HOMILI P Gregor Nule SVD: Perjumpaan yang Membawa Sukacita dan Damai Sejahtera! 

redaksi - Sabtu, 18 Desember 2021 20:52
HOMILI P Gregor Nule SVD: Perjumpaan yang Membawa Sukacita dan Damai Sejahtera! P Gregor Nule SVD (sumber: Dokpri)

KEWAPANTE (Floresku.com)- Hari ini, Minggu, 19 Desember 2021, Pater Gregor Nule SVD, Pastor Paroki Ratu Rosari, Kewapante,  Keuskupan Maumere kembali menyapa kita dengan sebuah Homili yang menyejukkan dan membawa harapan.

Pater Gregor meramu Homili tersebut  berdasarkan bacaan Minggu IV Adven C:  Mi 5: 2-5a; Ibr 10:5-10; Luk 1:39-45.

PERJUMPAAN YANG MEMBAWA SUKACITA DAN DAMAI SEJAHTERA! 

Minggu ke-4 masa adven menampilkan sosok wanita yang menjadi tokoh adven untuk menyingkapkan misteri penjelamaan Allah menjadi manusia. Nabi Mikha menubuatkan rencana Allah sejak semula bahwa seorang wanita mengandung dan melahirkan seorang di Betlehem dan akan menjadi damai sejahtera. Ia akan memerintah Israel sampai ke ujung bumi.  

Injil menampilkan dua wanita saleh, Maria dan Elizabet. Maria seorang gadis belia, dan Elizabet wanita lanjut usia. Tetapi keduanya telah berkenan di mata Allah dan dipilih menjadi ibu. Keduanya mengandung dan akan melahirkan anak laki-laki. Kehamilan yang dialami keduanya merupakan anugerah Allah, karena Maria belum bersuami dan Elizabet mandul. 

Perjumpaan kedua wanita saleh ini melahirkan sukacita dan damai sejati. Maria dan Elizabet bersalaman dengan madah pujian  yang berdaya ilahi. Sebab ketika Elizabet mendengar salam Maria anak dalam kandungannya melonjak kegirangan dan ia juga dipenuhi Rohkudus.  

Oleh kuasa Rohkudus itu Elizabet memuji dan memberkati Maria sambil memberi kesaksian bahwa Maria adalah wanita beriman pilihan Allah untuk  menjadi ibu Tuhan. Elizabet berkata, “Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu…. Dan berbahagialah ia yang telah percaya, sebab firman Tuhan yang dikatakan kepadanya akan terlaksana”, (Luk 1:42.45). 

Maria menjadi orang yang paling berbahagia dan diberkati di antara semua perempuan, pertama-tama karena dia percaya. Maria telah percaya kepada Tuhan dan kepada firmanNya. 

Dan karena iman itulah maka apa yang telah difirmankan kepadanya akan terlaksana. Dengan kata lain, Tuhan melaksanakan rencana kelahiran PuteraNya melalui Maria karena ia percaya. Dan Maria ditetapkan  menjadi ibu Yesus karena ia percaya kepada Allah dan firmanNya.

Kita dapat tegaskan bahwa tanpa iman Maria tidak pernah akan menjadi ibu Yesus. Sebab Yesus dikandung bukan dari darah, bukan dari keinginan jasmani dan bukan pula dari keinginan seorang laki-laki (bdk. Yoh 1:13). 

Tetapi, Maria mengandung dari Rohkudus, sebagaimana disampaikan  melalui khabar Malaekat. Dan Maria sungguh percaya akan Sabda Tuhan itu. Itulah sebabnya ia berkata, “sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanMu itu”(Luk 1: 38). 

Pernyataan “Aku ini hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanmu” berarti  sebagai “wanita yang terpuji di antara segala wanita”.

 Maria tampil sebagai hamba Allah dan sekaligus pelayan bagi yang lain. Maria bukanlah wanita sombong yang perkenalkan diri sebagai “Bunda Tuhan”, melainkan ia adalah hamba Tuhan dan pelayan umat manusia. Ia mengunjungi Elizabet, saudaranya, untuk menyalurkan berkat dan sukacita yang dialaminya, dan sekaligus melayani Elisabet yang mengandung pada masa tuanya. 

Hari ini Maria tampil bagi kita sebagai tokoh adven sejati. Ia menjadi teladan sejati persiapan menyongsong kedatangan Tuhan sebab dia yang secara langsung terlibat di dalam misteri penjelmaan Putera Allah, karena ia sungguh percaya akan Sabda Allah. 

Kita belajar dari Maria dan Elisabet untuk selalu percaya bahwa kata-kata dan titah Tuhan akan terlaksana. Janji keselamatan Tuhan bagi manusia tidak pernah sia-sia. Maka kita belajar mengimani kebenaran Sabda Allah dan berusaha hidup selaras dengan pesan Sabda Allah.

Inilah cara yang benar bagi kita menyiapkan diri menantikan kedatangan Tuhan sekarang dan di masa yang akan datang. 

Maria juga memberi contoh tentang bagaimana mengimani Allah dalam segala situasi hidup, suka dan duka, sakit dan sehat, sukses dan gagal, dll.  Ia menjadi tempat diam pertama Yesus, Tuhan, di atas bumi ini.  

Meski demikian ia tidak sombong, tidak bicara banyak untuk menonjolkan kehebatan dan perannya.  Seperti Maria, kita pun dalam segala hal hendaknya tampil sebagai hamba Tuhan dan pelayan tulus bagi sesama untuk menyalurkan damai dan keselamatan. Amen.

Kewapante, 19 Desember 202. ***

 

RELATED NEWS