Dirjen KSDAE, Wiratno yang Berkata "Proyek TN Komodo Akan Dilanjutkan... Terbukti Tidak Berdampak Apa -Apa," Dicibir Netizen Instagram

redaksi - Jumat, 06 Agustus 2021 21:59
Dirjen KSDAE, Wiratno yang Berkata "Proyek TN Komodo Akan Dilanjutkan... Terbukti Tidak Berdampak Apa -Apa," Dicibir Netizen InstagramWiratno, Dirjen Konservasi dan Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (sumber: Istimewa)

JAKARTA (Floresku.com) – Proyek pembangunan infrastruktur di Taman Nasional (TN) Komodo akan berlanjut, meskipun UNESCO memperingatkan rencana tersebut dapat berdampak negatif terhadap lingkungan.

"Proyek ini akan dilanjutkan... terbukti tidak berdampak apa-apa," kata Wiratno, Direktur Jendral Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem (KSDAE) sebagaimana dirilis Reuters, Kamis (5/8).

Sebagaimana diberitakan media ini sebelumnya, berdasarkan berbagai masukan dan setelah melakukan pertemuan online 16-31 Juli 2021 di Fuzhou, China  UNESCO mengatakan pada konferensi Komite Warisan Dunia bahwa proyek tersebut memerlukan penilaian dampak lingkungan baru atas masalah penangkapan ikan ilegal dan potensi risiko terhadap habitat alami komodo.

Komite Warisan Dunia Unesco kemudian menerbitkan draf keputusan bernomor 44 COM 7B.93 yang isinya mendesak Negara (Indonesia) untuk menghentikan semua proyek infrastruktur pariwisata di dalam dan sekitar properti yang berpotensi berdampak pada nilai universal luar biasa hingga Amdal yang direvisi diajukan dan ditinjau oleh IUCN.  

Menurut UNESCO, proyek infrastruktur untuk pariwisata baik di dalam dan sekitar Taman Nasional Komodo, berpotensi berdampak buruk pada nilai universal luar biasa atau Outstanding Universal Value (OUV).

“Ini merupakan kemenangan bagi konservasi dan pariwisata Indonesia, khususnya di Flores. Ini kemenangan melawan perusakan kawasan konservasi dan situs warisan dunia oleh pembangunan pariwisata rezim saat ini,” kata peneliti kelahiran Flores itu kepada Tempo, 1 Agustus lalu.

Cypri percaya zona konservasi di Taman Komodo telah diganggu oleh pemerintah seiring dengan restrukturisasi fisik besar Pulau Rinca yang tidak didukung oleh penilaian dampak lingkungan (Amdal) yang layak, yang menurut Komite harus dinilai oleh IUCN.

Aktivis lingkungan sekaligus peneliti Center for Southeast Asian Studies di Kyoto University Jepang, Cypri Jehan Paju Dale mengatakan peringatan resmi Komite Warisan Dunia (World Heritage Committee) UNESCO ihwal Taman Nasional Komodo merupakan kemenangan besar bagi konservasi dan pariwisata di Indonesia. Komite Warisan Dunia dalam laporan resminya meminta pemerintah Indonesia menghentikan sementara proyek pembangunan di Taman Nasional Komodo.

"Ini sebuah kemenangan besar untuk konservasi dan pariwisata di Indonesia, terutama di Flores, kemenangan melawan perusakan kawasan konservasi terpenting yang sekaligus merupakan Situs Warisan Dunia atas nama pembangunanisme pariwisata rezim sekarang," kata peneliti kelahiran Flores ini 

Cypri mengatakan, selama ini zonasi konservasi di Taman Nasional Komodo telah diutak-atik oleh pemerintah. Selain itu ada pula pembongkaran dan pembangunan kembali Pulau Rinca yang dilakukan tanpa Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal).

Yang paling krusial, kata Cypri, ialah pemberian konsesi ratusan hektare kepada pihak swasta untuk resor eksklusif. "Rencana memindahkan penduduk Komodo demi menjadikan pulau itu zona wisata eksklusif juga ide yang konyol," kata Cypri.

Dengan adanya peringatan resmi UNESCO ini, lanjut Cypri, pemerintah tak lagi hanya berhadap-hadapan dengan perlawanan warga di Nusa Tenggara Timur dan kelompok masyarakat sipil internasional. Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi), ujarnya, kini pun berhadapan dengan lembaga-lembaga dan publik internasional.

"Kalau pemerintah tetap ngotot dengan rencananya, pemerintah tidak hanya akan kehilangan muka, tetapi citra pariwisata Indonesia juga akan makin hancur," ujar Cypri.

Respon netizen

Pernyataan   Wiratno, Dirjen KSDAE,  Kementerian Lingkungan Hidup bahwa pembangunan infratruktur di TN Komodo akan dilanjutkan karena terbukti tidak berdampak apa-apa, diunggah kembali ileh akun instagram FOLKATITIVE, Jumat (6/8) sekitar pukul 17.30 pm, segera diserbu tanggapan  dari para netizen instagrramers.. Tiga jam setelah status itu diunggah, tercatat sudah ada 109k tanda love, dan 2,738 komnetar.  

Unggahan di atas langsung disambut dengan komentar bernada sinis dan cibiran dari para instagramer lainnya. Instagramer atas nama Stivensynto misalnya mencibir, “Aduhhhh, batunyaaaaaa~” disambut 1.737 tanda suka dalam tempo hanya tiga jam.

Komentar Rangga_bargara's, “Jangankan UNESCO, Tuhan aja ga ditakuti,” direspon oleh 1,042 l instagramers.

Cibiran juga disampaikan instagramer Dianidsl, “kementrian lingkungan hidup isn't 'lingkungan hidup' anymore 😵” disambut 964 tanda suka.

Sementara itu, komentar Kangtjuanki, “Sekelas UNESCO aja gak didengar, apalagi kita😢,” langsung menuai 725 tanda suka.

Instagramer lainnya, m.arqhaidar berkomentar sinis, “UNESCO lebih perhatian dengan lingkungan Indonesia dibanding Pemerintah sendiri.”  (MLA)

Editor: Redaksi

RELATED NEWS