Flores Punya 368 Spesies Burung, Enam Endemik, Jangan Disia-siakan!
redaksi - Minggu, 16 Maret 2025 18:48
JAKARTA (Floresku.com) - Birdwatching adalah kegiatan mengamati burung liar di alam bebas dengan mata telanjang, mendengarkan suaranya, atau dengan bantuan binokuler dan monokuler.
Pengamatan burung kini menjadi daya tarik wisata baru bagi wisatawan minat khusus di berbagai destinasi, khususnya taman wisata alam. Selain mengamati burung liar, birdwatching juga memberikan sensasi tersendiri bagi wisatawan.
Jika menilik ke belakang, birdwatching pada awalnya ditujukan untuk tujuan ilmiah. Kegiatan ini pertama kali diperkenalkan oleh Alexander Wilson dari Skotlandia. Wilson aktif mengamati burung sejak tahun 1808 hingga 1813. Ia mengumpulkan gambar dan informasi tentang burung yang ditemuinya.
Seiring berjalannya waktu, kegiatan luar ruangan ini menjadi hobi yang menyenangkan, khususnya bagi para pengamat burung, pencinta alam, dan fotografer yang ingin melihat burung di habitat aslinya.
Mengapa Birdwatching di Indonesia Menjadi Kegiatan yang Menyenangkan?
Meski merupakan wisata minat khusus, birdwatching menawarkan keseruan tersendiri. Sebelum mengunjungi habitat asli burung-burung tersebut, biasanya kita harus berjalan kaki di tengah hutan, menyeberang dengan sampan, dan mendaki gunung. Itulah sebabnya mengamati burung juga merupakan kegiatan yang memacu adrenalin.
Baik dengan menggunakan lensa kamera maupun dengan mata telanjang, kita akan menemukan berbagai jenis burung yang belum pernah kita lihat sebelumnya. Jika beruntung, kita bahkan dapat mengabadikan beberapa burung langka di kamera.
Yang menarik, mengamati burung juga merupakan kegiatan yang menyenangkan di Indonesia yang terkenal dengan keanekaragaman flora dan fauna endemiknya, termasuk burung-burung langka yang cantik.
Bahkan, hampir setiap pulau di Indonesia memiliki spesies burung endemik!
Destinasi Pengamatan Burung di Indonesia
Bagi penggemar birdwathcing yang ingin merasakan serunya melihat burung langka langsung di habitatnya, berikut ini beberapa tempat pengamatan burung di Indonesia yang bisa Anda kunjungi:
1. Taman Wisata Alam Kerandangan
Taman Margasatwa (TWA) Kerandangan terletak di Desa Wisata Senggigi, Lombok Barat. Taman Margasatwa Kerandangan memiliki beberapa spesies burung yang beberapa di antaranya tergolong terancam punah, seperti Elang Flores (Nisaetus floris), Celepuk Rinjani (Otus jolandae), dan Cekakak Kalung-Cokelat (Todiramphus australasia).
2. Taman Nasional Tangkoko
Tempat pengamatan burung lainnya di Indonesia adalah Taman Nasional Tangkoko di Sulawesi Utara. Taman nasional ini menjadi rumah dan suaka bagi burung-burung langka seperti Maleo (Macrocephalon maleo) dan Cabak Sulawesi (Caprimulgus celebensis).
3. Hutan Tambrauw
Destinasi pengamatan burung berikutnya adalah Hutan Tambrauw, Papua Barat. Di hutan yang menjadi salah satu saksi Perang Dunia II ini, kita bisa melihat burung khas tanah Papua, yaitu Cendrawasih Raggiana (Paradisaea raggiana). Burung yang populasinya semakin menurun ini memiliki ciri khas bulu berwarna kuning di bagian kepalanya.
4. Hutan Puar Lolo
Lokasi pengamatan burung berikutnya adalah Hutan Puar Lolo, Flores, Nusa Tenggara Timur. Dari hutan Flores, Sobat Parekraf bisa melihat Elang Flores yang terancam punah. Bulu luar berwarna cokelat dan kuku berwarna hitam menjadi ciri khas burung ini.
5. Taman Nasional Way Kambas
Destinasi pengamatan burung unik lainnya adalah Taman Nasional Way Kambas. Taman nasional ini memiliki populasi burung endemik, yaitu kukuk tanah sumatra. Ciri khas burung ini adalah memiliki panjang ekor sekitar 55 cm, dengan kaki berwarna hijau dan sayap kombinasi hijau kehitaman.
