HOMILI Pater Gregor Nule SVD, Minggu Pentakosta, 05 Juni 2022

redaksi - Sabtu, 04 Juni 2022 18:32
HOMILI Pater Gregor Nule SVD, Minggu Pentakosta, 05 Juni 2022Pater Gregor Nule SVD (sumber: Dokpri)

MUKJIZAT PENTAKOSTA: ROH KUDUS MENOLONG KITA UNTUK BERSAKSI  (Kis , 2:1-11; Rom 8:8-17; Yoh 14: 15-16.23-26)

Ilustrasi Hari Pentakosta oleh Herbert R. Sim (Sumber: herbertrsim.com)

Lima puluh hari sesudah Pesta Kebangkitan Yesus atau hari raya Paskah jatuh pada  hari Pentekosta orang Yahudi, yaitu pesta syukur atas hasil panen. Dan, ketika  semua orang Yahudi  dari segala penjuru bumi berkumpul di kota Yerusalem untuk merayakan syukur panen, saat itulah Roh Kudus turun  ke atas para Rasul yang sedang berkumpul di sebuah rumah untuk berdoa.  

Kisah para Rasul melukiskan saat turunnyaRoh Kudus secara dramatis. Tiba-tiba turunlah bunyi dari langit seperti tiupan angin keras memenuhi rumah itu. Muncul pula lidah-lidah api bertebaran dan hinggap di atas para Rasul. 

Saat itulah mereka dipenuhi oleh Roh Kudus. Dan, Petrus beserta murid lainnya mulai berani keluar dari persembunyian dan dengan berani pula berbicara kepada semua orang yang ada di Yerusalem  tentang Yesus dari Nazaret yang telah mati di salib, tetapi kini bangkit mulia dan hidup. 

Roh Kudus telah memberikan kuasa dan keberanian kepada para Rasul untuk berbicara secara terus terang tentang karya agung Allah yang menyelamatkan dalam diri Yesus. 

Pada saat yang sama, anugerah  Roh Kudus juga menyanggupkan semua orang dari segala suku, bangsa dan bahasa untuk memahami pewartaan para Rasul. Mereka mengerti apa yang dikatakan Petrus dalam bahasa mereka sendiri.

Inilah mukjizat Pentakosta. Inilah tanda heran yang terjadi karena kuasa Rohkudus. Para rasul, orang-orang sederhana dan tak berpendidikan tinggi dari Galilea, yang takut mengalami nasib yang sama seperti Yesus, tampil begitu meyakinkan untuk  mewartakan tentang Yesus. 

Ketakutan dan kepanikan para rasul telah diubah menjadi keteguhan hati dan keberanian untuk berbicara di depan umum. Ruang tersembunyi dan tertutup dibuka menjadi tempat doa, pujian dan ibadah sebagai ungkapan iman kepada Allah yang hidup. 

Para Rasul mulai berani memberikan kesaksian tentang iman mereka  kepada siapa saja yang dijumpai.Akibatnya, iman akan Allah mulai bertumbuh dan berkembang di dalam hati pelbagai suku dan bangsa  yang tersebar di seluruh bumi.

Bagi kita mukjizat Pentakosta dan karya Roh Kudus masih tetap nyata saat ini bahkan sampai akhir zaman. Roh Kudus tetap melanjutkan karya keselamatan Allah di tengah dunia ini melalui hidup dan karya seluruh anggota Gereja. 

Melalui  kuasa Roh Kudus, Allah menetapkan seluruh umatNya menjadi tanda kehadiranNya yang menghibur, meneguhkan dan menyelamatkan.

Tugas dan kepercayaan ini hanya  dapat kita laksanakan jika kita senantiasa membiarkan diri dipenuhi, dijiwai dan dirasuki oleh kuasa Roh Kudus. Sebab sebagaimana para Rasul dan umat Gereja perdana dahulu, Gereja zaman ini pun tentu mengalami dan menghadapi aneka tantangan, kesulitan dan hambatan dalam melaksanakan tugas perutusan Yesus di mana saja kita berada. 

Tetapi, kita tidak perlu cemas karena Yesus sendiri menjanjikan  Roh Kudus, Roh Penghibur, yang memberikan  kekuatan bagi siapa saja yang mengalami tantangan, kesulitan dan penderitaan agar tidak kehilangan harapan dan iman.

Yesus bersabda, “,,,,Penghibur, yaitu Roh Kudus yang akan diutus oleh Bapa dalam NamaKu, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu”.(Yoh 14:16). 

Oleh karena itu, dalam semangat Pentakosta ini hendaknya kita sadar bahwa kitapun dipanggil untuk mengemban tugas perutusan yang sama. Maka kita perlu nyatakan dan tunjukkan iman yang mantap kepada siapa saja yang kita jumpai  bahwa dalam ancaman dan bahaya apa pun, Allah tidak pernah berhenti berkarya untuk membebaskan dan menyelamatkan kita, umatNya. Kita pum mesti tetap percaya bahwa Roh Kudus akan selalu menyertai dan menjiwai kita dengan karunia- karunia-Nya.

Hanya dengan demikian, buah-buah Roh Kudus  seperti cinta kasih, pengampunan, persaudaraan, persekutuan, sukacita, damai sejahtera, solidaritas dan keadilan akan semakin mewarnai dan menjiwai sikap, hidup dan perilaku kita sehingga semakin banyak orang percaya kepada Kristus dan mengalami hadirnya Kerajaan Allah di tengah dunia ini.

Itulah juga mukjizat Pentekosta di zaman kita ini. Semoga. Amen

Kewapante, Minggu, 05 Juni 2022.

 

 

 

Editor: redaksi

RELATED NEWS