HOMILI Pater Gregor Nule SVD: Kita Dipanggil Menjadi Gembala yang Baik

redaksi - Sabtu, 07 Mei 2022 20:00
HOMILI Pater Gregor Nule SVD: Kita Dipanggil Menjadi Gembala yang BaikPater Gregor Nule SVD, Pastor Paroki Ratu Rosari, Kewapanten, Keuskupan Maumere (sumber: Dokpri)

 (Minggu IV Paska C: Kis 13:14.43-52;Why 7:9.14b-17; Yoh 10:27-30)

HARI ini bersama Gereja sejagat kita merayakan hari Minggu Gembala yang Baik atau Hari Doa Panggilan Sedunia yang ke-59.

Injil mewartakan tentang betapa besar kasih Yesus kepada domba-domba-Nya. Ia mengenal mereka, melindungi mereka terhadap bahaya, dan memberikan mereka hidup yang kekal. 

Yesus berkata, “Domba-dombaKu mendengarkan suaraKu, dan Aku mengenal mereka, dan mereka mengikuti Aku”, (Yoh 10:2).  

Sebaliknya, para murid diundang untuk mengenal Yesus, berusaha mendengarkan suaraNya dan berjalan mengikuti gembalanya. Para murid hendaknya belajar menjadi domba-domba yang baik, taat dan selalu berusaha menanggapi kasih Yesus, sang Gembala, dengan mengikutiNya sebagai jalan, kebenaran dan hidup serta  jaminan keselamatan kekal.

Melalui perumpamaan ini Yesus juga mengajak kita untuk belajar menjadi domba-domba yang baik dan sekaligus gembala yang baik. Yesus ingin meyakinkan kita bahwa Ia sungguh mengenal dan mencintai kita. 

Kita diundang  untuk mendengarkan suaraNya dan mentaati perintah-perintahNya. Yesus menghendaki agar kita menjadi murid yang taat dan setia, karena hanya dengan taat pada Sabda Yesus dan melaksanakannya kita  akan selamat. 

Oleh karena itu, ada dua poin penting yang patut kita renungkan pada hari ini.

Pertama, syarat yang paling utama untuk menjadi domba yang baik adalah mendengarkan suara Yesus. Mendengarkan berarti memusatkan perhatian pada sumber suara dan isi pesan dari suara itu. 

Mendengarkan suara Yesus berarti memberi perhatian khusus terhadap ajaran dan perintah-perintah Yesus yang disampaikan kepada kita melalui Alkitab, yang mesti kita baca, renungkan dan hayati setiap hari. 

Selain itu, suara Yesus, sang Gembala sejati, bisa muncul dalam lubuk hati kita yang paling dalam dan ingin menyampaikan pesan-pesan tertentu, pada saat-saat khusus dalam hidup. 

Maka kita hendaknya  mendengarkan arahan suara hati dengan teliti dan mengikutinya. Suara hati yang baik dan benar akan menuntun kita kepada hidup yang baik dan benar. Itulah suara Tuhan yang patut kita ikuti dan taati.

Kita juga mesti mendengarkan suara sang Gembala melalui orang-orang di sekitar kita, melalui segala peristiwa hidup, baik suka maupun duka, dan juga  melalui tugas dan panggilan kita sebagai imam, biarawan/wati, awam, orangtua, anak, guru, siswa/I, pengusaha, pekerja, majikan, buruh, dll. Seluruh peristiwa hidup bisa menyuarakan pesan Tuhan yang patut kita dengarkan dan renungkan. 

Maka  kita mesti membuka hati untuk mendengarkan suara Yesus, sang Gembala sejati, yang terkadang sumber dan pesannya tak dapat kita duga. 

Kedua, belajar mengenal dan mencintai Yesus dan sahabat-sahabatNya. Cinta Yesus Kristus adalah cinta seorang gembala. Ia menjamin agar tak seorang pun hilang dan binasa, atau direnggut dari tanganNya.  

Yesus sungguh mengenal kelemahan dan kerapuhan kita, umatNya. Maka sebagai Gembala yang baik, Yesus mencari dan menemukan domba yang hilang, serta memberi hidup sejati kepada mereka yang telah jatuh binasa.  

Yesus rela berkorban demi kebaikan dan keselamatan umat manusia semata-mata karena cinta.  Ia menjaga dan melindungi kita dari segala ancaman dan bahaya.

Sebagai pengikut Yesus, kta dipanggil untuk menanggapi cinta dan kebaikan Yesus, sang Gembala Baik, melalui tekad dan komitmen menjadi gembala yang baik bagi orang-orang di sekitar kita. 

Kita dipanggil menjadi cerminan dan pancaran kasih Allah bagi sahabat-sahabat Yesus. Kita dipanggil menjadi gembala baik di tengah umat paroki, keluarga, komunitas biara, masyarakat, kantor, perusahaan, toko serta tempat hidup dan  kerja kita masing-masing. 

Kita dipanggil menjadi gembala baik bagi semua orang, termasuk orang-orang kecil, miskin, sederhana, sakit, orang berdosa dan mereka yang tersingklirkan dari pergaulan sehari-hari. 

Kita hadir untuk memperhatikan, menolong, melindungi, dan menjaga mereka dari segala bentuk tindakan dan perlakuan tidak adil.  Ketika kita melayani orang-orang sakit, kecil dan menderita dengan penuh kasih, kita melayani Yesus sendiri.  Sebab mereka semua adalah sahabat-sahabat Yesus.

Mari kita berdoa mohonkan panggilan untuk menjadi imam, suster, biarawan/wati, dan awam-awam katolik yang berhati luhur dan berkendak baik. Amen. 

*Kewapante, 07 Mei 2022. ***

 

RELATED NEWS