Dorong Daya Saing Mahasiswa, Ditjen Diksi Keluarkan Lima Formula Program Vokasi
redaksi - Kamis, 15 April 2021 22:08JAKARTA (Floresku.com) - Guna mengembangkan potensi dan kompetensi mahasiswa vokasi agar mampu berdaya saing global, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Direktorat Pendidikan Tinggi Vokasi dan Profesi, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi) mengeluarkan lima formula program unggulan di bidang vokasi.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Wikan Sakarinto, menyampaikan harapannya agar lima program ini dapat menghasilkan mahasiswa vokasi yang kompeten dan siap menjadi pemimpin-pemimpin masa depan yang kreatif. “Tahun ini kami merancang, mengemas program kemahasiswaan vokasi, yang tujuannya agar mahasiswa vokasi bisa terasah kompetensinya sehingga benar-benar mampu bersaing secara global,” ujar Wikan pada Bincang Pendidikan di Jakarta, Rabu (14/4/2021).
Untuk mempersiapkan mahasiswa tersebut, lanjut Wikan, dibutuhkan kolaborasi dan sinergi dari berbagai pihak, baik perguruan tinggi vokasi, mahasiswa terkait, serta Kemendikbud, yang menjadi payung dari keberlangsungan pembelajaran mahasiswa vokasi. Oleh karena itu, peningkatan kapasitas potensi dan kompetensi mahasiswa vokasi didukung oleh sejumlah formula program yang diluncurkan oleh Direktorat Pendidikan Tinggi Vokasi dan Profesi.
Wikan mengatakan, bantuan-bantuan yang diberikan terbagi ke dalam lima program unggulan dengan fokus bidang yang berbeda namun memiliki irisan tujuan yang sama, yakni sebagai upaya mendukung peningkatan potensi dan kompetensi mahasiswa vokasi agar dapat terserap di dunia industri, dunia usaha, serta dunia kerja. Bahkan, pada salah satu program yakni Program Wirausaha Mahasiswa Vokasi (PWMV), mahasiswa vokasi akan difasilitasi mengenai pemodalan untuk mengembangkan usaha sesuai dengan bidang kompetensinya.
Lima program unggulan tersebut antara lain program sertifikasi kompetensi dan profesi mahasiswa vokasi, program fasilitasi magang mahasiswa vokasi, program wirausaha mahasiswa vokasi (PWMV), program kreativitas mahasiswa vokasi (PKM), dan program pemberdayaan masyarakat desa (P2MD). “Kita mengemas program-program ini dalam payung be create leaders yang kreatif,” kata Wikan.
Melalui peluncuran program-program unggulan ini, diharapkan tercapainya tujuan bersama agar mahasiswa vokasi benar-benar terasah kompetensinya sehingga benar-benar mampu bersaing secara global bahkan diharapkan juga mahasiswa vokasi dapat membuat sebuah terobosan baru di tengah era industri 4.0.
Sejalan dengan itu, Direktur Pendidikan Tinggi Vokasi dan Profesi, Beny Bandanadjaja, mengatakan lima program unggulan dalam bidang kemahasiswaan ini sebagai bentuk program konkret di luar kegiatan perkuliahan. “Secara kurikulum, masing-masing program ini tidak masuk ke dalam program seperti kuliah, masuknya ke dalam ekstrakurikuler. Dengan lima program ini akan mendorong meningkatkan softskill, kepemimpinan dan kreativitas,” ujar Beny.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Politeknik Negeri Jakarta, Zainal Nur Arifin, mengapresiasi diluncurkannya lima program yang menurutnya sudah sesuai dengan kebutuhan kampus dan industri. “Saya sangat mengapresiasi dan salut ke Ditjen Vokasi yang baru terbentuk tahun lalu namun sudah melakukan terobosan-terobosan melalui program yang sudah mengena dengan kebutuhan politeknik dan industri dalam rangka meningkatkan kompetensi mahasiswa dan lulusannya,” ujar Zainal.
