HOMILI, Pater Gregor Nule, SVD: Minggu, 01 Januari 2023

redaksi - Jumat, 30 Desember 2022 10:47
HOMILI, Pater Gregor Nule, SVD: Minggu, 01 Januari 2023Pater Gregor Nule SVD (sumber: Dokpri)

BERSAMA MARIA KITA MENJALANI TAHUN 2023 DENGAN PENUH HARAPAN

(Minggu Tahun Baru: Bil 6:22-27; Gal 4:4-7; Luk 2: 16-21)

Kita membuka tahun ini dengan penuh kegembiraan dan sukacita. Kita saling mengucapkan selamat tahun baru  dengan aneka harapan dan kerinduan. 

Ada yang mengharapkan tahun yang penuh kemudahan dan keberhasilan dalam melaksanakan rencana-rencana hidup, usaha dan karya. Ada yang mendambakan tahun yang penuh keamanan, kerukunan dan kedamaian dalam keluarga dan masyarakat.

Tetapi, mungkin ada yang merasa ragu dan bimbang. Mungkin ada yang bertanya, apakah kita akan jalani tahun ini dengan baik, aman dan damai? Apakah kita akan berhasil wujudkan cita-cita dan mimpi sampai akhir tahun?

Apakah  kita masih bersama-sama akan membuka tahun baru 2024 nanti? Semua pertanyaan ini menunjukkan keraguan dan ketidakpastian.

Dalam iman kita yakin bahwa Tuhan tidak pernah melepaskan dan membiarkan kita hidup laksana anak ayam yang kehilangan induk, tanpa pegangan dan harapan pasti. 

Karena itu, Gereja mengajak kita untuk membuka tahun baru ini dengan merayakan pesta Santa Perawan Maria, Bunda Allah dan Bunda orang-orang beriman. 

Gereja mempercayakan kepada kita Bunda Maria yang selalu berserah penuh pada Allah dan kehendakNya. Dalam situasi apa pun Maria selalu punya harapan dan terus bersemangat. Maka bagi kita Maria menjadi sosok manusia beriman yang pantas diteladani dalam menapaki seluruh ziarah hidup.

Maria juga punya peran amat penting dalam membantu Yesus Kristus mewujudkan rencana penyelamatan bagi umat manusia dan dunia. 

Dalam Injil hari ini kita buktikan kebenaran ini. Ketika para gembala tiba di Betlehem mereka “menjumpai Maria dan Yusuf, dan Bayi itu yang sedang berbaring dalam palungan” (Luk 2:16). 

Para gembala menjumpai Yesus, Maria dan Yusuf sebagai satu keluarga yang hidup dalam kebersamaan yang rukun dan hangat, meski dalam situasi serba terbatas. 

Maria dan Yusuf, sebagai orangtua, berusaha melindungi dan membesarkan Yesus dengan penuh kasih. Yesus, Anak Allah, memberkati dan menguduskan Keluarga Nazaret, sehingga menjadi model dan teladan bagi keluarga-keluarga dunia. 

Bertolak dari kenyataan ini, kita yakin  bahwa Bunda Maria tidak pernah berada jauh dari kita, anak-anaknya, dan bahkan ia sangat dekat dengan kita. 

Kita bersyukur karena mempunyai seorang ibu yang sangat dekat dan mencintai kita, meskipun terkadang kita nakal dan tidak setia kepada Puteranya. 

Kiranya kedekatan dengan Bunda Maria dan devosi yang benar kepadanya  membantu kita untuk semakin dekat kepada Allah dan semakin memahami kehendak Allah di dalam hidup kita. 

Kita juga belajar dari teladan Keluarga Kudus Nazaret yang hidup dalam kebersamaan yang rukun dan hangat. 

Kita belajar membangun keluarga-keluarga kita agar hidup dalam kedamaian, persekutuan dan ikatan kesatuan pikiran, perasaan,  hati dan karya sehari-hari. 

Sebab keluarga yang bertahan dan langgeng tidak hanya ditentukan oleh banyaknya materi dan kekayaan, tetapi mesti selalu ada bersama-sama dalam seluruh urusan rumah tangganya, dalam suka dan duka, sehat dan sakit, pun dalam untung dan malang. 

Satu tantangan besar kita hadapi di era digital dewasa ini, di mana semua urusan keluarga bisa dilaksanakan secara virtual, melalui SMS, video call, WA, twiter, dll. 

Akibatnya mungkin ada keluarga jarang duduk bersama untuk bicara bersama, buat rencana dan bekerja bersama-sama. 

Bisa terjadi juga bahwa waktu untuk makan dan nonton TV bersama semakin berkurang karena setiap orang punya TV di kamar atau punya HP yang bisa digunakan untuk mengikuti acara-acara tertentu sesuai kesukaan dan minat. 

Di sini, fasilitas yang lengkap dan canggih bisa membuat anggota keluarga hidup dalam dunianya masing-masing. Orang bisa lari dari sesama, ciptakan ruang hidup sendiri dan mulai urus dirinya tanpa libatkan dan butuhkan orang lain. 

Mungkin ada orang yang hanya butuhkan keluarga dan sesamanya apabila alami kekurangan atau kesulitan tertentu. Hal serupa bisa kita alami dalam kehidupan dan urusan KBG, Lingkungan, masyarakat dan hidup bertetangga. 

Selain tantangan di atas, mungkin dalam hidup sehari-hari kita merasa betapa beratnya menghayati iman sebagai pengikut Kristus dan anak-anak Maria yang baik. Kita juga mungkin enggan tampil sebagai saksi Kristus yang sejati di tengah masyarakat dan dunia. Maka mari  kita menyerahkan diri kepada Allah lewat bunda  Maria. 

Bersama Maria tentu kita  punya alasan yang cukup kuat untuk berani melangkah ke depan tanpa ragu dan takut. Yesus  telah mengajar kita agar senantiasa berdoa sebagai tanda penyerahan diri kepada Bapa di surga.  

Dan bunda Maria yang tekun lagi setia dalam doa akan tetap mendampingi kita. 

Apa yang perlu kita takuti?  Jika Maria bersama kita dan kita selalu bersama Maria, kita pasti merasa aman dan dengan penuh harapan  menghadapi segala situasi hidup sehari-hari. 

Kita belajar dari Maria untuk menyimpan semua yang tidak kita pahami di dalam hati dan merenungkannya, (Luk 2:19). 

Karena itu, ingatlah pesan berikut dia awal tahun ini. Jangan menangisi yang sudah berlalu dan hilang, berjuanglah atas apa yang masih ada.  

Jangan menangis karena orang meninggalkanmu, berjuanglah untuk  mereka yang sekarang ada bersamamu; jangan menangis karena orang membencimu, berjuanglah bagi mereka yang mencintaimu. 

Jangan menangisi masa lalu, berjuanglah untuk masa kini dan masa depan dengan segala tantangannya. Jangan menangisi penderitaan, berjuanglah untuk kebahagiaan yang ada. 

Dengan segala yang ada padamu, mulailah belajar bahwa tidak ada hal yang mustahil yang tak dapat diselesaikan jika kita selalu mengandalkan Tuhan.  Teruslah melangkah maju ke depan….  Semoga Tuhan Yesus memberkati kita.

 Selamat Tahun Baru 2023.

Kewapante, 01 Januari 2023. 

P. Gregorius Nule, SVD. ****

RELATED NEWS