Homili Pater Gregor Nule SVD, Minggu, 07 Agustus 2022: Hati Kita Selalu Berada di Mana Harta Kita Berada

redaksi - Sabtu, 06 Agustus 2022 22:17
Homili Pater Gregor Nule SVD, Minggu, 07 Agustus 2022: Hati Kita Selalu Berada di Mana Harta Kita BeradaPater Gregor Nule SVD (sumber: Dokpri)

(Minggu Biasa XIX C: Keb 18:6-9; Ibr 11:1-2.8-19; Luk 12:32-48)

Kitab Kebijaksanaan mengingatkan orang-orang Israel tentang masa perbudakan di Mesir yang sarat dengan penderitaan, ketidakadilan dan tindakan-tindakan yang melanggar hak asasi manusia. 

Tetapi, sebenarnya orang-orang Israel tidak perlu harus mengalami perbudakan seandainya nenek moyangnya tidak bermigrasi ke Mesir, negara yang lebih kaya dan makmur, untuk mencari dan mengumpulkan harta dunia. 

Ambisi hidup makmur dan mengumpulkan banyak harta di negeri yang kaya raya mendatangkan bencana dan malapetaka. 

Tetapi Allah mendengarkan keluh kesah, ratap tasgis dan memperhatikan nasib buruk mereka. Allah membebaskan mereka dan membawa mereka ke tanah Kanaan yang sejahtera dan melimpah susu dan madu. 

Injil Lukas berbicara tentang banyak orang yang mau mengikuti Yesus. Namun sedikit sekali orang yang mau menjadi murid yang setia. Mereka inilah yang disebut kawanan kecil. Dan, Yesus minta supaya kawanan kecil ini bertahan sampai akhir. 

Syarat supaya mereka bisa bertahan adalah mengumpulkan harta yang menjamin kebahagiaan dan hidup yang kekal.  

Maka Yesus menasehati  agar mereka ingat akan bahaya harta kekayaan dunia. Yesus berkata, :Juallah segala milikmu dan berilah sedekah! Buatlah bagimu pundi-pundi yang tidak menjadi tua, suatu harta di surga yang tidak dapat habis, yang tidak dapat didekati pencuri, dan yang tidak dirusak ngengat. Karena di mana hartamu berada ditu juga hatimu berada”, (Lk 12:33-34).

Dengan kata lain, kawanan kecil hendaknya bebaskan diri ikatan harta dunia lalu mengarahkan perhatian kepada harga surgawi. 

Karena harta duniawi mudah rusak dan hilang. Sebaliknya harta surgawi bertahan selamanya karena tidak pernah habis, tidak mungkin dicuri oleh siapa pun dan tidak dapat dirusakkan oleh ngengat. 

Apakah kekayaan atau harta dunia ditolak oleh Yesus? Apakah orang-orang kaya tidak pantas menjadi pengikut Yesus yang sejati? 

Jawabannya adalah tidak. Kekayaan atau harta dunia merupakan pemberian Tuhan melalui usaha dan kerja keras manusia. 

Orang-orang kaya juga tidak pernah ditolak Yesus. Kita sebutkan Mateus,, seorang pemungut cukai kaya, yang menjadi salah seorang dari keduabelas Rasul. Atau Yakobus dan Yohanes yang berasal sebuah keluarga yang kaya dan mapan. Injil menyebut juga Zakheus, Kepala Pemungut Cukai yang kaya, menerima tawaran Yesus untuk bertamu di rumahnya . Ada juga janda-janda yang setia mengikuti Yesus dan melayaniNya dengan kekayaan mereka dalam seluruh pelayanan Yesus dan para rasul.

Meskipun demikian, Yesus mengingatkan kita agar berhati-hati terhadap harta dunia yang mudah sekali membutakan hati manusia. 

Tak dapat disangkal bahwa dunia kita dikuasai oleh kecenderungan untuk mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya. Akibatnya orang bekerja dan terus bekerja  sampai-sampai ia lupa diri, serta tidak punya waktu untuk Tuhan dan untuk orang lain di sekitarnya. 

Ada juga  yang memanfaatkan tenaga dan keahlian orang lain untuk kepentingannya sendiri. Kita beri contoh orang-orang Mesir yang  memperkejakan orang-orang Ibrani secara paksa tanpa belaskasihan dan upah yang jelas untuk kemegahan kota-kota di Mesir dan kemasyuran nama mereka. 

Harta, kuasa dan popularitas telah menutup telinga mereka terhadap isak tangis anak-anak dan ibu-ibu, serta membuat hati mereka menjadi  sombong dan serakah. Mungkin juga ada contoh-contoh lain.

 Itulah sebabnya Yesus berkata di mana hartamu berada di situ pun hatimu berada. Selain itu, Yesus juga meminta  kita sekalian agar rela  melakukan amal dengan apa yang kita miliki. 

Sebab beri waktu untuk Tuhan dan memberi sedekah kepada orang miskin merupakan suatu bentuk menyiapkan pundi-pundi untuk harta surgawi yang menjamin kebahagiaan dan keselamatan kekal.

Yesus tidak mengajak kita bermalas-malas serta berserah pada nasib dan menjadi miskin. Tetapi Yesus juga mengingatkan kita bahwa segala harta yang kita usahakan dan miliki sangat sedikit nilai dan gunanya, jika tidak kita gunakan melakukan amal dan menyebarluaskan Kerajaan Allah di dunia ini. Amen.

Kewapante, 07 Agustus 2022. ***

 

Editor: redaksi

RELATED NEWS