Direktur Utama Otorita Labuhan Bajo-Flores, Shania Fatina: ’Destinasi Super Premium Adalah Arahan Bapak Jokowi’
MAR - Jumat, 26 Februari 2021 11:27JAKARTA (Floresku.com) - Saat membuka acara Kompas 100 CEO Forum di Hotel Ritz Carlton, Kuningan, Jakarta 28 November 2020 lalu, Presien Jokowi meminta kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk mengembangkan dan mempromosikan kawasan wisata Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), dengan baik supaya dapat mendatangkan devisa sebanyak-banyaknya dari para wisatawan. Jokowi juga ingin menjadikan Labuan Bajo sebagai kawasan wisata super premium, tidak dicampuradukkan dengan wisatawan dari kalangan menengah dan bawah.
Gagasan menjadikan Labuan Bajo menjadi destinasi super premium memang bukan hal baru. Sejak era Presiden Soesilo Bambang Yodhoyono (SBY) pemerintah telah menerbitkan Peraturan No.50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-2025 (Pengembangan 10 Destinasi Baru / Destinasi Pariwisata Super Prioritas.
Untuk mewujudkan gagasan tersebut, Presiden Jokowi menerbitkan Peraturan Presiden No. 32 Tahun 2018 Tentang Badan Otorita Pengelola Kawasan Pariwisata Labuan Bajo Flores. Menyusul adalah Peraturan Menteri pariwsata No. 7 Tahun 2018 Tentang Badan Otorita Pengelola Kawasan Pariwisata Labuan Bajo Flores
Kini, Badan Pelakasana Otorita Labuan Bajo -Flores (BPOLBF) merupakan satuan kerja di bawah Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. BPOLBF memiliki dua tugas utama sebagai berikut, pertama, tugas koordinatif yaitu melakukan koordinasi, sinkronisasi, dan fasilitasi terhadap perencanaan, pengembangan, pembangunan, dan pengendalian di Kawasan Pariwisata Labuan Bajo Flores (11 Kabupaten). Dan, kedua, tugas otoritatif yaitu melakukan perencanaan, pengembangan, pembangunan, pengelolaan dan pengendalian di zona otorita Kawasan Pariwisata Labuan Bajo Flores (400 ha di Hutan Nggorang Bowosie).
Lahan BPOLBF meliputi kawasan seluas 400 Ha yang berada di lahan perhutanan dalam perizinan pengembangannya terbagi menjadi dua yaitu, APL (Area Pembangunan Lain) dan IUPSWA (Izin Usaha Pembangunan Sarana Wisata Alam). Khusus IUPSWA, pembangunan dibatasi hanya 10% lahan yang boleh terbangun dikarenakan lahan tersebut merupakan hutan yang perlu dilindungi.
Lahan BPOLBF adalah bagian bagian dari DPN Komodo – Ruteng dengan eksotisme yang harus dijaga melalui harmonisasi alam dan social budaya masyarakat Manggarai Barat
Untuk mememahami lebih jauh peran BPOLBF membangun pariswisata di Labuan Bajo dan Flores secara umum, redaksi Floresku.com mewawancarai Direktur Utama BOLBF, Shana Fatina. Berikut petikannya:
Floresku.com : Sejauh mana pengembangan Labuhan Bajo sebagai pariwisata premium?
Shana Fatima : Berbicara mengenai pengembangan Labuan Bajo sebagai pariwisata Labuan Bajo, kita mesti mulai dari visi utamanya yaitu Menjadikan Labuan Bajo Sebagai Destinasi Pariwisata Super Premium Berkelanjutan Kelas Dunia. Jadi, buka distinasi premium saja, tapi destinasi pariwisata super premium berkelanjutan kelas dunia. Jadi visinya sangat besar sekali.
Nilai-nilai strategi dari visi tersebut adalah Sustainable Tourism, Sustainable Agriculture & Farming, People & Culture, Commercialization & Innovation, Digital Government, dan Disaster Risk Reduction.
Sementara itu target yang hendak dicapai, ada dua kelompok yaitu target makro, dan target mikro. Target makro meliputi tiga aspek. Untuk kontribusi terhadap PDRB, realisasi pada 2019 adalah Rp4,8 triliun, sedangkan targetnya pada 2024 nanti, diharapkan dapat mencai Rp32 trilun. Untuk aspek peningkatan devisa, realisasi pada 2019 mencapai Rp910 miliar. Targetnya untuk 2024 dapat mencapai Rp8 triliun. Sedangkan untutk aspek ketiga, kontribusi terhadap kesempatan kerja, diketahui hingga 2019 lalu mencapai 4.000 kesempatan kerja. Target yang akan dicapai pada 2024 menjadi Rp 10.000 kesempatan kerja.
Secara mikro, targetnya meliputi tiga aspek juga. Yaitu apek Indeks Daya Saing Kepariwisataan. Hingga 2019, Indeks Daya Saing Kepariwisataan Indoesia berada pada peringkat ke-70. Nah, target kita untuk 2024 Indeksnya akan naik menjadi ke-30.
Akpek mikro yang kedua adalah kedatangan wisatawan mancanegara per 2019 mencapai 65.000 kunjungan. Targetnya, pada 2024 nanti dapat mencapai 500.000 kunjungan.