6. Kepulauan Nusa Tenggara, termasuk Pulau Flores
Kepulauan Nusa Tenggara yang di masa lalu disebut Kepulauan Sunda Kecil terbagi menjadi Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat.
Kepulauan ini terletak di antara Bali di sebelah barat dan Laut Banda di sebelah timur, Samudra Hindia dan Australia di sebelah selatan, serta Sulawesi di sebelah utara. Sunda Kecil merupakan wilayah penting dalam distribusi biogeografis sebagai wilayah transisi.
Di pulau-pulau ini, kita dapat menemukan spesies Asia dan Australasia. Sunda Kecil juga merupakan wilayah penting yang menyediakan keanekaragaman spesies endemik bagi Indonesia.

Spesies Burung Utama di Kepulauan Sunda Kecil
Yovie Jehabut dalam blognya, jagarimba.id (2 Mei, 2022) membuat sebuah daftar tentang spesies burung utama di Sunda Kecil sebagai berikut: Elang Flores, Elang Sunda Kecil, Burung Hantu Flores, Burung Hantu Maluku, Burung Hantu Wallace, Boobook Sumba, Boobook Sumba Kecil (Terkecil).
Lalu ada Boobook Timor, Boobook Rote, Boobook Alor, Burung Nuri Flores (Daun), Burung Nuri Berkepala Zaitun, Burung Nuri Iris, Burung Nuri Marigold, Kakatua Jambul Kuning, Kakatua Jambul Citron, Burung Nuri Eclectus, Burung Nuri Gantung Flores/Wallace, dan Minivet Flores.
Selain itu ada Pelatuk Bunga Dada Darah (Flores), Pelatuk Bunga Dada Darah (Timor), Pelatuk Bunga Sumba, Peluit Tenggorokan Telanjang, Peluit Dada Karat (Tenggara) Merpati Hijau Flores, Merpati Buah Punggung Hitam, Merpati buah, Merpati hijau Sumba, Rangkong Sumba, Penangkap lalat Sumba, Penangkap lalat cokelat Sumba, Penangkap lalat hutan Flores, Penangkap lalat warbling biru Timor, Penangkap lalat bergaris hitam.
Kemudian ada Sumba Myzomela, Rote Myzomela, Alor Myzomela, Myzomela dada hitam (Timor), Merpati kekaisaran Timor, Merpati kekaisaran berkepala merah, Pitta anggun, Flores shortwing, Timor stubtail, Russer-caped Tesia, Sumba Buttonquail, Red-backed Buttonquail.
Sebelumnya, Birdlife Internasional (1986) menyebutkan Indonesia memiliki 218 daerah burung endemik (DBE). Lebih dari 10 persen DBE berada di kawasan Wallacea (Malku, Sulawesi dan Nusa Tenggara, di mana Flores ada di dalamnya).
Disebutkan 85 persen dari seluruh spesies burung sebaran terbatas berada di DBE Nusa Tenggara bagian utara, khususnya Flores. Disebutkan di Pulau Flores terdapat10 subspesies burung endemik.
Terbaru, Denis Lepage, melalui situs web, www.noord.bart.nl/~edcolijn yang datanya diperbarui 25 Desember 2024 lalu, menungkapkan Pulau Flores memiliki 368 spesies burung, enam di antaranya endemik, 17 spesies terancam punah, dan ada 3 spesies baru diperkenalkan dari luar.
Jangan disia-siakan tapi mesti dilestarikan
Data yang disajikan di atas memang berbeda-beda. Meski begitu data yang berbeda-beda itu t tidak mengurangi kewajiban untuk menjaga kelestarian spesies burung.
Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menjaga kelestarian spesies burung endemik adalah konservasi. Yang dimaksud konservasi adalah upaya pemeliharaan dan perlindungan secara teratur untuk mencegah kerusakan atau kemusnahan dengan pelestarian atau pengawetan. Upaya konservasi ini dilakukan dengan melibatkan pemerintah daerah setempat sekaligus masyarakat Flores.
Selebihnya, adalah menciptakan destinasi wisata birdswatching. Melalui cara ini, kita lebih termotivasi untuk melestarikan spesies burung. Sebab, semakin spesies burung endemik terjaga, semakin banyak wisatawan akan tertarik mengunjunginya! (map/dari berbagai sumber). ***