya pandangan lain. Ayat-ayat Al-Quran yang beliau bedah sangat kontekstual dengan masalah bangsa saat ini”, ungkap Andrian.

Pada akhir ceramah, Yudian berpesan agar senantiasa menjaga agar keutuhan bangsa Indonesia tetap terjaga dengan memperkuat pemahaman terhadap ideologi Pancasila dan mengaktualisasikannya dengan melahirkan kreatifitas dan prestasi yang membanggakan.

“Perkuatlah ideologi negara dan kuasai skill tambahan. Dari situ lah akan menjadi ahli dan khalifah di Republik ini. Kita terlahir sebagai problem solver”, tutup Yudian. (HA)

Editor: redaksi

RELATED NEWS