Sedangkan pada aspek pergerakan wisatawan Nusantara, diketahui hingga 2019 lalu mencapai 300.000 kunjungan. Targetnya, pada 2024 nanti dapat naik hingga 1 juta kunjungan.
Floresku.com: Mengapa harus disebut pariwisata super premium ya?
Shana Fatima: Karena memang kita hendak beralih dari pariwisata yang mengejar kuantitas, ke pariwisata yang berkualitas. Sehingga pariwisata yg dikembangkan, cocok dengan karakter kearifan lokal dan memberikam manfaat langsung untuk masyarakat, sekaligus menjaga lingkungan.
Secara konsep, wisata premium yang menyajikan perjalanan mewah yang memadukan keunikan dan budaya lokal dengan mengutamakan faktor kenyamanan seperti akomodasi premium hingga hidangan makanan kelas atas.
Ada juga yang mengatakan bahwa wisata premium itu adalah wisata yang memfasilitasi perjalanan mewah untuk memanjakan diri dengan tingkat pelayanan dan privasi terbaik dan mewah pada akomodasi premium, hidangan masakan dari chef kelas atas. Perjalanan tanpa stress, dimana semua kebutuhan tersedia melebihi harapan.
Wisata premium itu memiliki tujuh variable yang harus dipenuhi yaitu Lingkungan; SDM; Manajemen Perjalanan; Kuliner; Kesehatan, Keamanan, Keselamatan; Infrastruktur dan Amenitas; dan Aktivitas.
Nah, Labuan Bajo ini ‘kan hendak dikembangkan menjadi destinasi wisata ‘super premium’. Sebagai komparasi, dari aspek lingkungan, wisata premium itu ekslusif, artinya masyarakat umum memiliki akses terbatas, sedangkan wisata super premium itu ekslusif dan unik. Artinya hanya untuk masyrakat kelas menengah ke atas. Dari aspek SDM, wisata super premium SDMnya sangat selektif dengan standar international bintang 5.
Floresku.com: Apa yang akan dikembangkan untuk.mewujudkan statusnya sebagai super premium?
Shana Fatima: Hal-hal yang dikembangkan agar Labuan Bajo menjadi distinasi super premium adalah arahan Bapak Presiden Jokowi(Joko Widodo, red) sendiri. Bapak Presiden Jokowi telah memberikan tujuh arahan berkenaan dengan pengembangan pariwisata Labuan Bajo yaitu, pertama adalah penataan Kawasan; kedua, peningkatan Infrastruktur; ketiga penyiapan SDM, partisipasi UMKM dan penguatan konten lokal; keempat, penanganan sampah darat dan laut; kelima, pengadaan air baku; keenam, keamanan wisatawan; dan ketujuh, promosi yang terintegrasi.
Nah, arahan Bapak Presiden Jokowi oleh BPOLBF ditambah lagi dengan lima arahan yaitu, penyusunan produk wisata berkualitas, pengembangan kawasan pariwisata terpadu, peningkatan daya siaing destinasi, peningkatan jumlah akomodasi dan restoran, dan penerapan protokol CHSE (Cleanliness, Health, Safetey, Environment, Sustainablity) destinasi. Jadi seluruhnya ada 12 arahan yang menjadi fokus pengembangan pariwisata Labuan Bajo ini.
Floresku.com: Kira-kira apa saja dampaknya bagi Flores dan NTT secara keseluruhan?
Shana Fatima: Dampak yang ditimbulkan dari pengembangan Labuan Bajo sebagai destinasi wisata super premium jelas sangat besar bagi Flores, NTT bahkan Indonesia secara keseluruhan. Dari target yang sudah saya kemukakan di atas, diharapkan pariwisata Labuan Bajo dapat ikut meningkatkan sumber devisa RI. Bagi Flores dan NTT, dampak yang sangat nyata adalah menciptakan lapangan kerja, - melestarikan kebudayaan lokal, dan menjaga atau melestarikan alam linngkungan. Itu beberapa dampak yang bisa disebutkan. Tentu saja, dampaknya masih banyak lagi.
Floresku.com: Apakah Otorita Pariwisata Labuhan Bajo punya destinasi andalan lain selain Labuhan Bajo?
Shana Fatima: Oya, selain Labuan Bajo, kita memilik banyak destinasi andalan di seluruh Flores. Mulai dari Bima, di pulau Sumbawa, hingga Alor. Anda bisa lihat di travelmap yang sudah kita buat.
Floresku.com: Sejauh mana komitmen Presiden Jokowi dalam.membangun Labuan Bajo?
Shana Fatima: Komitmen Presiden Jokowi sangat tinggi untuk membangun Labuan Bajo. Salah satunya dengan menerbitkan Peraturan Presiden No. 32 TAHUN 2018 Tentang Badan Otorita Pengelola Kawasan Pariwisata Labuan Bajo Flores, pengalokasian dukungan anggaran lintas Kementerian/Lembaga membangun pariwisata yg orientasi pada kualitas.
Floresku.com : Apa yang masih perlu diperbaiki terkait pembangunan Labuhan Bajo?
Shana Fatima Kalau dari Travel and Tourism Competitiveness Index (TTCI) 2021, Indonesia berada pada angka 4.3, semenara itu TTCI Labuan Bajo Flores masih di angka 1.5-2.2. Jadi memang seluruh aspek masih perlu peningkatan. (*)