HOMILI Pater Gregor Nule, SVD, Minggu 31 Desember 2023
redaksi - Sabtu, 30 Desember 2023 17:34KELUARGA KUDUS NAZARET MENJADI MODEL KELUHURAN HIDUP KELUARGA KRISTEN
(Pesta Keluarga Kudus, Kej 15: 1 - 6. 21, 1 - 3; Ibr 11:8. 11 – 12. 17-19; Luk 2: 22 - 40)
Ilustrasi
Ada sebuah keluarga yang hampir selalu hidup dalam kekacauan. Suatu sore terjadi perkelahian antara ayah dan ibu. Keduanya saling berteriak. Anak-anak yang masih kecil itu hanya terdiam dalam ketakutan. Tiba-tiba anak sulung yang berumur sekitar 13 tahun keluar rumah, meminjam HP seorang temannya dan menelpon ayahnya.
Ayahnya segera mengangkat Hp dan merasa kaget ketika mendengar suara seorang wanita muda yang berkata, “Selamat sore pak. Maaf pak, saya adalah seroang wartawan dan sedang mengadakan penelitian untuk sebuah Majalah Keluarga.
Wartawan itu bertanya, “Apakah pak mencintai isteri? Sang suami yang ditanya secara tiba-tiba, terbata-bata menjawab”Ya,ya……tentu nona…seperti biasa. Saya mencintai dia”.
Ia bertanya lagi, “Apakah saya bisa bicara dengan isterimu?” “Baiklah”. Lalu ia berkata kepada isterinya, “Mery, datanglah kemari sebentar”.
Wartawan berkata, “Maaf ibu, saya sedang mengumpulkan data untuk suatu penelitian Majalah Keluarga. Apakah ibu sungguh mencintai suami”.
Ketika hendak menjawab pertanyaan itu, sang ibu mengenali suara anak perempuannya. Ia terdiam, menundukkan kepala dan meneteskan air mata.
Wartawan iru berkata, “Terimakasih, ibu”.
Sang suami mengambil sapu tangannya, menghapus keringat di dahinya, lalu duduk di samping isterinya, memeluk isterinya dan membisikkan sesuatu di telinganya. Ia berkata,”Mery, yang kita perlukan adalah secangkir teh hangat”.
Refleksi
Mungkin ilustrasi di atas sangat berlebihan. Tetapi, terkadang kita jumpai keluarga-keluarga yang demikian. Akibatnya hidup suami, isteri dan anak-anak berantakan, dan suasana rumah mereka kacau-balau laksana neraka.
Hari ini kita merayakan pesta Keluarga Kudus Nazaret yang menjadi model dan teladan bagi keluarga-keluarga kita.
Namun, mungkin ada yang berkecil hati dan merasa bahwa hidup Keluarga Nazaret hanya menjadi ideal atau cita-cita yang mustahil dan tak mungkin diikuti.
Keluarga Kudus Nazaret sebetulnya merupakan keluarga biasa, sebagaimana keluarga-keluarga lain pada umumnya di Nazaret.
Tetapi, Keluarga Nazaret sungguh menonjol dalam hal iman dan kepasrahan kepada Allah.
Bukti iman Yosef dan Maria tampak nyata dalam lika-liku hidup mereka sebagai suami-isteri dan orang tua, khususnya ketika mereka bisa melewati dan mengatasi aneka tantangan dan cobaan.
Yosef sanggup keluar dari kebingungan dan niat untuk meninggalkan Maria ketika mengetahui bahwa Maria sudah mengandung padahal keduanya belum hidup bersama sebagai suami-isteri.
Yosef juga taat pada perintah Allah untuk segera berangkat ke Mesir guna menyelamatkan Kanak-kanak Yesus dari ancaman kekejaman Herodes yang memerintahkan untuk membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya.
Maria pada pihaknya menghadapi misteri karya agung Allah dengan sikap penuh keterbukaan dan pasrah.
Kendatipun Maria bingung mendengarkan khabar Malaekat Gabriel, tetapi ia menyatakan kesediaannya untuk menerima tawaran menjadi ibu Tuhan.
Maria berkata, “Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu”.
Dan tatkala Maria tidak memahami jalan-jalan Tuhan ia selalu menyimpan semuanya di dalam hati dan merenungkannya. Inilah bukti kepasrahan Maria kepada kehendak Allah.
Maria dan Yosef membawa bayi Yesus ke Yerusalem untuk dipersembahkan kepada Allah sebagai perwujudan iman seperti yang dititahkan dalam Hukum Taurat. Kanak-kanak Yesus dsambut dan ditatang oleh Simeon dan memeberkati mereka. Mereka juga membawa Yesus yang berusia 12 tahun untuk beribadah di Bait Allah sesuai tuntutan Hukum Taurat.
Dan, berkat perhatian penuh kasih dari kedua orangtuaNya, Yesus terus bertumbuh menjadi besar dan kuat, semakin dicintai oleh manusia dan penuh hikmat serta kasih karunia di hadapan Allah
Bagi kita, hal istimewa yang membuat keluarga Nazaret menjadi model dan teladan bagi keluarga-keluarga kristen adalah kehadiran Yesus sebagai Tuhan dan penyelamat di dalamnya.
Kehadiran Yesus justeru memungkinkan keluarga yang biasa-biasa dan manusiawi mendapat status ilahi, yakni menjadi keluarga kudus.
Keterbukaan Maria dan Yosef membiarkan Tuhan terlibat dan berkarya di dalam dan melalui mereka untuk menyelamatkan umat manusia merupakan syarat dan jalan emas yang patut diteladani oleh keluarga-keluarga kita.
Karena itu, Keluarga Nazaret adalah benar-benar sebuah keluarga beriman, yang patut menjadi model bagi keluarga-keluarga kristen lainnya.
Kita belajar untuk terus beriman dan berpasrah pada kehendak Allah dalam situasi apa pun. Suka maupun duka. Berhasil maupun gagal.
Kita belajar untuk diam, menyimpan semua dalam hati ketika berhadapan dengan hal-hal yang tidak kita pahami, serta membiarkan Tuhan berbicara kepada kita dan menunjukkan jalan hidup yang baik dan benar bagi kita.
Sebab ketika kita terdiam kita bisa mendengarkan suara Tuhan dan suara orang-orang di sekitar. Sebaliknya jika kita banyak bicara maka kita hanya bisa dengar suara sendiri, lalu telinga dan hati kita tertutup untuk dengarkan suara Tuhan dan suara sesama.
Kita juga belajar untuk setia menjalankan komitmen dan tanggung jawab, baik sebagai orangtua, anak-anak, suami dan isteri. Memang semuanya menuntut perjuangan dan pengorbanan.
Tidak gampang menjadi orang tua yang baik dan bertanggungjawab. Tidak gampang menjadi anak-anak yang taat dan takwa. Dan, tidak gampang menjadi suami-isteri yang setia.
Tetapi, tidak ada yang mustahil bagi orang yang sungguh beriman kepada Tuhan dan berpasrah kepada penyelenggaraan ilahi.
Semoga Tuhan Yesus memberkati dan menjadikan keluarga-keluarga kita kudus.
Kewapante, 31 Desember 202.
P. Gregorius Nule, SVD ***