GPM Grup, 'Musik Akar Rumput' dari Mengeruda, Flores. Klik Linknya di Sini!
redaksi - Senin, 18 Oktober 2021 17:32SOA (Floresku.com) - Dalam beberapa bulan terakhir ini, muncul sebuah kelompok pemusik yang ‘lain dari biasanya’ dibandingkan dengan gebyar pentas musik yang tampil di berbagai kanal media online atau media sosial selama ini.
Kelompok musik ‘akar rumput’ ini datang dari wilayah Flores bagian tengah, tepatnya di Mengeruda, Ngada.
Sekelompok petani sederhana yang sudah cukup berumur membentuk sebuah grup musik yang mereka sebut GPM. Uniknya, mereka bernyanyi di sela-sela kesibukan bertani. Mereka tampil apa adanya, dan dengan peralatan musik yang juga seadanya.
Namun, mereka semakin membuka mata banyak orang, bahwa wilayah Flores bagian tengah, terdapat banyak lagu-lagu daerah yang belum diperkenalkan kepada publik. Lagu-lagu tersebut, mungkin jauh dari standar musik modern, tetapi tetap enak didengar, lagi pula kaya dengan pesan bernilai bagi masyarakat di era digital ini.
GPM adalah potret musik akar rumput yang orisinal, spontan dan lepas bebas dari standar seni dan bisnis pertunjukan modern yang rumit.
Anggota GPM memang tidak tetap, kadang mereka tampil betiga, kadang berempat, dan kadang berlima. Ada beberapa yang nama yang sering muncul seperti Bapak Simus, Bapak Eman, Mereka bermusik di mana saja, kadang di di bawah pohon, di tengah kebun, di bawah pondok, di antara semak, di halaman rumah.
Uniknya, GPM bernyanyi untuk menghibu. Itu sebabnya, selaku komentator Fery Bani hampir selalu mengawali ‘pentas musik’ GPM dengan kalimat ‘bahwa lagu berikut untuk menghibur semua pemirsa di mana saja berada.’
Grup Musik, GPM' asal Mengeruda, Flores (Sumber: Yotube)
Mendapat perhatian pemusik, Johanes Ghono
Unggahan GPM di kanal yootube ternyata mendapat perhatian khusus dari netizen atas nama Johanes Ghono yang tidak lain adalah Pater Johanes Ghono SVD atau biasa disapa pater John.
Pater John adalah seorang pemusik litrugi profesional, karena selain berbakat, ia juga mendalam musik (Liturgi) melalui studi khusus.
Dari pantauan media ini, Pater John, selalu memberikan komentar bernada konstruktif atas penampilan GPM di kanal youtube yang diunggah yotuber, Fery Bani.
Pater Johanes Ghono, SVD (Sumber: Yuotube)
Atas sebuah sajian lagu GPM, Pater John berkomentar, " Salut. Profisiat. Saya senang melihat bapak-bapak menyanyikan lagu ini secara spontanitas ,asli. Sebuah lagu hiburan rakyat yang mempunyai rasa indah dan nikmat tersendiri. Teruskan dengan lagu lagu yang lain. Saya sangat senang melihat ekspresi wajah bapak-bapak ketika menyanyikan lagu ini, walau hanya dua alat musik sederhana. (Mau tanya, ini group musik dari mana? Dari Ruto kah?) Terimakasih. Tuhan memberkati.
Kemudian, setelah menikmati lagu GPM berjudul Loka Bhoka, Pater John pun berkomentar, ‘’O. le ,GPM nyanyi terus eeee.... Mantap.... Salam... Selalu akrab.. Molo.. Selamat siang. Terimakasih untuk lagu hiburan nya.”
Pada tayangan lain, Pater John berkomentar, “Salut. Masih banyak lagu. Salam gembira selalu dalam musik indah dan lagu riang.”
“Salut buat teman-tema ku dari GPM yang tak pernah lelah bermusik dan bernyanyi. Mantap sekali. Kalau lagunya bagus, nyanyikan lebih lama, jangan cepat cepat berhenti. Hehehe......!!!”
kesempatan lain Pater John menulis, "Terimakasih untuk kiriman lagu baru lagi dari GPM. Salam sehat dan semangat selalu. Tuhan memberkati.
Meski sibuk berladang, anggota GPM juga tetap mengikuti isu-isu nasional dan isu-isu lokal. Buktinya, pada Hari Kartini, 21 April 2021, GPM menyanyikan lagi 'Ibu Krtini, dengan gayanya sendiri.
“Salut. GPM pun menghormati ibu Kartini sebagai seorang wanita terkemuka di Indonesia yang telah berjuang untuk emansipasi kaum wanita,” puji pater John.
Kemudian, berkenaan dengan pegelaran tinju adat yang makin langka dipergelarkan, GPM menyanyi sembari mengusulkan agar tinju adat kembali digelar.
Mendengar lagu tersebut, Pater John berkomentar, “Mantap ini lagu yang memberi semangat kepada para para petinju tradisional kita di kampung di beberapa tempat di daerah Ngada seperti di Soa, juga di Anakoli Zepe. Juga banyak tempat di Nagekeo.” (MLA).