Dorong Kemajuan Pariwisata dan Ekonomi NTT, Kementerian PUPR Benahi Tiga Kawasan Wisata Kupang

Redaksi - Jumat, 26 Februari 2021 20:18
Dorong Kemajuan Pariwisata dan Ekonomi NTT, Kementerian PUPR Benahi Tiga Kawasan Wisata Kupang Kawasan Wisata Kota Kupang (sumber: 2021/02/1614320256044.jpeg)

Jakarta: Selain membangun Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Labuan Bajo, Flores Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) juga tengah menata tiga kawasan di Kota Kupang,, Timor.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, penataan kawasan di Kota Kupang bertujuan untuk mendukung aktivitas pariwisata di provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Upaya pembehanan dilakukan dengan menyediakan infrastruktur nyaman dan layak. Pembangunan infrastruktur tersebut dilakukan secara terpadu mulai dari penataan kawasan, jalan, penyediaan air baku dan air bersih, pengelolaan sampah, sanitasi, serta perbaikan hunian penduduk. 

“Untuk pariwisata, pertama yang harus diperbaiki infrastrukturnya, kemudian amenities dan event baru promosi besar-besaran," ungkap Basuki melalui laman Kementerian PUPR, Kamis (25/2/2021). 

Menurut dia, kalau hal itu tidak disiapkan dengan baik, wisatawan akan hanya datang sekali dan tidak akan kembali lagi. Basuki mengungkapkan, penataan Kota Kupang dikerjakan secara bertahap dengan meningkatkan kualitas lingkungan sekaligus mendorong pengembangan destinasi wisata bahari kebanggaan masyarakat Kota Kupang. 

Pada Tahap I sudah mulai dilaksanakan di tiga lokasi yakni, kawasan Kota Lama atau Pantai Lai-lai Besi Kopan, Pantai Kelapa Lima, dan Koridor 3 Jalan Frans Seda. Penataan ini dilakukan oleh PT Brantas Abipraya (Persero) dengan dengan nilai kontrak Rp 81 miliar bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara ( APBN) Tahun Anggaran 2020-2021 dengan skema multi years contract (MYC) atau tahun jamak. 

Adapun hingga saat ini, progres fisik secara keseluruhan baru mencapai 3,2 persen.  Untuk penataan kawasan Pantai Lai-lai Besi Kopan dilakukan dengan meningkatkan kualitas ruang terbuka, menata Pedagang Kaki Lima (PKL), dan menghubungkan poros utama (koridor pantai) dengan material hardscape. Beberapa pekerjaan dilakukan di koridor pantai seluas 1,72 hektar di antaranya renovasi pelabuhan lama dengan konsep heritage landmark seluas 111.92 meter persegi. Misalnya, spot kuliner, gazebo di sisi timur sebanyak 3 unit, toilet, ground water tank, gerbang, Mechanical Electrical Plumbing (MEP), sanitari, lansekap, dan bangunan pelengkap lainnya. 

Untuk Pantai Kelapa Lima seluas luas 11.765 meter persegi, dilakukan penataan dengan memindahkan PKL ke pelabuhan untuk memaksimalkan ruang terbuka publik. 

Selain itu dilakukan juga penataan di Koridor 3 Jalan Frans Seda dengan meningkatkan kualitas ruang terbuka publik dan lansekap. Kawasan Koridor 3 Jalan Frans Seda seluas 5,26 hektar ini akan dilengkapi dengan drainase sepanjang 216,77 meter, pedestrian menggunakan batu andesit dan slab, gazebo sasando sebanyak 8 unit, lampu jalan, bangku, mini theater terbuka, dan fasilitas lainnya. Sementara untuk penataan kawasan 

Untuk penataan tahap II saat ini masih dalam proses perencanaan karena perlu disesuaikan dengan  anggaran sekitar Rp 120 miliar dari APBN Kementerian PUPR TA 2021-2022. Penataan kawasan wisata di Kota Kupang diharapkan dapat menjadi destinasi wisata baru berskala nasional, berbasis alam, dan rekreasi budaya sekaligus melengkapi DPSP Labuan Bajo. 

“Selain iut, diharapkan  melalui penataan kawasan tersebut aktivitas perekonomian lokal semakin meningkat," tutur Basuki. (MLA).

RELATED NEWS