Zainal menyampaikan, sebelum lima program ini diluncurkan, Politeknik Negeri Jakarta telah menerima 12 skema hibah program dari Ditjen Pendidikan Vokasi, empat di antaranya adalah program yang pada hari ini diluncurkan. “Sebanyak 207 mahasiswa kami telah menerima program sertifikasi dan memperoleh dana hibah. Selain itu, 50 mahasiswa kami juga telah menerima bantuan magang sekitar Rp38 juta. Untuk program kewirausahaan juga, ada 6 kelompok kewirausahaan yang telah menerima dana hibah dengan total anggaran Rp110 juta dan enam kelompok yang menerima program kreativitas,” ujar Zainal.
Selain itu, lanjut Zainal, Politeknik Negeri Jakarta juga menerima program penguatan pendidikan tinggi vokasi untuk tiga program studi di bawah naungannya. “Ada tiga prodi yang menerima bantuan program penguatan pendidikan tinggi, ada yang sekitar Rp1,1 milyar, ada juga yang hampir Rp2 milyar,” katanya.
Program Sertifikasi Kompetensi dan Profesi Mahasiswa Vokasi
Pada program ini, Direktorat Perguruan Tinggi Pendidikan Vokasi dan Profesi akan memfasilitasi sertifikasi kompetensi kepada 12.000 mahasiswa vokasi negeri dengan total anggaran Rp11,2 milyar. Tujuan dari program ini adalah lulusan perguruan tinggi vokasi memiliki kompetensi sesuai dengan program studi yang dibuktikan melalui sertifikat.
“Kami merancang mahasiswa vokasi itu, nantinya tidak hanya menerima ijazah tetapi menerima sertifikat kompetensi yang diakui oleh industri agar lebih menjual. Anak-anak yang siap memimpin di bidang keahlian mereka,” ujar Wikan.
Hal senada diucapkan Beny, program ini bertujuan agar kompetensi mahasiswa vokasi dapat diakui secara legal dan terukur. “Sehingga mahasiswa vokasi dapat berkembang dan bersaing secara global dengan mengantungi bekal kompetensi yang telah tersertifikasi,” ujarnya.
Output dari program ini antara lain meningkatkan kemampuan Perguruan Tinggi Vokasi dalam menyiapkan lulusan yang kompeten dan profesional sesuai dengan level KKNI, meningkatkan kompetensi dan profesionalitas mahasiswa vokasi sesuai dengan kompetensi utama, meningkatkan penyerapan lulusan pendidikan tinggi vokasi dalam pasar kerja lokal dan nasional.
Selanjutnya, meningkatkan civil effect (pengaruh terhadap jabatan atau remunerasi) dari sertifikat kompetensi yang dihasilkan, serta meningkatkan daya saing lulusan pendidikan tinggi vokasi untuk bersaing secara global dalam pasar kerja internasional.
Program Fasilitasi Magang Mahasiswa Vokasi 2021
Program magang ini merupakan kegiatan pengenalan dan pengembangan bagi mahasiswa untuk menerapkan kemampuan yang dimiliki serta memahami suasana objektif pada dunia kerja dalam rangka penerapan link and match. Melalui program ini, sebanyak 800 mahasiswa vokasi akan diberikan bantuan dengan total anggaran Rp989,3 juta sebagai fasilitasi magang dengan tujuan agar mahasiswa vokasi bisa menjadi lulusan yang siap bekerja sesuai dengan bidangnya.
“Melalui program ini, kita tidak hanya menghasilkan tukang-tukang yang ahli pada bidangnya, manajer-manajer yang hebat tetapi juga menghasilkan enterpreneur yang hebat,” ujar Wikan.
Dengan mengikuti magang ini, mahasiswa vokasi tentu dapat mengasah potensi dan kompetensi dari pengetahuan yang diperoleh selama masa pembelajaran yang kemudian diimplementasikan pada praktik kerja lapangan untuk bisa lebih terasah dan terlatih kompetensinya.
Output dari program ini antara lain mahasiswa vokasi mendapatkan soft skill, pengalaman dan dapat mengembangkan materi dasar yang didapat dari perguruan tinggi serta Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) mendapatkan gambaran calon tenaga kerja sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan DUDI.
