HOMILI Pater Gregor Nule SVD, Minggu 23 Januari 2022: Tekun Mendengarkan Sabda Allah ...
redaksi - Sabtu, 22 Januari 2022 19:41'Tekun Mendengarkan Sabda Allah adalah Jalan Menuju Pembangunan Hidup".
(Minggu Biasa III C: Neh 8:3-5a.6-7.9-11; 1Kor 12:12-30; Luk 1:1-4.4: 14-21)
Ilustrasi: Seorang kakek hidup di sebuah dusun terpencil dengan cucu lelakinya yang masih muda. Setiap pagi sang kakek bangun lebih awal dan membaca Alkitab di kamar tidurnya. Sudah lama cucunya ingin sekali meniru kebiasaan kakeknya. Suatu hari sang cucu bertanya, “kakek, aku mencoba membaca Alkitab seperti yang kakek lakukan setiap hari, tetapi aku tidak memahaminya dan apa yang aku baca aku lupakan segera setelah aku menutup Alkitab.
Apa manfaat dari membaca Alkitab, kakek?
Dengan tenang sang kakek mengambil sebuah keranjang terbuat dari daun lontar, tempat menyimpan arang dan abu dapur, lalu berkata kepada cucunya, “Bawa keranjang ini ke laut, isilah dengan air dan bawalah ke mari penuh dengan air”.
Sang cucu melakukan seperti yang diperintahkan kakek. Tetapi air habis menetes sebelum tiba di depan rumah. Melihat itu kakeknya tersenyum dan berkata, “usahakan lagi hal yang sama dan bisa lebih cepat lagi”.
Maka cucunya kembali lagi ke laut dan mengambil air lalu berlari kembali ke rumah. Tetapi hasilnya tetap sia-sia, keranjang kosong. Ia tidak bawa air sedikit pun. Berulang kali ia lakukan hal yang sama, tetapi tetap saja sia-sia.
Dengan napas terengah-engah, ia berkata kepada kakeknya bahwa mustahil membawa air dari laut ke rumah dengan keranjang daun lontar. Ia berkata lagi, “kakek sudah lihat, sia-sia semua yang kulakukan”.
Kakeknya menjawab, “jadi kamu pikir sia-sia semua usahamu, anakku? Lihatlah baik-baik keranjang itu!” Sang cucu melihat keranjang yang tersimpan di depan matanya.
Dan untuk pertama kalinya ia menyadari bahwa keranjang itu telah berubah dari keranjang arang dan abu yang kotor menjadi keranjang yang bersih luar dan dalamnya”.
Maka kata kakeknya, “cucuku, hal inilah yang terjadi ketika kamu membaca Alkitab. Kamu tidak bisa ingat dan memahami segalanya. Tetapi ketika kamu membacanya dengan tekun dan terus-menerus, kamu akan alami pembaharuan dan perubahan luar dan dalam dirimu. Hatimu menjadi baru dan tindakanmu pun berubah”.
Kitab Nehemia melukiskan tentang pentingnya membaca dan mendengarkan Firman Allah dengan tekun dan penuh perhatian. Imam Ezra mengumpulkan umat Israel yang baru kembali dari tawanan Babilon untuk mendenganrkan inti pokok Taurat Tuhan yang telah mereka ingkari dan khianati.
Imam Ezra membuka Kitab Taurat di depan mata seluruh umat, lalu memuji Allah yang mahaagung dan semua orang menyahut, “Amin. Amin!”, sambil mengangkat tangan. Mereka berlutut dan sujud menyembah kepada Tuhan dengan muka sampai ke tanah.
Sabda Tuhan yang diwartakan imam Ezra, Nehemia dan orang-orang Lewi telah membuat hati umat Israel remuk dan hancur. Akibatnya mereka bersedih dan menangis.
Tetapi imam Ezra mengingatkan mereka agar tidak bersusah hati, melainknan sebaliknya bersukacita karena Tuhan adalah perlindungan mereka. Mreka mesti makan, minum dan bersukacita, sebab inilah hari Tuhan dan saat keselamatan mereka.
Pewartaan Firman atau Taurat Tuhan telah menyadarkan umat Israel akan ketidaksetiaan pada janji Allah. Pewartaan yang sama juga telah membuat hati mereka tersentuh untuk berbalik kepada Allah dari jalan yang sesat, serta sekaligus membaharui perjanjjian dengan Allah dan menyatakan kesetiaan kepada Allah, Tuhan mereka. Inilah bukti pembaharuan hati dan cara hidup yang mereka alami berkat kekuatan Firman Allah.
Bagian pertama Injil hari ini menegaskan tentang tujuan Lukas mencatat dan menulis sebuah buku yang kita sebut Injil Lukas, yakni agar Theofilus mengetahui bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadanya sungguh benar.
Dengan kata lain, buku ini dimaksudkan untuk meneguhkan iman Theofilus. Maka apa pun yang akan terjadi dalam perjalanan hidup dan imannya, dia dapat membuka buku itu dan memperdalam imannya.
Lalu, siapakah Theofilus sekarang? Kita boleh tegaskan bahwa Theofilus adalah kita semua, yang adalah orang-orang biasa, tetapi punya iman.
Kita membaca dan mendengarkan Injil tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi yang disampaikan oleh saksi-saksi mata dan pelayan Injil. Dan kita pun percaya bahwa semua yang diajarkan itu sungguh benar.
Karena itu, sebagaimana sang kakek, dalam ilustrasi di atas, yang tekun membaca Alkitab, kendatipun ia tidak paham seluruhhnya. Meski demikian, selalu saja ada perubahan dan pembaharuan dalam hati dan hidupnya.
Kita pun hendaknya setia membuka, membaca dan mendengarkan Injil untuk meneguhkan iman dan harapan, serta menata hidup sehari-hari.
Maka hal yang mesti terjadi setiap kali kita membaca atau mendengarkan Injil adalah merasa ditantang untuk menerima, mengamini dan melaksanakan apa yang kita dengar, sebagaimana bangsa Israel saat mendengarkan pewartaan Imam Ezra.
Ini berarti seiap kali membaca dan mendengarkan Firman Allah kita bertekad untuk membaharui hati, mengubah sikap dan tingkah laku yang salah, serta membuat komitmen untuk hidup lebih baik dan benar selaras dengan kehendak Allah dan pesan-pesan Injil. Amen. ***
Kewapante, Minggu, 23 Januari 2022.