HOMILI, Minggu II C: Paskah: Bertumbuh dalam Iman serta Persekutuan Damai dan Kegembiraan
redaksi - Sabtu, 26 April 2025 11:30

Oleh: Pater Gregor Nule, SVD
PASKAH: BERTUMBUH DALAM IMAN SERTA PERSEKUTUAN DAMAI DAN KEGEMBIRAAN
(Minggu II C: Kis 5:12-16; Why 1: 9-11a.12-13.17-19; Yoh 20:19-31)
SETELAH Yesus mati di salib para murid hidup dalam ketidakpastian dan rasa takut. Itulah sebabnya mereka selalu berkumpul di ruangan tertutup untuk berdoa bersama dan saling meneguhkan satu sama lain. Karena itu, penampakan Yesus Kristus yang bangkit mendatangkan keteguhan hati dan sukacita luar biasa.
Injil Yohanes menceritakan tentang Yesus datang dan berdiri di tengah murid-murid yang sedang berkumpul di sebuah rumah. Dia meneguhkan mereka dengan berkata, “Damai sejahtera bagi kamu”, (Yoh 20:19). Lalu Yesus menunjukkan tangan dan lambung-Nya. Dan, murid-murid yang melihat-Nya yakin bahwa itu Tuhan. Maka mereka sangat bersukacita.
Delapan hari kemudian Yesus datang lagi, memberi salam damai dan mengutus mereka, dengan berkata, “Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga Aku mngutus kamu”.
Sesudah berkata demikian, Ia menghembusi mereka dengan Rohkudus dan berkata, “Terimalah Rohkudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada”, (Yoh 20:21-23).
Yesus yang bangkit hadir pada setiap pertemuan mingguan para murid. Yesus hadir memberikan damai sejahtera kepada mereka. Yesus juga menunjukkan tangan dan lambung-Nya, artinya Ia tampil sebagai Kristus yang telah mengalahkan dosa dan maut serta bangkit dengan mulia.
Di dalam pertemuan itu Yesus menyerahkan misi perutusan kepada para murid-Nya untuk memperluas karya keselamatan kepada umat manusia dengan kuasa Rohkudus.
Akibatnya dari hari ke hari jumlah orang-orang yang percaya semakin bertambah, baik laki-laki maupun perempuan. Dan mereka dikagumi orang oleh karena peri hidup yang baik dan benar, (Bdk. Kis 5:14).
Yesus tidak mengabaikan siapa pun yang hadir dalam pertemuan itu. Dia menyapa Thomas yang lamban percaya. Yesus berkata kepada Tomas, “Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku. Ulurkan tanganmu dan masukkanlah ke dalam lambungKu, dan janganlah engkau tidak percaya lagi melainkan percayalah”, (Yoh 20:27).
Bacaan-bacaan hari ini memberikan kita beberapa pesan berikut.
Pertama, Pertemuan doa dan ibadah para murid Yesus dan jemaat perdana dilakukan secara rutin pada setiap hari Minggu. Dalam pertemuan itu Yesus hadir. Namun, tidak semua anggota jemaat selalu hadiri pertemuan doa dan ibadah hari Minggu, seperti Tomas.
Hal yang sama terjadi pada zaman kita. Banyak orang katolik sering tidak mengikuti ibadah dan misa pada hari Minggu. Tetapi, umumnya mereka merasa biasa-biasa saja. Tidak ada sesuatu pun yang kurang.
Ingatlah, orang yang tidak hadir tidak akan mengalami kehadiran Tuhan yang bangkit, dan kemungkinan besar ia bisa alami kemunduran mutu hidup rohani serta lamban percaya. Sebab ia tidak mendapatkan rahmat dari Allah.
Kedua, Yesus yang bangkit memberikan shalom kepada kita. Dengan demikian, kita dipanggil untuk untuk hidup dalam damai Paskah, serta membagikan dan menghadirkan realitas “syaloom” sebagai wujud dari karya Roh untuk mendamaikan semua, karena damai sejahtera dari Allah justeru ditawarkan kepada semua orang dan bangsa tanpa kecuali.
Orang yang telah mengalami pencurahan Rohkudus akan sanggup berkata-kata dengan bijaksana, bertindak atas dasar kasih dan rela mengampuni dengan tulus.
Ketiga, Yesus mengutus para murid untuk mewartakan Kerajaan Allah dan menanamkan nilai-nilainya, seperti kerukunan, persatuan, persaudaraan, kerja sama, kejujuran dan kebenaran di dalam hati semua manusia.
Karena itu, para murid Kristus harus berjuang melawan kuasa kegelapan yang merajalela di mana-mana dan berusaha menggagalkan misi Yesus. Tetapi, Yesus membela kita dan memberi kuasa untuk mengusir dan mengalahkan roh jahat itu.
Sebab roh jahat dan kuasa kegelapan selalu mengancam setiap orang di mana-mana. Bentuk kuasa roh jahat bisa beraneka ragam, seperti penyalahgunaan kuasa yang menindas orang lain, khususnya yang kecil dan miskin. Transaksi jual-beli manusia khususnya wanita dan anak-anak. Sering terjadi pertengkaran, perselisihan, ketidakberesan dan kekacauan di dalam keluarga dan masyarakat.
Ada juga ketidaksetiaan dan ketidakseriusan dalam melaksanakan tugas, tanggung jawab dan komitmen sebagai pekerja di kantor, perusahaan, toko, rumah tangga atau sebagai biarawan/ti dan suami-isteri, dan lain-lain.
Orang yang sungguh setia dalam komitmen hidup sehari-hari berarti ia sudah dijiwai oleh semangat dan Roh Yesus yang telah mengalahkan dosa dan maut. Ia terus percaya kepada Kristus dan hidup dalam iman. Dan, pada akhir zaman ia diperkenankan melihat Tuhan dari muka ke muka.
Semoga Tuhan Yesus memberkati kita sekalian!
Kewapante, Minggu, 27 April 2025. ***