Gunung Semeru dan Marapi Kembali Erupsi, Status Siaga

redaksi - Kamis, 25 April 2024 10:59
Gunung Semeru dan Marapi Kembali Erupsi, Status SiagaErupsi Guning Merapi (sumber: www.katolikku.com)

JAKARTA (Floresku.com) - Gunung Marapi di Sumatra Barat dan Semeru, Jawa Timur mengalami erupsi, Kamis (25/4). Pos Pengamatan Gunung Api pun menetapkan status Level III atau Siaga.

Akun X Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi @PVMBG menyampaikan, erupsi Marapi terjadi pukul 06.49 WIB. 

"Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22,1 mm dan durasi 89 detik," kata unggahan PVMBG.

Erupsi Semeru terjadi pada pukul 06.35 WIB dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 900 meter di atas puncak. "Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 120 detik," ujar unggahan PVMBG.

Petugas Pos Pengamatan Gunung Marapi Moh Nurul Asrori meminta masyarakat untuk tidak mendekat ke pusat erupsi. 

"Tidak memasuki dan tidak melakukan kegiatan di  dalam wilayah radius 4,5 kilometer dari pusat erupsi," ujar Nurul.

Ia juga meminta masyarakat yang bermukim di sekitar lembah, dan bantaran sungai-sungai yang berhulu di puncak gunung waspada.

 "Waspadai potensi ancaman bahaya lahar yang dapat terjadi terutama di saat musim hujan," ucapnya.

Jika terjadi hujan abu, masyarakat diimbaunya untuk menggunakan masker penutup hidung dan mulut. "Untuk menghindari gangguan saluran pernapasan (ISPA), serta perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit," katanya.

Masyarakat juga diminta mengamankan sarana air bersih. "Bersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang tebal agar tidak roboh," ujar Nurul.

Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Ghufron Alwi juga mengimbau masyarakat tidak melakukan aktivitas dekat puncak gunung. Terutama di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 kilometer dari puncak.

"Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan. Karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 kilometer dari puncak," ujarnya.

Ghufron pun meminta masyarakat tidak beraktivitas dalam radius 5 kilometer dari puncak, karena rawan bahaya lontaran batu. Terlebih, bukan tidak mungkin batu yang dilontarkan merupakan batu pijar.

"Waspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Semeru. Terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil," ucapnya. ***

RELATED NEWS