Gusti Sarifin: YPF Hadir untuk Sekolahkan Anak Kurang Mampu dan Berdayakan Ekonomi Masyarakat Lokal
redaksi - Jumat, 20 Mei 2022 10:59LABUAN BAJO (Floresku.com) - Perlahan tapi pasti Yayasan Peduli Foundation (YPF) mulai memperlihatkan kiprahnya di tengah masyarakat Flobamora (Flores, Sumba, Timor, Alor dan Rote). Lalu, apa itu YPF? Mengapa dan untuk tujuan apa YPF hadir di ‘bumi’ Flobamora, khususnya di Flores?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, Floresku.com meminta keterangan langsung kepada penggagas atau pendirinya, Agustinus Sarifin.
Pria yang akrab disapa Gusti itu adalah seorang wirausahawan muda asal Manggarai yang berdomisili di Jakarta. Biadang usahanya beragam, mulai dari obat-obatan, otomotif, peternakan, perikanan hingga perdagangan komoditi.
Tentang YPF, Gusti membeberkan bahwa latar belakang dan alasan dasar di balik berdirinya YFP adalah karena dia melihat kondisi kehidupan masyarakat Flores dan Flobamora secara umum, yang masih perlu diberdayakan.
Pemberdayaan masyarakat, katanya, tak bisa hanya mengandalkan pemerintah, melainkan banyak pihak lain juga, termasuk lembaga agama atau gereja, lembaga swadaya masyarakat, lembaga pendidikan, dan seluruh warga masyarakat itu sendiri.
Ia mencontohkan, sebelum adanya YPF, ia sangat terinspirasi untuk membangun apotek di Flores.
Ide ini muncul setelah melihat kondisi di Flores di mana warga mayarakatnya sangat sulit mendapatkan obat-obatan ketika mereka jatuh sakit.
"Masyarakat harus pergi ke kota dengan jarak tempuh yang begitu jauh untuk mendapatkan obat. Itu berarti, untuk mendapatkan obat-obatan warga harus mengeluarkan biaya yang besar. Lebih dari itu, mereka membutuhkan waktu yang sangat lama. Akibatnya, banyak warga masyarakat yang sakit tidak tertolong nyawanya", kata Gusti Sarifin.
Meski demikan, Gusti tidak langsung membangun apotek begitu saja. Ia justru lebih dahulu menyiapkan tenaga kerjanya, dengan cara memberikan biaya sekolah bagi anak-anak yang cerdas dan ingin sekolah, tetapi keluarganya kurang mampu membiayainya
"Langkah pertama dimulai dengan menyekolahkan adik istri saya sendiri. Dia saya biayai untuk kuliah di Fakultas Farmasi Universitas Pancasila, Jakarta. Setelah adik istriku itu lulus kuliah dan menjadi apoteker, saya baru mulai mendirikan apotek. Itu terjadi pada tahun 2017", ujarnya.
Dalam perjalanan waktu, lanjut Gusti, ketika hendak membuka cabang apotek di beberapa desa lainnya, dirinya menemukan banyak kendala, salah satunya adalah sulit mendapatkan apoteker.
Untuk mengatasi masalah tersebut, muncul gagasan untuk memberi beasiswa kepada lulusan SMA/K untuk kuliah di Fakultas Farmasi.
Gusti kemudian melakukan pendekatan dan berdialog dengan beberapa orang tua dari lulusan SMA/K dengan maksud memberi pengertian dan motivasi kepada anak-anak muda supaya bersedia dikuliahkan di Fakultas Farmasi.
Dari dialog tersebut, jelas Gusti, ditemukan beberapa data.
Pertama, orang tua itu tidak memahami ke mana arahnya jika anak mereka tamat kuliah Farmasi dan menjadi apoteker.
"Ini bisa dimaklumi, sebab jumlah apotek di wilayah Flores sangat terbatas. Jadi, menurut mereka lapangan kerja jika anak mereka selesai kuliah dan menjadi Apoteker sangatlah sulit.
Kedua, kemampuan ekonomi orang tua sangat minim. Padahal, biaya kuliah di fakultas farmasi cukup mahal.
Berhadapan dengan realitas sosial-ekonomi yang demikian, munculah ide Gusti untuk membangun Yayasan Peduli Foundation (YPF).
'Itu terjadi pada tahun 2021,"ucapnya.
Jadi, mulai tahun 2021, YPF mulai dengan program memberikan beasiswa bagi anak-anak yang berasal dari keluarga kurang mampu di Flores untuk kuliah di bidang Farmasi.
"Untuk mewujudkan gerakan tersebut, YPF sudah melakukan kerjasama dengan lembaga pendidikan tinggi di Kota Semarang yaitu Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Nusaputera (STIFERA). Kami sudah membuat perjanjian kerjasama yang resmi", kata Gusti.
Guti menegaskan ketika anak-anak yang diasuh oleh YPF tamat kuliah dan menjadi apoteker, YPF akan mempercayakan kepada mereka masing-masing untuk mengelola satu apotek .
“Artinya, setelah tamat kuliah, mereka tidak akan kesulitan mendapatkan lapangan kerja, sebab lapangan kerja sudah disediakan”, ujarya.
"Saya sangat yakin, dengan bekal pendidikan yang bagus selama mereka kuliah di Semarang, apa lagi selama kuliah mereka juga bepraktek di beberapa apotek saya di Semarang, mereka akan sangat mampu untuk mengelola apotek di Flores kemudian hari", kata Gusti lagi.
Lebih jauh dari itu, berdasarkan alasan lemahnya kemampuan ekonomi masyarakat di Flores untuk menyekolahkan anak-anak, maka sejak awal tahun ini (2022, red), YPF juga melakukan gerakan penguatan ekonomi masyarakat melalui program 10.000 ekor induk babi untuk masyarakat, dan program pengadaan kapal untuk para nelayan.
“Tujuannya agar warga masyarakat, khususnya petani dan nelayan mampu memaksimalkan sumber daya alam yang ada di Flores. Selain itu, untuk memberdayakan petani supaya lebih produktif dalam mengelola semua lahan tidur,”ujarnya.
"Harapan kami adalah gerakan penguatan ekonomi petani dan nelayan di Flores mampu mendokrak ekonomi masyarakat di sana guna tercapainya kesejahteraan masyarakat. Masyarakat sejahtera maka negara sejahtera. Lembaga kami membantu tugas pokok pemerintah dalam mensejahterakan masyarakat", tutup Gusti Sarifin. (Tedy N.)