HOMILI, Minggu, 21 November 2021: Benar, Akulah Raja!

redaksi - Sabtu, 20 November 2021 15:38
HOMILI, Minggu, 21 November 2021:  Benar, Akulah Raja!Pater Gregorius Nule SVD (sumber: Dokpri)

KEWAPANTE (Floresku.com) -  Hari ini, Minggu,  21 November 2021, Pater Gregor Nule SVD, Pastor Paroki Ratu Rosari, Kewapante,  Keuskupan Maumere kemabli menyapa kita dan menyajikan bagi kita sebuah Homili yang memberikan peringatan sekaligus meneguhkan.

Pater Gregor meramu Homili tersebut  berdasarkan bacaan Hari Pesta Kristus Raja:Dan 7:13-14; Why 1:5-8; Y0h 18:33b-37.

 Selamat menikmati dan menimba pengalaman iman dari Homili Pater Gregor berikut ini!   

 DALAM pemeriksaan awal di Istananya, Pilatus bertanya kepada Yesus tentang status atau identitasNya. “Enkgau inikah raja orang Yahudi?” Yesus tidak langsung menjawab pertanyaan Pilatus. Ia pertama-tama ingin tahu  apakah pertanyaan Pilatus itu berasal dari kata hatinya atau bisik-bisik yang ia dengar dari orang lain. Yesus juga menjelaskan tentang hakekat kerajaanNya  yang unik dan tidak  berasal dari dunia ini. Dan  akhirnya  Yesus menegaskan bahwa Ia adalah Raja (bdk Yoh 18:37). 

Penegasan Yesus ini justeru menjadi salah satu alasan hukuman mati di salib. Yesus dihukum karena Dia mengangkat dan menamakan Diri Raja orang Yahudi. Ini adalah satu pelanggaran berat. 

Sebab barang siapa menamakan diri raja atau punya ambisi menjadi penguasa bangsa Yahudi, ia melawan dan mengkhianati kaisar di Roma. Maka  sanksinya adalah hukuman mati. 

Alasan lain hukuman mati terhadap Yesus adalah tuduhan-tuduhan seperti hujatan terhadap Allah karena Ia menyebut Diri Anak Allah, pencemaran Bait Suci dengan ajaranNya, penodaan agama Yahudi, serta pelanggaran terhadap hukum Taurat dan aturan Hari Sabat, dan lain-lain.            

Tetapi, apa yang dimaksudkan Yesus dengan mengatakan bahwa Dia adalah Raja? Apakah benar Yesus adalah Raja? Jawabannya adalah benar, Yesus adalah Raja. Tetapi Dialah Raja yang berbeda dari raja-raja dunia, yang kaya-kaya, penuh kekuasaan, kemuliaan dan keagungan.  Sedangkan, Yesus adalah Raja yang tidak punya kekayaan, kekuasaan dan keagungan duniawi. 

Buktinya Ia miskin dan tidak memiliki apa pun sebagai alas kepalaNya.  Ia rela menderita aneka tuduhan palsu, penganiayaan, siksaan, dan akhirnya hukuman mati di salib, tanpa  membela Diri dan tanpa pembelaan dari siapa pun.

Meski demikian, Yesus adalah sungguh Raja  agung yang punya kuasa dan kedaulatan atas segala manusia, bangsa dan bahasa. Ia memerintah segala kerajaan dunia dan pemerintahanNya tidak mengenal akhir. 

Dia juga adalah Putera Manusia yang menjadi hakim atas semua makhluk pada akhir zaman dan dikelilingi oleh rombongan besar para orang kudus, sebagaimana digambarkan oleh Nabi Daniel.   

Yohanes menampilkan ciri khas Yesus sebagai Raja yang terluka dan menderita. Sebab Ia mengakui Diri sebagai Raja justeru ketika berdiri di depan Pilatus dalam keadaan menderita, ketika seluruh wajahNya mengucur darah, dan ketika Ia berada dalam sikap diam menunduk.

Inilah tanda Raja yang tidak berdaya. Ia adalah Raja yang datang ke dunia  untuk melayani, dan bukan untuk dilayani, serta bersedia mengorbankan hidupNya demi kebahagiaan dan keseamatan   banyak orang. Ini berarti Dia rendah hati dan suka melayani semua orang.

Hukum utama Kerajaan Yesus, Raja Semesta Alam, adalah kebenaran. Maka kerajaanNya disebut Kerajaan kebenaran. Yesus menegaskan bahwa Ia lahir ke dunia untuk memberi kesaksian akan kebenaran. Dan, hanya orang yang berasal dari kenenaran dan hidup dari kebenaran akan mendengarkan suaraNya. 

Karena itu, Yesus mengundang kita untuk menjadi anggota kerajaanNya. Artinya, kita dipanggil untuk mencintai kebenaran. Mencintai kebenaran berarti selalu berusaha mencari, menciptakan dan hidup menurut kebenaran. Kebenaran akan menuntun kita kepada kedamaian dan keselamatan. 

Orang yang bertindak benar dan hidup dalam kebenaran akan merasa tenang dan damai dalam hatinya. Sebaliknya, orang yang bertindak curang dan tidak benar hatinya  selalu dihantui oleh tindakannya yang jahat.

Jika kita ingin jadikan Yesus  sebagai Raja dalam hidup kita,baik sebagai pribadi, keluarga, komunitas biara maupun masyarakat umumnya, maka hendaknya kita jadikan kebenaran dan damai sebagai prinsip hidup sehari-hari. 

Kita mau menerima dan melaksanakan ajaran-ajaran Yesus dalam hidup sehari-hari, seperti, saling melayani dengan rendah hati dan penuh pengorbanan. Kita juga berusaha hindari sikap mudah menghakimi satu sama lain sebab hanya demikian kebenaran dan cinta tumbuh dan berkembang  dalam hati dan hidup. 

Semoga Yesus, Raja Alam Semesta, menjadi raja kita, sekarang dan selamanya. Amen.  

*Gregorius Nule, SVD, Kewapante, 21 November 2021.

Editor: redaksi

RELATED NEWS