HOMILI, Pater Gregor Nule, SVD, Minggu Biasa XXV A, 24 September 2023

redaksi - Sabtu, 23 September 2023 08:35
HOMILI, Pater Gregor Nule, SVD, Minggu Biasa XXV A, 24 September 2023Pater Gregor Nule SVD (sumber: Dokpri)

ALLAH TIDAK PERNAH PILIH KASIH

 (Minggu Biasa XXV A: Yes 55: 6-9;Flp 1:20c.24-27a;Mat 20:1-16a)

Ilustrasi:        

Seorang ibu pernah menceritakan mimpinya sebagai berikut, “ Dalam mimpi saya mengalami bahwa Tuhan meletakkan di tanganku  dua buah kotak. 

Kata Tuhan, “Masukkan semua penderitaanmu ke dalam kotak hitam, dan semua kebahagiaanmu ke dalam kotak emas”. 

Maka ketika mengalami kesedihan dan penderitaan saya masukkan ke dalam kotak hitam, dan saat alami sukacita serta kegembiraan saya masukkannya ke dalam kotak emas. 

Anehnya kian hari kotak emas semakin berat, sedangkan kotak hitam tidak pernah bertambah beratnya. Maka dengan rasa penasaran saya membuka kotak hitam, dan ternyata ada lubang di bawahnya sehingga semua penderitaan yang saya masukkan selalu jatuh keluar. 

Saya tunjukkan lubang itu kepada Tuhan dan berkata, “mengapa kotak ini berlubang? Ke mana perginya semua penderitaanku?”. 

Tuhan tersenyum dan berkata, “Anakku, semua penderitaanmu ada padaKu”. Lalu saya tanya lagi, “Mengapa Tuhan memberikan saya kedua buah kotak itu?” 

Tuhan menjawab, “Anakku, kotak emas ada padamu agar engkau selalu menghitung rahmat yang Kuberikan kepadamu, sehingga engkau selalu tahu bersyukur. Sedangkan kotak hitam Kuberikan agar engkau tidak pernah mengingat penderitaanmu, karena semuanya ada padaKu”. 

Refleksi:

Bacaan-bacaan hari ini mengajak kita untuk memahami rencana Tuhan bagi semua manusia. Ada suka, ada duka. Ada penderitaan, ada kegembiraan dan sukacita. Ada sakit-penyakit, ada kesehatan dan kesejahteraan. 

Tuan kebun anggur memberikan upah yang sama yakni satu dinar, baik kepada mereka yang bekerja selama kira-kira  12 jam maupun kepada mereka yang  hanya bekerja satu jam saja. 

Ada kehidupan dan ada kematian.  Terkadang kita tidak paham dan juga tidak berdaya menghadapi semua  peristiwa yang mengganggu ketenangan dan kedamaian hati kita. Apa maksud Tuhan di balik semua lika-liku hidup manusia? 

Satu hal yang pasti yaitu bahwa Tuhan selalu menginginkan yang terbaik bagi manusia. Tuhan ingin agar kita selamat dan kelak bersatu denganNya untuk selamanya. 

Hal ini ditegaskan Yesaya dalam bacaan pertama bahwa rancangan Tuhan sangat berbeda dengan rencana manusia (Yes 55:8). 

Dan, rencana Tuhan itu jauh lebih baik daripada rencana kita. Menurut pemazmur, Tuhan baik terhdap semua orang, baik orang jahat maupun orang baik. Tuhan tidak pernah pilih kasih.   

Penginjil Mateus juga mengisahkan tentang rencana Tuhan untuk menyelamatkan semua manusia. Tuhan ingin agar semua manusia mendapatkan kesempatan yang sama untuk mengalami hidup dan keselamatan yang sejati. 

Oleh karena itu, Tuhan sendiri berinisiatif untuk mencari dan menemukan manusia,  laksana pemilik kebun anggur yang mencari pekerja untuk kebun anggurnya dengan upah yang pantas. 

Perumpamaan ini menonjolkan peranan tuan kebun anggur yang mencari pekerja, menawarkan  dan memberi upah yang setimpal. 

Ia mengajak siapa saja yang mau bekerja di kebun anggurnya. Ia juga memberikan upah yang sama yakni satu dinar, baik kepada mereka yang bekerja selama kira-kira  12 jam maupun kepada mereka yang  hanya bekerja satu jam saja. 

Hal ini menimbulkan protes keras dari para pekerja  yang mulai bekerja pagi hari dan menuduh  pemilik kebun anggur berlaku tidak adil terhadap mereka.

Perumpamaan ini mau menunjukkan bahwa pikiran dan rancangan Allah sungguh berbeda dan bahkan bertentangan dengan pikiran dan rancangan manusia. 

Allah sebagai Tuan Kebun Anggur  mengajak siapa saja untuk hidup bersamaNya dalam Kerajaan Surga. 

Memang tidak semua orang nenanggapi pangilan Allah dan datang pada waktu yang bersamaan. Ada yang cepat menanggapi ajakan Tuhan dan mulai bekerja  lebih awal. 

Ada yang mulai agak terlambat, dan bahkan ada yang sangat terlambat dan mulai terlibat pada saat-saat terakhir. 

Meski demikian, Allah tidak membeda-bedakan lamanya waktu bekerja.  Allah tidak membedakan status dan kedudukan para pekerja kebun anggurNya. Allah tidak membeda-bedakan antara orang suci dan orang berdosa. 

Antara orang kaya dan orang miskin. Antara orang sehat dan orang sakit. Antara orang kuat dan orang lemah. 

Allah juga tidak membeda-bedakan besar-kecilnya upah atau anugerah keselamatan yang diberikan kepada semua manusia. 

Kesempatan untuk mengalami keselamatan ditawarkan kepada semua, asalkan orang mau menanggapi panggilan Tuhan dan datang kepadaNya. Tidak ada kata terlambat bagi orang yang  mau datang kepada  Allah dan hidup dalam persekutuan denganNya.  Semua mendapat jaminan keselamatan yang sama. 

Di sini terletak bukti kerahiman Allah. Allah memberi upah bukan atas dasar keadilan menurut kaca mata manusia, melainkan keadilan atas dasar kasih. Dan, Allah tidak pernah pilih kasih dalam memperlakukan umatNya. 

Itulah sebabnya Tuan Kebun Anggur  menegaskan kepada pekerja yang protes karena merasa diperlakukan tidak adil, “Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau karena aku murah hati?”, (Mt 20:15),

Sebagai anggota Gereja kita patut bersyukur karena telah menjawab “ya” atas ajakan Tuhan untuk datang kepadaNya dan menjadi umatNya. Tetapi, kita mesti sadar bahwa Kerajaan Surga terbuka dan diperuntukkan bagi semua orang. 

Karena itu, kita diminta untuk menjadi perpanjangan tangan dan mulut Allah guna menujukkan jalan bagi siapa saja yang sedang mencari Tuhan. Tidak pantas kita mencibir dan atau iri hati terhadap sesama  yang telah sesat dan ingin  kembali ke Rumah Bapa. 

Semoga Tuhan memberkati kita! Amen.

P. Gregorius Nule, SVD

Kewapante, Minggu, 24 September 2023. ***

 

 

Editor: redaksi

RELATED NEWS