Program Wirausaha Mahasiswa Vokasi (PWMV)
Wikan mengatakan program kewirausahaan ini ditujukan untuk mendukung kebijakan merdeka belajar kampus merdeka (MBKM) Kemdikbud yang mendorong pengembangan inovasi terapan dan menerapkannya di sektor industri baik langsung maupun tidak langsung dengan menitikberatkan pada peluang usaha yang berbasis pada permasalahan dan kebutuhan yang dihadapi masyarakat. “Upaya ini juga menjadi salah satu dukungan bagi pemerintah untuk mengatasi angka pengangguran,” katanya.
Melalui program ini, diharapkan tumbuhnya kreativitas mahasiswa vokasi dalam berwirausaha sehingga bisa membuka peluang kerja. “Oleh karenanya, akan ada 900 mahasiswa vokasi baik negeri maupun swasta yang terbagi ke dalam 180 kelompok yang akan diberi bantuan modal wirausaha dengan total anggaran Rp15,9 milyar,” ujarnya.
Keluaran yang diharapkan dari progam ini antara lain meningkatnya jumlah mahasiswa vokasi yang berwirausaha, bertambahnya wirausaha baru yang kreatif dan inovatif berbasis teknologi terapan, tersedianya profil usaha dari mahasiswa vokasi, terbentuknya usaha mahasiswa yang memiliki legalitas usaha, serta adanya pengakuan kegiatan wirausaha dalam bentuk Satuan Kredit Semester (SKS).
“Kita berikan inisiatif untuk membuat semangat mahasiswa berkumpul membuat kreasi agar lebih spektakuler lagi, menghasilkan produk-produk yang nyata yang dibutuhkan industri dan masyarakat,” ujar Wikan.
Program Kreativitas Mahasiswa (PKM)
Program ini merupakan suatu ajang kreativitas khususnya mahasiswa vokasi, yang secara umum bertujuan untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang berorientasi kemasa depan dan ditempa dengan transformasi pendidikan tinggi, sehingga menjadi lulusan yang unggul, kompetetif, adaptif, fleksibel, inovatif, produktif, berdaya saing dengan karakter Pancasila.
Dalam mempersiapkan SDM yang unggul, kreatif, kompeten, adaptif, fleksibel, inovatif, produktif, berdaya saing global dengan karakter Pancasila ini, Kemendikbud akan memfasilitasi 1.000 mahasiswa vokasi baik negeri maupun swasta untuk mengimplementasi ide-ide serta program kreatif yang diajukan oleh mahasiswa vokasi. Total anggaran yang dikeluarkan pada program ini sebanyak Rp2,66 milyar.
“Melalui program ini kami harapkan dapat terbentuknya karakter mahasiswa vokasi menjadi pribadi yang tau dan taat aturan, kreatif dan inovatif serta objektif kooperatif dalam membangun keragaman intelektual,” ungkap Wikan.
Program Pemberdayaan Masyarakat Desa (P2MD)
Sebagaimana Tridharma Perguruan Tinggi, di mana salah satunya adalah pengabdian masyarakat, maka dalam pengimplementasiannya, Direktorat Pendidikan Tinggi Vokasi dan Profesi menyiapkan program bantuan P2MD. Kegiatan ini merupakan upaya pemberdayaan masyarakat desa yang dilakukan oleh kelompok mahasiswa melalui Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), Himpunan Mahasiswa Program Studi (HIMAPRO) dan atau Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM).
Dengan total anggaran Rp2,408 milyar, program ini akan memfasilitasi 300 mahasiswa vokasi program diploma dan sarjana terapan yang terbagi menjadi 60 kelompok. Tujuannya adalah agar mahasiswa dapat turut serta membangun dan membina masyarakat desa agar lebih mandiri dan sejahtera sehingga terbinanya masyarakat desa dalam meningkatkan kemampuan dan mengembangkan potensi daerah secara mandiri untuk meningkatkan perekonomian/ mengentaskan garis kemiskinan. (SP/NDA).