Garda NTT Salurkan 10 Ton Bantuan Untuk Korban Bencana di NTT
redaksi - Jumat, 16 April 2021 10:16JAKARTA (Floresku.com) -Genta Patriot Muda Nusa Tenggara Timur (Garda NTT) menyalurkan 10 ton bantuan untuk para korban bencana di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Garda NTT adalah organisasi masyarakat (Ormas) berdomisili di Jakarta dan terdaftar di Kemenkumham dengan akta notaris nomor 21 tanggal 27 Agustus 2020.
Ketua Garda NTT Yons Ebit menyatakan pekan ini logistik bantuan sebanyak 10 ton seharusnya sudah sampai di daerah. Namun, karena ada beberapa perubahan secara mendadak, akhirnya proses pengiriman sedikit terhambat.
“Mudah-mudahan akhir pekan ini sebagian logistik bantuan ini sudah bisa diangkut, dan sisanya paling lambat pertengahan pekan depan," ungkap Yons kepada floresku.com melalui pesan whatsapp.
Yons Ebiet menyampaikan “terimakasih sebesar-besarnya atas kemuliaan hati para donatur, organisasi relawan, komunitas diaspora, kelompok mahasiswa maupun individu yang secara spontan memberikan bantuan kemanusiaan untuk warga NTT yang ditimpa musibah.”
Sejak dibuka posko tanggap bencana pada tanggal 7 April 2021 di Kampus Saint Mary Jl. KH Hasyim Asy'ari No. 54 Petojo Utara Gambir Jakarta, hingga detik ini bantuan dari para donatur masih terus mengalir. Selain itu, Garda NTT juga membuka posko singgahan di Jl. Kalibaru Senen dan Kelapa Gading. Saat ini, stok yang ada di posko induk sudah tersedia 8 ton lebih, sisanya di posko-posko singgahan sekitar 2 ton yang belum diangkut ke posko induk di kampus Saint Mary.
“Bantuan tersebut berupa pakaian layak pakai, indomie, susu, sembako, obat-obatan, selimut, pampres bayi, kue kering, masker, dan masih banyak item lainnya. Bantuan tersebut dikumpulkan relawan Garda NTT melalui berbagai jejaring relasi dan kenalan hingga turun langsung ke jalan-jalan melalui kotak amal,” jelas Sekretaris Garda NTT, Marlin Bato.
Marlin Bato menjelaskan, untuk menggalang bantuan, Garda NTT juga bersinergi dengan berbagai elemen yang peduli NTT, diantaranya Kampus Saint Mary, Jakarta Maju Bersama, Kerukunan Anak Ende, Barisan Relawan Bhineka Jaya (Barabaja), Laskar Nusantara (Lanusa), Loyalis Anak Negara Kesatuan Republik Indonesia (LA-NKRI), Aksi Baja, Komunitas Flores Tangerang (Koresta), Komunitas Diaspora NTT Kelapa Gading, Susteran Katedral Jakarta dan kelompok mahasiswa STIE Triguna, kampus ITB serta individu-individu yang peduli bencana NTT.
“Kelompok-kelompok ini bergerak sendiri-sendiri lalu menyalurkan ke posko Garda NTT. Dengan demikian Garda NTT siap mendistribusikan bantuan tersebut ke wilayah-wilayah terdampak,” ujarnya.
“Kami beruntung”, lanjut Marlin, “panitia penggalangan donasi ini digerakan oleh anak-anak muda dan mahasiswa NTT yang militan. Mereka selalu stand by di posko dari pagi hingga malam. Mereka bekerja tanpa kenal lelah dari pengumpulan hingga proses packing dan siap untuk dikirim.”
Menurut Marlin ada beberapa opsi pengiriman bantua yang sedang dipertimbangkan, yaitu tetap lewat Lanud Halim Perdana Kusuma menggunakan jalur khusus, atau lewat tol laut menggunakan kapal pengangkut Sapi yang pada Kamis malam (15/4) telah berangkat ke Jakarta.
Namun jika kedua opsi ini tidak memungkinkan, Panitia Garda NTT akan menggunakan opsi ketiga yaitu menggunakan paket ekpedisi sewa kontainer menggunakan kapal dari pelabuhan Tanjung Perak Surabaya tujuan Maumere dan Kupang meskipun harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Pengiriman menggunakan kontainer ini bisa memakan waktu satu minggu hingga ke titik bencana.
Saat proses pendistribusian, Garda NTT juga akan mengirim tim relawan dari Jakarta yang akan bekerjasama simpul-simpul yang ada di daerah-daerah bencana. Simpul-simpul ini baik organisasi relawan di NTT maupun kader-kader Garda NTT di daerah yang telah hijrah dari Jakarta.
Rencananya, posko tanggap bencana Garda NTT akan ditutup secara resmi pada 20 April 2021. Namun Garda NTT sedang mempertimbangkan gerakan lanjutan yaitu program recovery pasca bencana untuk korban yang kehilangan rumah dan lain sebagainya. Untuk rencana recovery tersebut, Garda NTT akan bekerjasama dengan lembaga-lembaga resmi dan instansi pemerintah maupun Corporate Social Responsibility (SCR) dari perusahaan-perusahaan yang peduli korban bencana. (SP/MLA)