Fabianus Boli, Sosok Pemersatu yang Kembali Pimpin Hanura Sikka
redaksi - Sabtu, 20 September 2025 20:04
MAUMERE (Floresku.com) – Aula St. Camillus Social Center Maumere pada Sabtu siang dipenuhi semangat kebersamaan. Dari 21 pimpinan anak cabang (PAC) Partai Hanura Kabupaten Sikka, semuanya bulat mengangkat kembali Fabianus Boli sebagai Ketua DPC untuk periode 2025–2030.
Keputusan aklamasi ini bukan sekadar formalitas politik. Bagi para kader, Fabianus adalah sosok yang selama ini menjaga keseimbangan, merangkul perbedaan, dan mengedepankan nurani dalam memimpin.
Ia dipandang sebagai pemimpin yang mampu menjembatani semua lapisan masyarakat, lintas suku maupun agama.

“Ketika seluruh PAC itu bersatu memilih Fabianus, itu artinya di mata mereka beliau yang terbaik,” ungkap Ketua DPD Hanura NTT, Refafi Gah.
- Bacaan Liturgis pada Misa, Hari Minggu Biasa XXV
- Tour de EnTeTe 2025 Etape 9: Reguigui dari Aljzair Juara, Manggarai Rayakan Pesta Rakyat
- HTI Kayu Energi sebagai Pilar Energi Terbarukan dan Pemulihan Ekosistem Indonesia
Ia menambahkan, kepemimpinan Fabianus di periode sebelumnya telah menunjukkan hasil positif, sehingga kepercayaan kader terus menguat.
Dalam pesannya, Refafi menekankan pentingnya memperkuat struktur partai dari tingkat DPD, DPC, hingga ranting untuk menghadapi Pemilu 2029. “Hanura harus kembali ke Senayan. Itu bisa terwujud kalau kita punya struktur yang solid,” ujarnya.
Bagi Fabianus, amanah ini bukan hanya soal kursi kepemimpinan partai. Ia menegaskan bahwa politik harus berangkat dari nurani dan berpihak pada masyarakat luas. Tantangan ke depan, katanya, adalah membangun kekuatan bersama tanpa meninggalkan siapa pun di belakang.
Sementara itu, Refafi juga menegaskan bahwa program DPR bersama pemerintah tetap berpihak pada rakyat, meski kerap disalahpahami.
“Segala anggaran diawasi BPK dan harus disetujui Mendagri. Jadi tidak ada untuk kepentingan pribadi, semuanya kembali pada masyarakat,” tegasnya.
Dengan terpilihnya kembali Fabianus Boli, Hanura Sikka tak hanya memiliki ketua partai, tetapi juga figur pemersatu yang diharapkan dapat menjaga harmoni politik dan sosial di Sikka.
Dari ruang musyawarah, harapan besar pun tumbuh: Hanura yang inklusif, kuat, dan mampu kembali bersuara di Senayan. (Silvia). ***