Flores Writers Festival "Ludung Wa Mai Tanan", Inisiatif untuk Budaya Literasi Flores
redaksi - Jumat, 03 September 2021 17:36
RUTENG (Floresku.com) - Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF), terus berusaha untuk melakukan pengembangan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif kawasan Labuan Bajo Flores berkelanjutan yang terintegrasi sesuai amanah Perpres No.32 Tahun 2018.
Dalam usahanya mewujudkan hal tersebut, BPOLBF terus berkoordinasi dengan semua pihak yang dikenal dengan istilah Pentahelix (Pemerintah, Akademisi, Usaha, Masyarakat, dan Media).
Demikian Divisi Komunikasi Publik, Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) dalam Draft Rilis Siaran Persnya yang diterima jurnalis media ini pada Jumat (3/09/21) siang.
Melalui hasil kerjasama dengan Klub Buku Petra, Ruteng, BPOLBF menyelenggarakan Flores Writers Festival, pada Kamis (02/09/2021). Kegiatan yang berlangsung di Aula Unika St. Paulus Ruteng ini mengangkat tema "Ludung Wa Mai Tanan" yang berarti bertumbuh dan bertunas dari dalam tanah.
Festival ini juga didukung oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Pendidikan (Kemendikbud), Pemerintah Kabupaten Manggarai, serta Komunitas Pegiat Literasi di Kawasan Flores.
Kegiatan dilaksanakan dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat yang diawali dengan swab test antigen kepada semua peserta yang hadir.

Hadir secara langsung pada kegiatan ini, Direktur Utama Badan Pelaksana Otoritas Labuan Bajo Flores (BPOLBF), Shana Fatina, Bupati Manggarai, Herybertus G.L. Nabit, Wakil Rektor Unika St. Paulus Ruteng, Inosensius Sutam, serta Direktur Flores Writers Festival, Ronald Susilo.

Festival ini dibuka secara resmi oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno melalui sambutan virtual.
Dalam sambutannya, Menparekraf mengapresiasi pelaksanaan kegiatan Flores Writers Festival untuk pertama kalinya.
"Ini merupakan pencapaian yang harus dibanggakan oleh kita semua. Festival ini merupakan event yang mengangkat isu kebudayaan ke permukaan di tengah upaya pemerintah untuk mengembangkan pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia", ujarnya.
Menparekraf Sandiaga Uno juga menambahkan, Festival ini merupakan aksi nyata untuk merawat budaya serta upaya penguatan dan pengembangan pariwisata berbasis budaya.
"Indonesia terkenal dengan keberagaman budaya yang patut dilestarikan dan diapresiasi, karena dalam tiap budaya tercipta beragam kegiatan kreatif yang memukau, baik di mata bangsa maupun dunia, sehingga pariwisata dan budaya merupakan dua hal yang tidak terpisahkan. Event- event budaya yang dilaksanakan merupakan upaya penguatan pariwisata bercorak budaya (cultural tourism).
Flores dan Nusa Tenggara Timur adalah contoh bagaimana kebudayaan dapat memperkuat pariwisata, seperti Flores The Singing Island pada 17 Agustus lalu, dan tentu saja pelaksanaan Flores Writer Festival pada hari ini", imbuh Menparekraf Sandi.

Senada dengan Menparekraf, Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF), Shana Fatina, dalam sambutannya menyampaikan, Pariwisata dan budaya literasi adalah hal yang saling terikat dan tak terpisahkan.
"Flores sangat kaya akan cerita- cerita dan narasi budaya. Dan untuk mempromosikannya tidak cukup hanya melalui tutur lisan, harus terdokumentasi ke dalam literatur-literatur, sehingga mudah diakses, apalagi di tengah era digitalisasi seperti sekarang, dimana semua orang bisa mengakses informasi. Flores Writers Festival ini adalah tempat kita mulai melakukan pendokumentasian cerita- cerita dan narasi, serta meningkatkan budaya literasi di daratan Flores seperti tema besar kegiatan ini yang bermakna bertumbuh dan bertunas dari dalam tanah", ujar Shana.
Shana juga menegaskan, pihaknya siap mendukung inovasi-inovasi dalam sektor parekraf, seperti beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan bersama komunitas kreatif yakni aksilarasi, yang melahirkan subsektor penerbitan, hingga Flores The Singing Island.
“Mari bertumbuh dan bertunas bersama. Saya percaya, gerak bersama dengan semangat kolaboratif, akan melahirkan banyak hal-hal besar yang tentunya bertujuan untuk kemajuan pariwisata dan ekonomi kreatif kawasan Labuan Bajo Flores yang berkelas dunia,” tutup Shana.

Sementara itu, Bupati Manggarai Herybertus G. L. Nabit dalam kesempatan yang sama mengungkapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah menginisiasi terlaksananya Flores Writers Festival, termasuk kaum muda kawasan Flores yang telah mengimplementasikan rencana besar tentang Flores Writers Festival.
"Ini adalah awalan yang baik untuk dimulainya dialog antar budaya di daratan Flores ini. Karena sebagai suatu kesatuan, Flores tersusun atas berbagi subkultur. Dan kekayaan budaya ini pantas untuk diceritakan dalam bentuk pendokumentasian karya-karya sastra dan literatur. Berkumpulnya para penulis pada festival ini juga diharapkan mendorong pendokumentasian sejarah-sejarah yang diwariskan turun temurun secara lisan. Karena kita ini yang diwariskan cuma budaya tutur", ungkap Bupati Hery.
Lebih lanjut, Bupati Manggarai juga mengharapkan keberlanjutan dari kegiatan Flores Writers Festival yang menghasilkan karya yang luar biasa.
“Harapannya, kalau ada festival yang pertama, harus ada festival yang ke-2, yang ke-20, yang ke-200, maupun yang ke-2000. Biar semangat yang sudah kita picu ini tetap terjaga sehingga makin banyak menghasilkan karya-karya yang luar biasa,” terang Bupati Hery.
Sebagaimana diketahui, kegiatan Flores Writers Festival perdana ini akan berlangsung di Ruteng selama 3 hari (2-4 september 2021) dengan menghadirkan beragam rangkaian kegiatan yang juga dihadiri pegiat budaya dan literasi kawasan Flores, serta beberapa pegiat literasi tingkat nasional, baik yang hadir secara langsung maupun secara virtual. (Jivansi)
BACA JUGA: https://floresku.com/read/flores-writers-festival-2021-dibuka-pagi-ini-di-ruteng