Direktorat KMA Selenggarakan Training of Trainer Pandu Budaya di Sikka

redaksi - Minggu, 23 Juni 2024 07:26
Direktorat KMA Selenggarakan Training of Trainer Pandu Budaya di SikkaKegiatan ToT Pandu Budaya di Desa Nelle, Kabupaten Sikka, 20-22 Juni 2024 (sumber: Mardat)

MAUMERE (Floresku.com) -Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat menggelar  kegiatan pembekalan (ToT) Pandu Budaya Sekolah Lapang Kearifan lokal kedaulatan pangan dan masyarakat adat di Desa Nelle,Kecamatan Nelle,Kabupaten Sikka selama tiga hari, Kamis, 20-22 Juni 2024.

Pamong Budaya Ahli Muda, Dit. KMA Ditjend Kebudayaan Kemdikbudristek Yani Haryanto
dalam sambutannya mengatakan pentingnya pembangunan kebudayaan karena hal itu dapat memperkukuh jati diri dan karakter bangsa sekaligus sebagai investasi untuk membangun peradaban bangsa.

Desa Nelle menjadi salah satu ikon kebudayaan karena memiliki kearifan lokal dan nilai gotong royong yang melekat erat di hati masyarakat.

Pandu budaya diharapkan mampu memajukan dan melestarikan budaya.

“Budaya itu sangat penting karena menyangkut jati diri atau identitas diri kita. Investasi kebudayaan membentuk peradaban manusia melalui internalisasi nilai-nilai. Desa Bungalawan menjadi salah satu desa  yang memiliki kearifan lokal dan memegang teguh  nilai gotong royong. Pandu budaya menjadi spirit tumbuhnya kearifan lokal yang mulai menghilang,” ungkapnya.

Penjabat Bupati Sikka Adrianus Firminus Parera, SE,M.Si mengapresiasi kerja Direktorat KMA di Sikka yang memberikan perhatian di bidang kebudayaan untuk desa-desa  di kabupaten Sikka

“Apresiasi kepada Direktorat KMA yang memberikan perhatian di bidang kebudayaan untuk desa-desa yang ada di Kabupaten Sikka ,” ungkap Yani

Frans Mado salah satu peserta mengingatkan kembali tentang degradasi kearifan lokal milik masyarakat adat serentak runtuhnya nilai-nilai di dalam masyarakat.

Masyarakat adat kehilangan keseimbangan relasi kosmos diri dan leluhurnya.

“Kita telah kehilangan banyak hal terkait kearifan lokal serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Relasi ritus, ritual dan spiritual Masyarakat adat  dengan leluhurnya harus dieratkan Kembali untuk mencapai kesejatian hidup,” ujar Frans

Kegiatan berlangsung tiga hari ini menghasilkan pandu budaya yang akan melaksanakan praktik temu kenali potensi kearifan lokal di desa-desa yang mengikuti Kegiatan ToT. (Mardat)

RELATED NEWS